Sekolah Rohani, Padang Gurun “Bammidbar”

Oleh: Pdt. Danel Siswasto

1:1 TUHAN berfirman kepada Musa di padang gurun Sinai, dalam Kemah Pertemuan, pada tanggal satu bulan yang kedua dalam tahun yang kedua sesudah mereka keluar dari tanah Mesir:

Bilangan 1:1

Latar Belakang

Kitab Bilangan adalah kitab keempat dalam Taurat, yang ditulis oleh Musa antara tahun 1450 dan 1400 SM, sebagaimana dikatakan: “TUHAN berfirman kepada Musa.” (Bil. 1:1).

Kitab ini melanjutkan kisah Kitab Imamat. Di dalam Septuaginta, yaitu Perjanjian Lama yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, kira-kira 200 tahun sebelum Kristus, judul kitab itu adalah Bilangan (Bahasa Yunani-Arithmoi).

Terjemahan LXX “Arithmoi” atau dalam Bahasa Latin disebut, “Numeri” atau Bilangan dikarenakan terdapat banyak perhitungan-perhitungan khususnya jumlah kekuatan personel militer yang dipersiapkan untuk menghadapi ancaman musuh di pasal pendahulan.

Tercatat bahwa suku Yehuda dan suku Dan adalah kontributor terbesar jumlah pasukan dan suku Manasye dan Benyamin adalah kontributor terkecilnya.

Jumlah keseluruhan personel militer dari 12 suku itu adalah 603,550 orang dan tidak termasuk orang dari suku Lewi, karena mereka tidak ditugaskan untuk berperang melainkan untuk mengurus perkakas dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Kemah Suci.

Mengapa disebut Kitab Bilangan?

Ini karena Kitab Bilangan dimulai dan ditutup dengan daftar angka-angka, yaitu dua sensus yang dilakukan pada Bangsa Israel.

Sensus yang pertama diambil pada permulaan perjalanannya, dan sensus yang kedua pada 40 tahun kemudian, sebelum masuk Tanah Perjanjian (Bil. 1:1-54 & 26:1-65).

Penyebutan angka-angka yang menggambarkan kekuatan militer Israel saat itu, penting. Karena dengan menyebutkan kekuatan personel militer yang ada, maka Israel bisa tahu seberapa besar kekuatan mereka.

Tetapi jika kekuatan itu dihadapkan kepada tujuan untuk menaklukkan bangsa-bangsa sekitar, terlihat sangat jelas ketidak mampuan Israel menghadapi semua lawan mereka. Mereka sangat terbatas.

Membaca keseluruhan isi buku Bilangan, selain berisi banyak aturan, kisah-kisah pemberontakan, peperangan dll, juga berisi berbagai peristiwa penting dan bersejarah selama orang Israel berada di padang belantara atau padang gurun (Bemmidbar)

Beberapa contoh kisah menarik yang di catat di padang belantara :

Orang Israel yang mati karena kerakusan makan daging (pasal 11)

Pemberontakan Miryam dan Harun, yang menyebabkan Miryam dihukum Tuhan dengan penyakit kusta (pasal 12)

Koran, Datan dan Abiram memberontak yang menyebabkan lebih dari 14 ribu orang mati (pasal 16)

Kisah Musa dan Harun melakukan pelanggaran sehingga mereka tidak diijinkan Tuhan masuk ke tanah Perjanjian (Pasal 20) dan kisah kematian 2 pemimpin besar Israel, Miryam dan Harun.

Tetapi yang paling menyedihkan adalah kisah tentang 10 pengintai yang memberikan pengaruh buruk sehingga menyebabkan hampir semua orang Israel yang keluar dari Mesir (mayoritas), tidak masuk ke tanah Kanaan.

Kisah tentang akal dan tindakan Bileam yang menyebabkan banyak orang Israel mati dibunuh Tuhan.

Semua peristiwa diatas terjadi saat orang Israel sedang berada di “Padang Belantara.”

Benar-benar “padang belantara” adalah sebuah pendidikan dan seleksi mental dan rohani bagi umat Israel.

Tokoh-tokoh Alkitab dan Padang Belantara

Banyak tokoh-tokoh hebat dalam Alkitab, di poles melalui “sekolah padang belantara” atau “sekolah Padang gurun” ini.

Musa, 40 tahun hidupnya berada di padang belantara, sebelum kemudian ia menjadi pemimpin hebat bagi Israel.

Yohanes pembaptis yang dikenal hidup di padang gurun bertahun-tahun, sebelum akhirnya menjadi penginjil hebat di tanah Palestina di zaman Yesus.

Tidak heran pekabaran Yohanes dijuluki, “voice of the wilderness” atau “suara dari padang belantara” (Lih Luk 3:4)

Elia yang ketika ketakutan terhadap Izebel, ia melarikan diri ke padang gurun (1 Raja 19:3,4) untuk beberapa waktu lamanya, sebelum akhirnya dia kembali melayani bahkan diangkat ke Sorga.

Paulus, setelah bertobat, dia justru tinggal di padang Arabia selama 3 tahun (Gal 1:17,18), sebelum akhirnya bergabung dengan rasul-rasul lainnya dalam pelayanan yang luar biasa setelah dari padang belantara.

Charles Ryrie

Ditanah Arab, ia menyendiri dengan Allah, merenungkan implikasi-implikasi dari pertemuannya dengan Kristus yang bangkit di jalan menuju Damsyik

James Montgomory Boice

Perubahan dunia Yahudi dan sudut pandang kehidupannya oleh suatu teologi Kristen mungkin merupakan pekerjaan yang memakan waktu lebih dari sekedar akhir minggu yang panjang.

Paulus pergi ke tanah Arab bukan untuk berkhotbah, melainkan untuk berpikir dan belajar.

John W Stott

Ia pergi ke tanah Arab untuk mendapatkan kesunyian dan keheningan…ia merenungkan Kitab Perjanjian Lama, merenungkan akan fakta-fakta kehidupan dan kematian Yesus yang ia telah ketahuai sebelumnya dan akan pengalaman pertobatannya, Injil kasih karunia Allah dinyatakan secara lengkap kepadanya.

F.B. Meyer

Kini saatnya menjalin hubungan ke surga, dan kembali mengadakan perenungan yang dalam. Yang lebih dalam dari semua adalah pekerjaan Allah di dalam jiwanya. Sedikit-demi sedikit kepercayaan dirinya yang besar dan kecepatan geraknya lenyap. Tidak ada lagi percaya pada dirinya sendiri, ia sangat puas menjadi hamba Yesus Kristus.

Hari-hari penyelidikan diri yang seksama ini dan dengan kerendahan hati telah digunakan di tempat yang sunyi.

Kerinduan Segala Zama, 100

Yesus sendiri sebelum melayani selama 3,5 tahun, dia lebih dulu mengalami pencobaan di padang gurun (lih Mat 4; Mrk 1; Luk 4).

Padang gurun atau padang belantara benar-benar menjadi sekolah rohani yang luar biasa.

Dengan fakta-fakta diatas maka “Padang gurun” atau “padang belantara” merupakan sebuah institusi pendidikan karakter dan mental serta kerohanian yang Allah gunakan kepada orang-orang tertentu.

Untuk menjadi pelayan-pelayan yang hebat, bahkan Allah gunakan “padang gurun” untuk menjadi sekolah bagi umat Israel sebelum mereka masuk ke tanah Perjanjian.

Disanalah terjadi “proses seleksi alam” hingga akhirnya hanya 2 orang yang lolos untuk masuk, yakni Yosua dan Kaleb.

Mulai pasal 1-25 adalah gambaran generasi asli yang keluar dari tanah perhambaan Mesir, dan mulai pasal 26 sampai akhir buku Bilangan, menggambarkan kematian satu persatu generasi pertama dan pergantian generasi yang baru yang nantinya generasi itulah yang masuk ke tanah Perjanjian.

Jadi buku ini memang lebih cocok disebut “Padang belantara” atau seperti judul aslinya, “Bemmidbar

Padang gurun adalah sebuah tempat yang tidak menyenangkan, tempat dimana sering ancaman bahaya bisa datang sewaktu-waktu kepada seseorang.

Tempat dimana tidak ada jaminan akan hari esok karena tidak ada makanan yang bisa diharapkan disana.

Padang gurun atau padang belantara adalah symbol kesulitan kehidupan.

Tetapi ditempat-tempat seperti itulah, Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya, Allah mengajar dan mendidik mereka, Allah memberkati mereka dan Allah terus menuntun mereka menuju Tanah Perjanjian.

Nehemia 9:19-21

9:19 Engkau tidak meninggalkan mereka di padang gurun karena kasih sayang-Mu yang besar. Tiang awan tidak berpindah dari atas mereka pada siang hari untuk memimpin mereka pada perjalanan, begitu juga tiang api pada malam hari untuk menerangi jalan yang mereka lalui.

9:20 Dan Engkau memberikan kepada mereka Roh-Mu yang baik untuk mengajar mereka. Juga manna-Mu tidak Kautahan dari mulut mereka dan Engkau memberikan air kepada mereka untuk melepaskan dahaga.

9:21 Empat puluh tahun lamanya Engkau memberikan mereka makan di padang gurun. Mereka tidak berkekurangan, pakaian mereka tidak rusak, dan kaki mereka tidak bengkak.

Pengembaraan di padang belantara bukan hanya ditetapkan sebagai satu hukuman terhadap pemberontak‑pemberontak dan orang‑orang yang bersungut itu, tetapi itu juga merupakan satu disiplin bagi generasi yang sedang timbul, sebagai persiapan untuk memasuki Tanah Perjanjian

Alfa dan Omega Jld 1, 489

Kesimpulan

Padang gurun atau padang belantara adalah sekolah bagi umat Israel sebelum mereka masuk ke tanah Perjanjian.

Tokoh-tokoh hebat di Alkitab mempersiapkan dirinya di padang gurun untuk menjalankan misi Allah yang berat yang ditugaskan kepadanya

Aplikasi

Kita perlu pergi ke padang gurun suatu keadaan yang sunyi, sepi, menyendiri untuk belajar tentang Allah, tentang kasihNya, tentang tuntunanNya, tentang misiNya dan tentang rencana keselamatan bagi kita dan umat-Nya.

Padang gurun adalah “Retreat Alkitab” dimana kita sangat membutuhkan situasi itu.

Karena fakta zaman kita saat ini : Kita hidup dimana Pabrik 24 jam non stop, Kota 24 jam non stop, TV, Radio, Internet 24 jam non stop, dsb. Kita terlalu sibuk sehingga hampir tidak ada waktu untuk Allah.

Tuhan memberkati

Pdt. Daniel Siswanto, Melayani sebagai Gembala Jemaat di salah satu gereja di Surabaya

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *