Pastordepan Media Ministry
Beranda Khotbah Wanita Kuat Ditengah Pria Lemah di Hakim-Hakim 4

Wanita Kuat Ditengah Pria Lemah di Hakim-Hakim 4

Diperikop ini kita melihat bangsa Israel melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Apakah kejahatan mereka kepada Tuhan pada masa hakim-hakim?

Mereka jatuh dalam dosa penyembahan berhala. Sehingga, mereka meninggalkan Tuhan dan hidup dalam kegelapan rohani.

Delapan puluh tahun sebelumnya, negeri ini aman dibawah kepemimpinan Ehud. Pada itu, bangsa itu hidup setia kepada Tuhan. Namun setelah Ehud mati, mereka kembali menyembah berhala.

Karena itu, “TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor.”

Jadi perhatikan, kemenangan Raja Kanaan, itu pemberian Tuhan. Berada ditangan raja Kanaan, artinya mereka akan hidup menderita, ditindas dan dikendalikan dalam segala hal..

Ada satu sudut pandang rohani yang perlu kita lihat dari cara Tuhan memberikan disiplin kepada umat-Nya, yaitu menyerahkan mereka ketangan musuh.

Tuhan tidak ingin umat-Nya menderita. Tetapi untuk kedisiplinan rohani, Tuhan membawa mereka kedalam penderitaan. Untuk apa? Mengingatkan mereka bahwa Tuhan pencipta lebih berkuasa dari berhala-berhala kafir..

Tidak semua penderitaan, Tuhan yang bawa kepada umat-Nya. Ada penderitaan dimana setan yang membawa, misalnya dalam kasus Ayub. Tuhan mengijinkan Setan membuat Ayub menderita, dan itu sifatnya menguji kesetiaan kepada Tuhan..

Sementara penderitaan Israel pada masa Hakim-hakim, sifatnya membawa mereka kembali kepada Tuhan yang benar.

Maka dalam hal ini, penderitaan itu bisa datang karena dosa kita sendiri, sehingga kita ditimpa penderitaan akibat kesalahan kita, tujuannya untuk instropeksi diri dan reformasi.

Sementara penderitaan yang datang bukan karena kesalahan kita, tetapi karena orang lain, atau setan ingin menjatuhkan kita, tujuannya untuk menguji tingkat kesetiaan kepada Tuhan.

Maka, bila kita ditimpa oleh berbagai penderitaan, kita perlu merenung, apakah ini seruan kembali kepada Tuhan karena kesalahan sendiri atau ujian kesetiaan kepada Tuhan?

Karena setiap penderitaan, memiliki tujuan masing-masing..

Kita melihat bahwa Israel ditindas oleh Kanaan selama 20 tahun. Selama itu mereka mengandalkan dewa-dewa mereka.

Tetapi para dewa itu diam. Tidak dapat menolong mereka. Keadaan tidak berubah. Mereka masih menderita ditangan Kanaan.

Akhirnya mereka menyerah. Mereka beralih berseru kepada Tuhan. Mereka ibarat penumpang pesawat, yang mesinya tiba-tiba mati diudara dan mulai minta tolong kepada Tuhan..

Jauh dilubuk hati, mereka sadar bahwa dewa-dewa mereka bukanlah Tuhan dan tidak memiliki kekuatan menyelamatkan mereka.

Salah satu yang membuat mereka berseru kepada Tuhan adalah kekalahan mereka dalam bidang teknologi perang. Disebutkan, “ Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi..”

Dengan keunggulan Kanaan ini, mereka tidak mungkin bisa menang dan akan lebih lama lagi menderita penjahanan.

Mereka merasa sudah waktunya menyudahi penderitaan ini. Dan mereka akhirnya sadar bahwa dosa merekalah, yaitu meninggalkan Tuhan, yang membuat mereka dikuasai musuh..

Dalam konteks masa kini, musuh yang membuat kita menderita banyak. Itu bisa penyakit, kesulitan ekonomi, masalah rumah tangga, kenakalan remaja, dll..

Kesalahan kita dalam hidup dapat membuat kita menderita lama karena konsekuensi yang harus ditanggung.

Maka seperti Israel masa Hakim-hakim, kita harus mengambil keputusan untuk berseru kepada Tuhan, mengakui keunggulan Tuhan diatas segalanya,

Secara manusiawi, nasib Israel tidak ada harapan. Mereka tidak berdaya. Tanpa senjata. Tanpa tentara. Tetapi masalah sebenarnya bukan masalah militer.

Masalah mereka adalah masalah rohani. Kebutuhan mereka bukanlah perlengkapan perang. Tetapi ketergantungan mereka kepada Tuhan. Senjata itu nomor dua.

Sebab tanpa senjata pun, musuh dapat dikalahkan..

Dalam hidup ini, sering kita sangat tergantun kepada logistic atau perlengkapan, uang, dll, yang kita pikir menjadi faktor penentu utama keberhasilan hidup. Sementara semua barang itu penting..

Yesus mengatakan bahwa faktor utama penentu keberhasilan adalah Tuhan. Dia katakan, “ Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Matius 6:30

Terlalu sering kita mengukur keberhasilan, tidak secara holistik atau seutuhnya. Banyak orang mengukur sukses itu bila digarasi rumah kita parkir mobil mewah. Rumah yang bagus. Karir/jabatan yang tinggi, harta yang banyak, dll.

Memang itu bisa menjadi salah satu indikator, tetapi bukan satu-satunya. Namun kita perlu melihat kesuksesan itu secara holistik.

Sebab kesuksesan yang holistik atau seutuhnya itu adalah pencapaian bukan saja dari segi ekonomi, tetapi juga dari segi kerohanian, Kesehatan, dan hubungan sosial, dll.

Yohanes berkata, “semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.” 3 Yohanes 1:2

Selanjutnya dikatakan, “Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.” 3 Yohanes 1:4.

Kembali kepada hakim-hakim 4..

Kita melihat bahwa secara militer mereka tidak seimbang dengan Kanaan. Maka sekarang Tuhan bertindak. Berada diposisi umat-Nya yang berseru kepada-Nya..

Maka Tuhan membangkitkan seorang wanita bernama Deborah. Dalam sejarah para hakim atau pemimpin Israel, ini sedikit aneh. Umumnya Tuhan membangkitkan para pria yang gagah perkasa.

Dimana para pria saat itu? Mereka loyo. Para pria sebagai pemimpin rumah tangga membawa orang-orang menjauh dari Tuhan.

Selain itu Tuhan ingin menyempurnakan kelemahan mereka dengan kebangkitan seorang wanita. Dan ini sebagai sindiran kepada kaum pria, bahwa Allah dapat membangkitkan seorang yang lemah untuk tujuan Tuhan.

Tuhan membalikkan logika berpikir mereka, dimana seharusnya laki-laki yang muncul untuk memimpin mereka berperang melawan Kanaan..

Bagi Tuhan, tidak masalah menggunakan siapa saja untuk mencapai tujuan-Nya. Sebab yang penting bukan orangnya, tetapi Tuhan yang menggunakannya..

Maka jangan katakan, “saya ini tidak bisa apa-apa, saya tidak punya kemampuan, saya orang kecil dan lemah..dll.” ingat, bukan kita yang penting, tapi Tuhan..kita hanya perlu berkata, “ gunakan aku Tuhan sesuai kehendak-Mu..”

Diayat 4 dan 5 diterangkan tentang siapa Debora, “Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel. Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.”

Debora adalah seorang ibu, arti namanya “lebah” atau “tawon” dari Namanya kita bisa melihat bahwa, “Debora adalah lebah dalam damai dan tawon dalam perang!”

Debora memegang tiga posisi kepemimpinan di Israel. Pertama sebagai nabi. Kedua, sebagai hakim, ketiga, sebagai pemimpin militer.

Sebagai seorang nabiah, dia adalah penyampai firman Tuhan yang diilhami kepada umatnya.

Sebagai hakim dia memerintah Israel. Dia menyelesaikan semua masalah sengketa, masalah hukum pidana dan perdata. Masalah rumah tangga dan agama, dll.

Sebagai pemimpin militer, dia mengatur strategi mengalahkan Kanaan.

Pada saat itu, Tuhan berfirman kepada Debora untuk maju melawan Kanaan. Lalu dia memanggil Barak, bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali. Lalu berkata kepadanya:

“Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau, dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu.” (6-7)

Siapakah Barak? Dia seorang pejuang. Kepadanya Debora menyampikan pesan Tuhan. lalu Debora mengatur stategi perang, yaitu 10 ribu pasukan Barak akan bergerak menuju gunung Tabor..

Sementara Debora akan menggerakkan tentara Musuh, Sisera menuju pasukan Barak. Jadi ini adalah strategi menjebak musuh. Melalui strategi itu, Debora katakan, aku akan menyerahkan dia ketanganmu..

Tetapi Barak sedikit ragu, sebab dia membandingkan pasukannya dengan musuh. Mereka hanya tentara pejalan kaki yang minim perlengkapan, sementara musuh dengan senjata tempur yang lengkap..

Itu sebabnya dia katakan, “Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.” Ini menunjukkan kurangnya iman Barak, sehingga dia tidak diberkati..

Debora ingin Barak yang akan memimpin pertempuran dan dia akan keluar sebagai pemenang. Tetapi karena sikapnya itu, maka Debora katakan, “sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.”

Artinya, kemenangan mereka akan menjadi aib bagi Barak, karena pemimpin perangnya seorang perempuan. Namun Debora tidak ingin itu terjadi, dia menghargai Barak..

Itu sebabnya dia masih memberi kesempatan Barak untuk kedua kali, yaitu di ayat 14. “Bersiaplah, sebab inilah harinya TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu..”

Barak mematuhi Deborah, karena dia percaya nubuatan Debora bahwa Tuhan menyerahkan Musuh ketanganya. Singkatnya, mereka berperang bersama dan mengalahkan musuh-musuh mereka..

Jadi, Debora seorang wanita yang sangat menghargai laki-laki. Dia bukan tipe wanita yang ambisi akan popularitas dan pujian. Dia ingin mengangkat harkat martabat para pria yang saatt itu sangat lemah secara rohani.

Sebagai wanita, kita harus menempatkan pria pada posisi mereka. Kalau kita sebagai seorang istri, kita tempatkan posisi suami kita sebagai pemimpin dan kepala rumah tangga, sekalipun mungkin kemampuan kita lebih dari suami kita..

Dan para laki-laki, suami tempatkan diri kita pada posisi yang seharusnya milik kita.

Cerita Debora mengingatkan kita bahwa posisi wanita sangat penting bagi Tuhan. Maka ada 3 poin yang dapat kita pelajar dari Debora:

Pertama, pria dan wanita harus menjadi Mutiara ditengah-tengah lumpur kotor. kita harus mempunyai inisiatif untuk membuat perubahan.

Kedua, siapa pun kita, pria atau wanita. Bertalenta atau tidak. Punya pendidikan atau tidak. Punya jabatan atau tidak, Tuhan dapat menggunakan kita untuk tujuan Tuhan, hanya bila kita mau digunakan Tuhan..

Ingat, bukan siapa kita, tetapi siapa Tuhan yang akan menggunakan kita. Ditangan Tuhan, hal yang kecil, sederhana dapat menjadi luar biasa..

Debora hanya seorang ibu rumah tangga, yang bahkan dia sudah menjadi janda, tetapi dapat menjadi seorang nabi, pemimpin dan panglima perang. Bukan karena dia yang hebat, tetapi karena Tuhan yang hebat..

Mari kita manfaatkan kehebatan Tuhan. siapa pun kita, punya potensi menjadi hebat. Ditangan Tuhan seorang wanita yang sederhana, dapat menjadi berkat bagi bangsanya..

Ketiga, wanita dapat menjadi seorang pembangun iman. Debora membangun semangat dan iman bangsa Israel yang redup. Pada saat para pria tidak melakukan tugasnya, wanita dapat mengambil alih tugas itu..

Para wanita harus menjadi pembaharu rohani. Mereka harus menjadi pelajar Alkitab yang tekun dan guru rohani yang baik..

Kita mengajari anak-anak untuk mengenal Tuhan, mengajar tentang etika dan sopan santun. Dari tangan para wanita akan lahir, generasi-generasi yang takut akan Tuhan, ahli waris kerajaan Sorga..

Saat ini gereja dan bangsa membutuhkan Debora-Debora masa kini. Seorang pembaharu iman, seorang jurubicara penyampai pesan Tuhan dan seorang yang kreatif.

Ada banyak situasi dimana membutuhkan kehadiran wanita, ada banyak tugas pelayanan yang bahkan wanita dapat melakukannya lebih baik.

Debora disebut wanita terkuat ditengah para pria, bukan dari segi tenaga, tetapi dari kekuatan iman kepada Tuhan.

Semoga kisah Debora menginspirasi kita semua untuk mengandalkan kehebatan Tuhan dibanding diri kita. Tuhan memberkati kita semua.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan