Siapakah Yosua dalam Alkitab?
Latar belakang Yosua
Nama lahirnya adalah Hosea. Artinya “Keselamatan..” Ayahnya bernama Nun. Dari suku Efraim.
Tuhan mengenal Yosua. Ia bukan orang baru. Dia orang dekat dilingkaran Musa. Asisten Musa. Telah mendampingi Musa sejak masa mudanya (Kel. 33:11; Bil. 11:28)..
Dia juga telah membantunya dalam berbagai peristiwa besar (misalnya, Gunung Sinai, anak lembu emas, pengintaian di Kanaan).
Ia telah mengamati Musa dan belajar dengan saksama dari kepemimpinan Musa dan dia telah mendapatkan bimbingan. Didikan dari Musa, baik di masa kejayaan maupun masa-masa sulit.
Jadi pengalaman Musa telah menjadi pengalamannya. Kehidupan Musa telah menjadi kehidupannya. Dia adalah hamba TUHAN yang setia dan penuh pengabdian.
Nah bagaimana sampai Tuhan pilih menjadi Pemimpin?
Kesetiaan Iman
Kisahnya Yosua dimulai di Kitab Keluaran. Berlanjut di Kitab Bilangan dan Ulangan. Yosua muncul dua puluh tujuh kali dalam narasi-narasi ini. Kehadirannya menggambarkan kesetiaan yang patut dicontoh.
Pada kesempatan lain, Yosua pernah mencegah orang bernubuat karena kepenuhan Roh Allah. Eldad dan Medad.
Ketika dia melaporkan kepada Musa hal tersebut, dia meminta Musa untuk menghentikan mereka. Musa menegur Yosua,
“Apakah engkau cemburu karena aku?” Alangkah baiknya jika seluruh umat TUHAN menjadi nabi dan TUHAN memberikan Roh-Nya hinggap pada mereka! (Bil. 11:29) (KJV)
Hal diatas menunjukkan bagaimana Yosua bertumbuh dalam pengalaman iman bersama Musa. Dan Musa telah mempersiapkan Yosua untuk menjadi pemimpin dimasa depan.
Pengalaman Peperangan Pertama
Yosua pertama kali muncul dalam Keluaran 17:8-16. Itu adalah cerita peperangan pertama suku-suku Israel setelah keluar dari Mesir.
Pertempuran itu melawan orang Amalek. Dalam peperangan ini, Musa memberi Yosua komando pasukan. Ini menunjukkan sejak awal dia seorang prajurit yang terdepan.
Bagian penting dalam peperangan ini yang mempengaruhi hidup Yosua adalah ketika dia memimpin pasukan untuk bertempur, Musa naik keatas bukit, posisinya menghadap ke medan perang.
Kemudian Musa mengangkat tangannya sebagai tanda berkat Tuhan. selama tangannya terangkat, mereka akan menang.
Namun, ketika ia lelah dan menurunkan tangannya, orang Amalek akan mulai mengalahkan Israel.
Sehingga Harun dan Hur menopang kedua sisi lengan musa, agar tangannya terus terangkat. Mereka melakukan ini hingga matahari terbenam, saat pasukan orang Amalek telah dikalahkan.
Peristiwa ini pelajaran bagi Yosua. Tuhan bisa saja memberi mereka kemenangan tanpa Musa mengangkat tangannya.
Namun dalam pertempuran pertama Israel ini, Musa mengangkat tangannya merupakan cara Tuhan untuk menunjukkan bahwa pertempuran itu bukan karena mereka hebat..
Melainkan karena Tuhan. Tuhanlah yang memberikan kemenangan.
Pengalaman Gunung Sinai
Penampilan kedua Yosua adalah di Gunung Sinai (Kel 24:13), tempat Musa menerima Hukum Taurat. Ketika Musa naik, Yosua ikut menyertai. Dia menunggu dibawah 40 hari saat Musa bertemu Tuhan.
Kemudian di Kel 32, setelah Musa selesai, dia turun dan kembali bergabung dengan Yosua. Mereka turun, kembali ke perkemahan yang sedang kacau balau akibat pemberontakan.
Sebelum ia dan Musa naik keatas gunung, dia melihat satu pemandangan yang menakjubkan tentang kekudusan dan kemuliaan Allah.
“Dan naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu dan tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel. Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah. Tetapi kepada pemuka-pemuka orang Israel itu tidaklah diulurkan-Nya tangan-Nya; mereka memandang Allah, lalu makan dan minum.” Keluaran 24:9-11).
Ketika Yosua melihat dosa yang merajalela diperkemahan, bangsa Israel pesta pora didepan lembu emas yang mereka dirikan, dia merasa ngeri.
Disini Yosua belajar bahwa dosa adalah kekejian yang tidak dapat ditoleransi di antara mereka yang mengaku sebagai umat Allah.
Suatu hari, setelah pertemuan tatap muka antara TUHAN dan Musa di Kemah Pertemuan, Yosua tidak kembali ke perkemahan bersama Musa.
Ia malah tetap tinggal di pintu kemah, dia tidak melepaskan diri dari tempat dimana Tuhan menyatakan diri-Nya (Kel. 33:7-11).
Dia terhipnotis oleh apa yang baru saja disaksikannya di tempat suci itu.
Pengalaman Saat Mengintai
Referensi yang paling jelas tentang Yosua adalah kisah pengiriman kedua belas mata-mata ke Tanah Perjanjian dalam Bilangan 13 dan 14.
Laporan kedua belas mata-mata tentang negeri perjanjian itu sama: Tanah itu berlimpah susu dan madu, tanah yang baik.
Mereka bahkan membawa kembali segerombolan besar anggur, delima, dan ara sebagai bukti kesuburan tanah itu.
Namun, di sinilah kesamaannya berakhir. Sepuluh dari kedua belas mata-mata menambahkan:
Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan.”
“Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.” Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya.”
Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.” Bilangan 13:28-32.
Dari semua mata-mata, hanya dua orang, Yosua dan Kaleb, yang berpendapat berbeda. Kaleb berkata,
“Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!” (Bil. 13:30).
Yosua dan Kaleb memandang kepada TUHAN. Kesepuluh pengintai melihat kepada diri mereka sendiri. Mereka lupa bergantung kepada Tuhan.
Kita tentu tahu bahwa bangsa Israel memutuskan untuk mengikuti laporan mayoritas, melupakan Allah dan meremehkan janji-Nya.
Itulah sebabnya, mereka harus mengembara di padang gurun selama tiga puluh delapan tahun berikutnya, sampai semua orang yang berusia di atas dua puluh tahun pada saat itu meninggal.
Ini adalah momen yang menentukan, momen yang tragis. Namun momen ini luar biasa bagi Kaleb dan Yosua.
Keduanya berdiri teguh bagi Allah dan janji-janji-Nya, dan mereka masih menjalankan cara ini hampir empat puluh tahun kemudian, ketika mereka kembali berdiri di perbatasan tanah itu. Mereka tidak berubah setia kepada kepada Tuhan.
Yosua belajar bahwa mayoritas tidak selalu benar.
Ia belajar bahwa ketidakpercayaan itu fatal.
Ia belajar bahwa satu-satunya hal yang penting untuk jangka panjang adalah percaya dan menaati Tuhan. Ia taat; ia setia sampai akhir.
Pengangkatan Yosua
Peristiwa penting keempat dalam karier adalah ketika Tuhan mengangkan dia menjadi penerus Musa.
Kisahnya terdapat dalam Bilangan 27:18-23:
Lalu TUHAN berfirman kepada Musa: “Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya, suruhlah ia berdiri di depan imam Eleazar dan di depan segenap umat, lalu berikanlah kepadanya perintahmu di depan mata mereka itu dan berilah dia sebagian dari kewibawaanmu, supaya segenap umat Israel mendengarkan dia.
Ia harus berdiri di depan imam Eleazar, supaya Eleazar menanyakan keputusan Urim bagi dia di hadapan TUHAN; atas titahnya mereka akan keluar dan atas titahnya mereka akan masuk, ia beserta semua orang Israel, segenap umat itu.” Maka Musa melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya. Ia memanggil Yosua dan menyuruh dia berdiri di depan imam Eleazar dan di depan segenap umat itu,
lalu ia meletakkan tangannya atas Yosua dan memberikan kepadanya perintahnya, seperti yang difirmankan TUHAN dengan perantaraan Musa.
Kemudian Tuhan memerintahkan Yosua, dengan mengatakan, “”Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan membawa orang Israel ke negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka, dan Aku akan menyertai engkau.” (Ulangan 31:23)
Pengangkatan Yosua tersebut terjadi beberapa tahun sebelum Musa mati.
Jadi, ada suatu periode di mana Yosua diangkat sebagai penerus Musa, tetapi ia belum benar-benar memengang tongkat kepemimpinan..
Ia masih sebagai orang kedua. Ini mirip seperti Daud yang diurapi menjadi raja meskipun Saul berada di atas takhta.
Dan sementara dalam masa transisi ini, Yosua tetap berperilaku rendah hati dan setia, sampai tiba waktunya dia secara penuh memegang tampuk kepemimpinan.
Di akhir Kitab Ulangan, dalam pasal yang sama yang menceritakan kematian Musa, dikatakan tentang Yosua:
” Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya. Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.” (Ulangan 34:9)
Jadi dalam diri Yosua, Musa melihat karakter yang luar biasa. Kemudian namanya diganti dari Hosea menjadi Yosua (Bilangan 13:16).
Hosea artinya “keselamatan” menjadi Yosua dari bahasa Ibrani, ‘yehošuaʿ, artinya “Yahweh adalah keselamatan”
Maksud Musa mungkin untuk mengidentifikasi dirinya sebagai orang Israel yang secara konsisten menaati Yahweh.
Septuaginya (LXX) menerjemahkan “Yosua” sebagai Iesous, nama Perjanjian Baru untuk Yesus, nama yang tepat untuk orang yang membawa “keselamatan” baik bagi Israel maupun bagi seluruh dunia.
Tuhan tahu ada dua kualifikasi rohani yang dimiliki Yosua untuk kepemimpinan, yaitu berdiamnya Roh TUHAN (Bil. 27:18 “manusia yang dipenuhi Roh”) dan pola ketaatan yang konsisten (32:12 “mengikuti TUHAN dengan sepenuh hati”).
Dan ketika Musa mati, Yosua menjadi pemimpin Israel dan mendapat legitimasi dari seluruh rakyat karena Musa telah menumpangkan tangan keatasnya.
Jadi mengapa Tuhan mengangkat Yosua menggantikan Musa? Karna ia penuh dengan Roh Tuhan dan taat sampai akhir.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now




