Pastordepan Media Ministry

Tuhan yang Aneh

“Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.” Yesaya 43:3

TIDAK masuk akal memang, masakan ditanah yang dijanjikan Tuhan ada kelaparan? Tuhan macam apa yang membawa Abram dari tempat yang subur ketempat yang kering?

Logika manusia normal mengatakan ini Tuhan yang ngawur? Tidak layak dipercaya. Masakan dari hidup yang nyaman dibawa kepada hidup yang penuh susah..

Di Ur Kasdim dan Di Haran, Abram tidak pernah merasakan kelaparan. Tanah kelahirannya subur-subur. Pertanaian disana sangat bagus irigasinya.

Mungkin dalam benak Abram muncul perbandingan antara Ur dan Kanaan. Dengan situasi kelaparan saat itu, dia dapat kembali lagi ke Ur Kasdim atau ke Haran.

Apakah Abram marah kepada Tuhan dengan keadaan tersebut? Dia punya alasan untuk marah. Dia layak komplain atas apa yang terjadi saat itu.

Kelaparan bukan hal sepele. Itu menyangkut hidup dan mati dia dan seluruh rombongannya.

Tapi karena Abram menghadapi Tuhan yang aneh, maka Abram juga ikut menjadi orang aneh. Keanehan memang harus dihadapi dengan keanehan. Supaya sama-sama aneh.

Aneh adalah sesuatu yang sangat tidak biasa, atau tidak sesuai dengan standar yang wajar atau tepat. Aneh juga bisa berarti sesuatu yang tidak terduga, atau tidak wajar.

Sinonim dari kata aneh adalah ganjil atau queer, merujuk pada sesuatu yang tidak biasa.

Jadi perjalanan Abram memang penuh keanehan, ketikdawajaran, tidak normal. Paling sedikit ada tiga hal keanehan dalam perjalanan ini.

Pertama, Dia meninggalkan negeri yang Makmur ke negeri yang Tuhan tunjukkan, yang tidak tahu dimana lokasinya dan keadaan negeri itu.

Kedua, setelah tiba dinegeri tujuan, tempat itu justru kering dan terjadi kelaparan. Ketiga, katanya Abram akan menjadi bangsa besar, namun terancam akan mati kelaparan.

Mungkin masih banyak keanehan dalam perjalanan Abram. Maka untuk dapat menjalani keanehan tersebut Abram juga membuat dirinya menjadi orang aneh.

Satu-satunya yang membuat Abram terus berjalan dalam keanehan Tuhan adalah imannya yang hidup kepada Tuhan.

Ibrani mengutip tentang iman Abram, “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya..” Ibrani 11:8.

Iman yang hidup itu adalah taat, meskipun banyak ketidakwajaran yang dihadapi. Abram yakin bahwa Tuhan tidak pernah salah dalam tujuan-Nya.

Maka walau pun banyak keanehan dalam hidupnya, dia terus berjalan dalam iman. Percaya bahwa rencana Tuhan baik adanya.

Mungkin banyak terjadi keanehan dalam hidup kita saat kita beriman atau taat kepada Tuhan seperti Abram. Memang akan ada banyak ketidakwajaran kita hadapi.

Pernah suatu kali seorang petobat baru bersaksi, bahwa semenjak dia menjadi seorang Kristen, usahanya justru mengalami penurunan.

Hidupnya malah lebih sulit dibanding ketika dia masih hidup dalam kegelapan atau belum menerima Yesus.

Maka keluarganya mendesak dia untuk meninggalkan imannya yang baru.

“Setelah kamu menjadi Kristen, ko hidupmu jadi susah?” “Segera tinggalkan gereja itu, kembali kepada agama dan Tuhan mu yang dulu..” Seru saudara-saudaranya kepadanya..

Namun dia tetap teguh berdiri dalam imannya, walau banyak ejekan bahkan makian terhadapnya. Dia memang semakin terpuruk, baik secara ekonomi dan mentalnya.

Namun itu tidak berlangsung lama, kesetiaannya teruji. Tuhan memberkatinya kemudian hari dengan ekonomi yang lebih baik dan kualitas hidup yang terbaik dari sebelumnya.

Kembali kita mengerti bahwa Tuhan menginjinkan kita berjalan ditanah yang penuh duri dan onak. Jalan yang penuh bara dan api. Kaki kita terluka dan melepuh.

Namun itu ujian. Kesusahan yang terjadi alat ditangan Tuhan untuk membentuk kita menjadi orang aneh. Dalam arti menjadi orang-orang beriman yang melampaui iman yang biasa.

Penting bagi Tuhan untuk melatih iman dan karakter kita. Sama seperti seorang pelatih yang melatih dengan keras dan disiplin yang keras anak didiknya.

Tujuannya supaya dia kuat secara fisik dan mental. Memiliki semangat juang yang tinggi. Tidak mudah menyerah. Tidak cengeng tapi bermental juara.

Sebab pertandingan iman yang akan dihadapi oleh Abram dan kita semua berat dan keras. Musuh-musuh rohani kita ganas dan sangar.

Karena itu Tuhan memerlukan orang-orang beriman yang Tangguh. Tidak gampang menyerah. Tidak cengeng dan bersungut-sungut seperti orang Israel dipadang belantara.

Tujuan Tuhan tidak akan terlaksana dalam diri orang yang bermental tempe atau kerupuk. Rapuh dan mudah remuk. Tidak tahan goncangan. Mengeluh saat datang kesukaran.

Itu sebabnya Tuhan membuat latihan-latihan rohani untuk Abram untuk menempa imannya kuat berjangkar pada Tuhan.

Sebab dia akan menjadi model iman bagi segala bangsa. Bapanya orang beriman.

Dalam menjalani setiap kesukaran Tuhan telah berjanji melindungi kita dari bahaya yang mengancam kehidupan kita..

“Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku…

Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau…” Yesaya 43:2-3.

Poinnya, Tujuan Tuhan membawa Abram dan kita semua melalui jalan yang sukar adalah untuk pembentukan karakter yang cocok untuk kerajaan Allah,

“Cobaan-cobaan hidup adalah alat-alat Allah untuk membersihkan kekotoran-kekotoran dan kekasaran-kekasaran dari tabiat kita. Penebangan, pembentukan, pemahatan, pemolesan dan pemelituran adalah suatu proses yang menyakitkan, sukar untuk ditekan ke roda asahan. Tetapi batu itu dipersiapkan untuk mengisi tempatnya dalam bait suci surga. Kepada bahan yang tidak berguna Tuhan tidak melakukan pekerjaan yang demikian hati-hati dan teliti. Hanya batu-batu berharga-Nya yang dipoles agar dapat membentuk sebuah istana.” Kotbah diatas bukit hal. 20.

Tuhan yang aneh melatih kita melalui jalan yang aneh: Kesukaran dan penderitaan, supaya kita menjadi orang yang aneh dalam iman dan karakter, dalam arti iman dan karakter yang melampaui dari iman dan karakter yang biasa.

Tujuannya adalah untuk menjadi serupa dengan tabiat Kristus, agar kita dapat menjadi berkat.

Diberkati Untuk Menjadi Berkat

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan