Studi Kitab Daniel: Hari Esok Yang Penuh Harapan

Bangsa Israel memasuki periode penawanan pada tahun ketiga Raja Yoyakim raja Yehuda. Mereka ditawan setelah Yerusalem dikepung dan mereka dibawa ke babilon untuk masa 70 tahun lamanya.(yeremia 25:8-9;10-12).

Semua ini adalah bagian dari rencana Tuhan untuk mendisiplin bangsa itu dari kekerasan hati. Seharusnya mereka tidak perlu mengalami masa-masa yang pahit dalam hidup, sekiranya mereka setia kepada Tuhan.

Sepanjang sejarah bangsa Israel, kehidupan mereka selalu diwarnai dengan kemerosotan moral. Baik raja-raja serta rakyat hidup dalam pemberontakan melawan Tuhan. Label mereka sebagai umat pilihan tidak dapat memberi contoh yang baik bagi bangsa-bangsa lain. Seharusnya kehadiran mereka ditengah-tengah bangsa lain dapat menjadi berkat keselamatan yang luar biasa dan melalui kehidupan mereka nama Allah akan di mashyurkan.

Allah tidak dapat membiarkan mereka hidup terus menerus dalam pemberontakan, sehingga Allah di dalam rahmat-Nya yang sangat besar menyerahkan mereka menjadi tawanan bangsa kafir yang tidak mengenal Allah pencipta langit dan bumi.
Walaupun demikian, Allah tetap mengasihi mereka dan merencanakan masa depan yang lebih baik.

Nubuatan Daniel dimulai di Babilon. Pada masa penawanan ini, Allah dengan kasihNya yang maha besar mengungkapkan rahasia masa depan dunia untuk ribuan tahun berikutnya sampai Yesus datang.

Diantara anak-anak bangsa Israel yang turut ditawan, ada beberapa anak-anak muda yang takut akan Tuhan. Orang-orang muda yang cerdas dan berbudi pekerti yang luhur. Anak-anak muda yang setia ini menjadi ikut menderita karena kesalahan nenek moyang mereka. Tetapi Tuhan memiliki rencana yang indah untuk mereka.

Orang-orang muda yang cerdas ini adalah Daniel, sadrak, Mesak, Abednego. Karakter mereka tidak perlu diragukan lagi sebab sudah teruji oleh berbagai pencobaan bahkan ancaman hukuman mati sekalipun.

Pada akhirnya rencana Allah adalah rencana yang indah yaitu masa depan yang penuh harapan.

Pekabaran Daniel dalam kitab Daniel terdiri dari 12 pasal. Kitab Daniel ditulis sementara dia berada di kerajaan Babilon.

Daniel 1-6 terdiri dari sejarah, yang merupakan dasar penafsiran nubuatan. Daniel 7-12 adalah nubuatan yang merupakan penerapan Alkitabiah.

Kitab Daniel adalah “Sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka” (Wahyu 10:2) yang isinya adalah “Kebenaran/Keadilan Allah dalam menghadapi situasi dunia yang sedang mengalami PERTENTANGAN BESAR” (Daniel 10:1, 21). Firman Allah yang dinyatakan ini “Adalah Benar dan Maknanya Dapat Dipercaya” (2:45; 8:26; 10:1).

Alkitab menyebut buku Daniel sebagai “Kitab Kebenaran” (10:21). Semua ini dapat diyakini sebagai kebenaran, karena Allah sendirilah yang menjadi Perancangnya. “Alkitab benar-benar adalah buku FILSAFAT SEJARAH YANG SEJATI. Alkitab adalah sejarah yang paling purba dan paling luas yang manusia miliki” (Ellen G. White, Pendidikan Sejati, 134).

APAKAH PERNYATAAN ALLAH TENTANG SEJARAH DAN NUBUATAN?

Allah berfirman: “Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala [dalam hal ini ada hubungannya dengan SEJARAH], bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku [pernyataan ini merupakan pengakuan iman umat Allah sepanjang zaman berdasarkan Ulangan 6:4-5], yang memberitahukan dari mulanya hal yang terkemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana [dalam hal ini ada hubungannya dengan NUBUATAN], yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan, . . . Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya” (Yesaya 46:9-11).

Berlandaskan dasar pemikiran ini, BIARKANLAH DANIEL BERBICARA MENGENAI PERNYATAAN ALLAH TENTANG SEJARAH DAN NUBUATAN. DAN RENCANA ALLAH BAGI MASA DEPANMU.

Kitab Daniel terdiri atas 12 pasal. Secara sepintas berdasarkan isinya, keduabelas pasal ini boleh dibagi atas dua bagian besar, yaitu Daniel 1-6 yang bertitikpusat pada SEJARAH dan pasal 7-12 berfokus pada NUBUATAN. Hal ini bukan berarti bahwa pekabaran di Daniel 1-6 tidak ada yang bersifat NUBUATAN.

Informasi dan data di Daniel 1-6 patut dibuat menjadi dasar penafsiran terhadap lambang-lambang yang dinyatakan di bagian Nubuatan yaitu Daniel 7-12. Demikian juga pasal 7-12 walaupun isinya bertitik pusat pada NUBUATAN, namun unsur SEJARAH tentunya terdapat juga di dalamnya.

Secara sederhana, SEJARAH adalah peristiwa yang dialami umat manusia di dunia ini sejak zaman awal sampai zaman akhir. Fokusnya adalah MASA LALU dan SEKARANG.

Sedangkan NUBUATAN adalah peristiwa yang akan dialami umat manusia di dunia ini di masa yang akan datang. Fokusnya adalah MASA DEPAN. Peristiwa MASA DEPAN yang sudah digenapi itu menjadi SEJARAH bagi umat manusia.

Dengan demikian, SEJARAH dan NUBUATAN berdasarkan pernyataan Alkitab tentunya sangat erat hubungannya.
Seluruh pekabaran dalam Kitab Daniel pada dasarnya menceritakan tentang hidup dan pelayanan Daniel selama dia berada di kerajaan Babilon dan Media-Persia. Dengan demikian, di satu segi Kitab Daniel bersifat SEJARAH.

Namun di pihak lain, karena di dalamnya terdapat unsur perkataan nubuat, maka Kitab Daniel pada saat yang sama bersifat NUBUATAN.

Kemudian, bila dilihat secara keseluruhan isi Daniel 1-12, nampaknya Kitab ini disusun dengan struktur paralelisme yang konsentris. Pekabaran Nabi Daniel disusun secara tema dan bertitikpusatkan Daniel 7 yang disebut model paralel yang mempunyai pusat. Skemanya adalah sebagai berikut:

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *