Pastordepan Media Ministry
Beranda Wahyu Seri Kitab Wahyu: Kabar Baik dari Patmos

Seri Kitab Wahyu: Kabar Baik dari Patmos

Daftar isi:

[Sembunyikan] [Tampilkan]

Pendahuluan

Hampir dua ribu tahun yang lalu, rasul Yohanes diasingkan di sebuah pulau kecil berbatu di Laut Aegea karena kesaksiannya yang setia terhadap Injil.

Rasul yang sudah lanjut usia menanggung semua kesulitan di penjara Romawi. Pada hari Tuhan, dia mendapat kunjungan khusus dari Yesus Kristus, yang datang untuk menyemangati hamba-Nya dalam penderitaannya.

Dalam serangkaian penglihatan, Yesus menunjukkan kepadanya sejarah panorama gereja dan apa yang akan dialami umat Allah saat mereka menunggu kedatangan Tuhan mereka kembali.

Apa yang Yohanes telah lihat dalam penglihatan dia dengan setia mencatat dalam sebuah gulungan yang dia beri judul “Wahyu Yesus Kristus” (Wahyu 1: 1).

Buku yang dia tulis mengungkapkan pekerjaan Yesus di surga dan di bumi sejak kenaikan-Nya dan apa yang akan Dia lakukan ketika Dia kembali.

Itu dimaksudkan untuk meyakinkan orang Kristen selama berabad-abad kehadiran Kristus dan untuk mendukung mereka saat mereka mengalami pencobaan hidup sehari-hari di tengah dunia yang jatuh yang terbenam dalam kontroversi besar.

Kita akan mempelajari buku ini. Dalam sapuan kuas yang luas, kita akan fokus pada bagian utama dan tema buku.

Struktur kitab Wahyu

Idenya adalah untuk menjadi akrab dengan tema-tema utama dan untuk melihat bahwa itu, sungguh, mengungkapkan Yesus Kristus, hidup-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya, dan pelayanan imamat-Nya atas nama umat-Nya.

Saat kita melakukannya, kita akan melanjutkan dengan cara berikut:

  1. Pelajaran kita tentang Wahyu didasarkan pada konsep alkitabiah tentang inspirasi dari Alkitab.

Meskipun pesan-pesan dalam buku itu berasal dari Tuhan, bahasa yang digunakan untuk mengkomunikasikannya adalah manusia.

Memperhatikan bahasa dan gambar yang berasal dari sejarah umat Allah dalam Perjanjian Lama, kita akan menemukan bagaimana Yohanes mengkomunikasikan pesan-pesan itu.

  1. Pembacaan yang cermat atas nubuatan-nubuatan Wahyu (seperti yang dilakukan Daniel) menunjukkan bahwa metode penafsiran nubuatan secara historisis adalah cara yang benar untuk memahami pemenuhan yang dimaksudkan nubuat karena mengikuti alur sejarah, dari zaman nabi sampai akhir zaman dunia ini.

Metode ini menggambarkan bagaimana kita harus melakukan segala upaya untuk mendapatkan makna dari teks itu sendiri, daripada memaksakan interpretasi yang telah ditentukan sebelumnya.

  1. Struktur organisasi Wahyu dalam banyak hal penting untuk penerapan yang bertanggung jawab dari nubuatan kitab tersebut.

Analisis kita tentang Wahyu akan didasarkan pada empat struktur kitab:

a. Wahyu 1: 1-3: 22 menggunakan situasi gereja-gereja pada zaman Yohanes untuk secara nubuat membahas situasi gereja dalam periode sejarah yang berbeda.

b. Wahyu 4: 1-11: 19 diulangi (atau rekapitulasi) dan dibangun di atas sejarah gereja ini, menggunakan simbol apokaliptik yang menambahkan detail secara progresif.

c. Wahyu 12: 1-14: 20 adalah pusat tematik kitab ini dan mencakup sejarah kontroversi besar dari sebelum zaman Yesus hingga Kedatangan Kedua.

d. Wahyu 15: 1-22: 21 berfokus secara eksklusif pada akhir zaman.

  1. Penafsiran yang bermakna dari nubuatan Wahyu harus berpusat pada Kristus. Seluruh kitab ditulis dari perspektif Kristus.

Hanya melalui Kristus simbol-simbol dan gambaran-gambaran Wahyu menerima makna dan signifikansinya yang tertinggi.

Baca juga: Wahyu 1: 5 Cara Memahami Kitab Wahyu

Janji dalam kitab Wahyu

Wahyu menjanjikan berkat bagi mereka yang membaca atau mendengarkan perkataannya dan yang mengindahkan serta menaati nasihat yang terdapat di dalamnya.

“Kitab Wahyu dibuka dengan perintah bagi kita untuk memahami instruksi yang dikandungnya. ‘Berbahagialah orang yang membaca, dan mereka yang mendengar kata-kata nubuat ini,’ Tuhan menyatakan, ‘dan menuruti hal-hal yang tertulis di dalamnya: karena waktunya sudah dekat.’

Ketika kita sebagai umat mengerti apa arti kitab ini untuk kita, akan terlihat di antara kita kebangunan rohani yang luar biasa. Kita tidak sepenuhnya memahami pelajaran yang diajarkannya, terlepas dari perintah yang diberikan kepada kita untuk mencari dan mempelajarinya.

Testimonies to Minsters and Gospel Workers, hal. 113.

Mari kita analisa kitab ini, kita diundang untuk menemukan sendiri hal-hal yang perlu kita dengar, dan perhatikan, sementara kita menunggu kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan