Pastordepan Media Ministry
Beranda Renungan Rahasia Doa Yang Dijawab

Rahasia Doa Yang Dijawab

“Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Matius 6:6

Kontras dengan orang munafik, yang motifnya berdoa untuk tujuan pamer kesalehan dan ingin dihormati manusia, orang yang tidak munafik sebaliknya.

Berdoa bukan tujuan pamer kesalehan. Berdoa untuk berbicara kepada Tuhan dari hati ke hati.

Kata “Masuklah kedalam kamarmu, tutup pintumu..” merupakan ungkapan untuk membandingkan sikap orang munafik yang berdoa ditempat terbuka untuk dilihat orang.

Artinya jangan pamer kesalehan supaya dilihat orang atau demi mendapat apresiasi dari manusia, supaya dikira orang saleh dan taat agama.

Kita tidak membutuhkan itu.

Yesus mengawali kalimatnya dengan kata, “Jika Engkau..” Kata ini adalah tunggal. Menekankan hal yang bersifat pribadi. Persekutuan yang sangat privat antara kita dengan Tuhan.

Disini hubungan Bapa dan Anak ditekankan. Seperti seorang anak pergi keruang belajar ayahnya dan mendengarkannya.

Dengan demikian, dasar dari semua doa adalah kebapaan Allah dan hubungan kita dengan-Nya sebagai anak-anak-Nya. Ingatlah selalu prinsip dasar doa ini.

Yesus katakan, “Masuk kekamarmu dan tutup pintunya..” menggambarkan tempat yang privasi. Ini berbeda dengan orang-orang munafik yang mencari tempat umum yang paling menonjol untuk berdoa.

Tetapi mereka yang berdoa secara privasi, fokusnya adalah membangun keintiman persekutuan dengan Tuhan di dalam hati, yang merupakan pusat dari semua doa, baik yang dilakukan secara terbuka maupun secara pribadi.

Doa pribadi dengan Tuhan diruang privat adalah salah satu barometer terbaik dari pengabdian seseorang kepada Kristus karena di tempat rahasia ini tidak ada seorang pun yang hadir untuk terkesan oleh kata-kata kita.

Meskipun doa adalah komunikasi pribadi antara Allah dan anak-Nya, Yesus tidak melarang doa umum (Mat 14:19, 15:36), tetapi motif di balik doa tersebut yang menjadi perhatian-Nya.

Gereja mula-mula berkumpul bersama untuk doa bersama (Kisah Para Rasul 2:42; 12:12; 13:3; 14:23; 20:36).

Jadi, Poin utama Yesus bukanlah di mana orang percaya berdoa, tetapi mengapa kita berdoa.

Apakah untuk manusia atau untuk Tuhan? Baik doa umum versus doa pribadi berpotensi menjadi ujian motif seseorang. Tidak selamanya doa pribadi bebas dari motif yang tidak tulus.

Lagi pula, banyak orang yang lebih tertarik berdoa di depan umum daripada secara pribadi. Maka ini mengungkapkan bahwa dia kurang tertarik pada persetujuan Allah, dia lebih senang pujian manusia.

Nyawa doa itu terletak pada persekutuan dengan Allah. Doa terbaik kita adalah bila semua perhatian kita tertuju pada-Nya. Kita tidak memperhatikan orang lain.

Doa yang dilakukan secara privasi didengar dan dijawab oleh Tuhan sesuai dengan cara dan waktu Tuhan.

Tuhan menyambut kita dan Dia duduk bersama dengan kita untuk ngobrol secara pribadi dan dalam dari hati ke hati.

Doa yang dilakukan dengan cara demikian akan dijawab Tuhan. Yesus katakan, “Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Berbeda dengan doa orang munafik, mereka dapat upah mereka dari manusia. Tetapi mereka yang berdoa secara privasi akan mendapat upah dari Tuhan sendiri, yang nilainya hingga kekekalan.

Dengan demikian, Yesus mengungkapkan bahwa salah satu rahasia doa yang dijawab adalah doa rahasia, privasi!

Masuklah ke ruangan yang tenang, suatu tempat rahasia, di mana pun itu. Tutup pintumu, sehingga tidak ada yang bisa mendengarmu, tidak ingin ada yang tahu bahkan bahwa kita sedang berdoa.

Yesus melanjutkan rahasia doa yang dijawab yaitu: “Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.” Matius 6:7

Kata bertele-tele berarti “hampa” atau “tak berguna”; Yesus sedang mengatakan bahwa mengulangi ungkapan yang tak berguna dalam doa kita tidak membantu sedikitpun.

Allah tidak mempedulikan jumlah kata yang kita ucapkan, keindahan bahasa yang kita pakai.

Yesus mengatakan, penggunaan bahasa yang bertele-tele atau ungkapan yang diulang-ulangi seperti sebuah rumus adalah kebiasaan orang yang “tidak mengenal Allah.”

Doa kita sebaiknya singkat dan sederhana, langsung ketujuan sebagaimana diungkapkan oleh Elia di atas Gunung Karmel dan bukan seperti doa bertele-tele yang diulangi oleh para nabi Baal (baca 1 Raja-Raja 18:25-39).

Jadi, Yesus melarang kita untuk berdoa seperti itu. Dia katakan, “janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.”

Jika kita berdoa untuk mendapatkan telinga manusia, kita tidak dapat berharap untuk mencapai telinga Tuhan.

Doa umum bukanlah bukti kesalehan. Hal ini dilakukan oleh banyak orang munafik. Tetapi doa pribadi adalah hal yang tidak dimiliki oleh orang munafik.

Karena itu banyaklah berdoa secara pribadi ditempat yang privat.

“Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.

Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.” 1 Yohanes 5:14-15.

Menurut ayat-ayat ini, jika kita berdoa mengenai apa pun yang sesuai dengan kehendak-Nya, Dia akan mendengar dan menjawab doa kita.

Ilustrasi

Sebuah komite ditugaskan untuk berkeliling sebuah pabrik untuk menilai efisiensinya kerja mesin pabrik tersebut.

Mereka masuk keberbagai bagian di mana banyak mesin besar membuat banyak kebisingan.

Kemudian mereka dibawa ke ruangan yang jauh lebih kecil dan lebih tenang yang hanya berisi panel kontrol.

Salah satu dari mereka berkata, “Bagian Ini tidak terlalu penting; tidak ada yang diperlukan di sini.”

Lalu pemandu tim itu tersenyum, “Oh, tapi Anda salah paham, Pak. Ini adalah ruangan yang paling penting dari semuanya, dari sinilah listrik didistribusikan ke seluruh pabrik.”

Pelajaran dari cerita diatas untuk kita: Dalam kehidupan kita, ruang doa adalah “ruang kontrol”.

Kita membutuhkan tempat yang tenang di mana kita dapat menyendiri dengan Tuhan.

Di tempat seperti itu kita dapat berbicara kepada-Nya dan dengan hormat mengizinkan Dia berbicara kepada kita saat kita merenungkan Firman-Nya.

Dalam ruangan doa itulah, kita akan mengontrol pikiran kita, sehingga kita akan bertindak benar dalam hidup setiap hari, karena Roh Kudus telah mengisi pikiran kita.

Dalam Matius 6:6, Yesus mengajarkan nilai persekutuan yang intim dengan surga, yang hanya dapat dicapai dalam kesunyian yang suci di ruang doa kita.

Allah tidak menghindari doa umum, tetapi Dia memperingatkan bahaya mencari perhatian dengan memamerkan kesalehan kita di hadapan orang lain.

Salah satu rahasia doa yang efektif dan dijawab Tuhan adalah doa diruang pribadi.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan