Pastordepan Media Ministry

Terus Bergerak

“Sesudah itu Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb..” Kej 12:8

KITA tidak tahu mengapa Abram pindah-pindah tempat terus? Kemungkinan untuk mencari tempat yang ideal di Tanah Kanaan.

Narasi ayat ini yang menuliskan “Abram berangkat…ia Berjalan ke Tanah Negeb..” Berjalan dari kata nasa, Artinya menarik keluar atau mengangkat, berangkat, meninggalkan seperti dalam perjalanan.

Nasa memiliki arti dasar memindahkan sesuatu, menariknya keluar, membawanya pergi; menyebabkan sesuatu bergerak keluar..

Nasa ‘ “berarti “berjalan”; lebih khusus lagi berarti mendirikan tenda dan pindah ke tempat lain.

Konstruksi berjalan di sini menggunakan kata kerja yang telah dimasa lalu, dengan kata keterangan absolut untuk menekankan aktivitas bepergian.

Artinya Abram telah mengadakan perjalanan dan sudah selesai.

Namun, disini juga ditambahkan kata keterangan absolut dari kata ibrani “halakh” ( berangkat) untuk menekankan bahwa perjalanan itu terus berlangsung.

Jadi, poinnya Abram terus-menerus melakukan perjalanan secara bertahap.

Sebetulnya Betel tempat yang baik. Tempat itu disebut rumah Tuhan. Tetapi tempat itu dirasa kurang cocok. Mungkin kurang luas.

Abram mungkin merasa bahwa daerah pegunungan Kanaan, yang telah diduduki oleh orang Kanaan, tidak dapat menyediakan padang rumput yang cukup untuk kawanan ternaknya dan kawanan ternak Lot.

Setelah semua yang terjadi disana, Abram berangkat dari Betel. Dia menjauhi tempat itu, berjalan ke tanah Negeb mencari tempat yang jarang penduduknya dengan padang rumput yang luas dan terbuka.

Tanah Negeb nampaknya cocok. Penduduknya masih jarang, tanah kosongnya luas, sepertinya cocok untuk mereka tinggal.

Negeb adalah transliterasi (proses penggantian huruf dari satu abjad ke abjad lain) dari kata Ibrani (negeg) yang berarti “selatan” yang didasarkan pada kata yang berarti “menjadi kering” nama yang cocok untuk wilayah ini.

Ini adalah istilah geografis yang merujuk pada bagian tertentu dari Palestina ( Kej 13:1 ) yang terletak di antara Debir dan Gurun Arab. Ini adalah wilayah kering hampir sepanjang tahun.

Negeb dulunya dan sampai sekarang adalah sebuah negeri beriklim sedang yang terletak di sebelah selatan dan barat daya pegunungan, yang di kemudian hari menjadi bagian dari Yehuda.

Jadi sejauh ini Abram telah berpindah sebanyak empat kali. Dari Ur Kasdim ke Haran, ke Kanaan, ke Sikhem, ke Betel dan Negeb.

Apakah Negeb akan menjadi tempat terakhir Abram? Tentu belum dapat kita simpulkan. Di pasal-pasal berikutnya kita masih akan melihat perjalanan Abram dari satu tempat ke tempat lain.

Kita dapat mengambil pelajaran rohani dari perjalanan iman Abram. Kehidupan iman tidak boleh berhenti. Bila kaki kita melangkah, iman kita bertumbuh.

Perhatikan kata kerja yang digunakan untuk menggambarkan kehidupan Abraham: ia berangkat ( Kej 12:4 ), pergi ( Kej 12:5 ), melintasi ( Kej 12:6 ), berpindah ( Kej 12:8 ) dan ia berjalan ( Kej 12:9 ).

Tuhan membuat Abraham terus bergerak sehingga ia akan menghadapi tantangan-tantangan baru dan dipaksa untuk percaya kepada Tuhan.

Kekristenan yang nyaman bertentangan dengan kehidupan iman, karena kita sebagai musafir atau orang asing di dunia ini..

Kita harus menghadapi keadaan-keadaan baru jika ingin memperoleh wawasan-wawasan baru tentang diri kita sendiri dan Tuhan.

Seperti kata Ibrani, “..marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh.” Ibrani 6:1a.

Bagaimana Abraham tahu ke mana harus pergi dan apa yang harus dilakukan? Ia “memanggil nama Tuhan” ( Kej. 12:8 ). Ia berdoa kepada Tuhan, dan Tuhan menolongnya.

Tetangga-tetangga kafir Abraham melihat bahwa ia memiliki sebuah mezbah. Ia tidak memiliki berhala.

Ia tidak memiliki “tempat-tempat suci” Ia membangun mezbahnya bagi Tuhan di mana pun ia mendirikan kemahnya.

Ia tidak malu untuk menyembah Tuhan secara terbuka sementara tetangga-tetangga kafirnya memperhatikannya.

Dalam kehidupan kita sebagai musafir di dunia ini, kita harus “berjalan dari iman kepada iman.”

“Iman bukanlah percaya meskipun ada bukti; itu adalah menaati meskipun ada konsekuensi.”

Seperti yang dikatakan, “Karena iman Abraham … taat” ( Ibr. 11:8 ). Iman tanpa ketaatan adalah mati ( Yakobus 2:14–26 ), dan tindakan tanpa iman adalah dosa ( Rm. 14:23 ).

Allah telah menyatukan iman dan ketaatan seperti dua sisi mata uang, keduanya berjalan beriringan.

Mari kita bergerak terus dalam iman menuju tanah Kanaan Sorgawi.

Diberkati untuk menjadi Berkat

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan