Pulang Pergi

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28
BUKAN Tuhan yang menyuruh Abram pergi ke Mesir saat kelaparan terjadi. Dia pergi atas inisiatif sendiri. Mesir bukan tujuan Tuhan.
Apalagi ketika di Mesir terjadi drama, yang berpotensi merusak tujuan Tuhan bagi Abram dan bangsa-bangsa.
Karena itu Tuhan memulangkan Abram melalui tulah yang ditimpakan kepadan Firaun.
“Maka pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala kepunyaannya, dan Lot pun bersama-sama dengan dia.” (13:1).
Ketika ia pergi ke Mesir, itu berarti turun secara rohani, tetapi sekarang ia kembali ke rumah, tanah Kanaan fisik dan rohani, sekarang dia kembali naik.
Mesir adalah simbol kemunduran rohani. Kepelesiran. Ketidak teraturan hidup dan kurangnya iman. Itu ditandai dengan tipu muslihat Abram dan upaya Firaun memperistri Sarai.
Dalam hidup ini kita mungkin jatuh dalam kesalahan seperti Abram. Turun ke Mesir dan hidup kita menjadi tidak teratur dan kacau. Maka kita perlu kembali kerumah. Kepada rencana Tuhan.
Jadi saat kiita melakukan perjalanan ke Mesir, segeralah Ingat, itu jalan yang salah dan segera bertobat, tinggalkan tempat itu dan memulai kembali dari awal yang baru.
Kehidupan Kristen pada dasarnya adalah serangkaian awal yang baru –Alexander Whyte
Negev atau negeb diterjemahkan dalam Septuaginta dengan kata eremos yang berarti tempat kosong atau tak berpenghuni, padang gurun, hutan belantara.
Itu adalah wilayah seperti padang gurun di Kanaan selatan, tetapi bagi Abram itu adalah awal perjalanan kembali.
Perjalanan pulang Abram sedikit unik. Waktu dia pergi tidak banyak yang dia bawa. Namun waktu dia kembali dia membawa banyak harta dan hamba-hamba termasuk Hagar.
Itu semua adalah pemberian Firaun yang merupakan harga untuk Sarai. Abraham belajar dari kesalahannya, bertobat, dan pergi keluar dari Mesir ( Kej 13:1 ).
Ketika Anda tidak menaati kehendak Tuhan, satu-satunya hal yang benar untuk dilakukan adalah kembali ke tempat Anda meninggalkan-Nya dan memulai hidup baru.
Tidak ada kegagalan yang permanen dalam “sekolah iman.” Abraham kembali ke kemah dan altarnya dan menjalani kehidupan sebagai “peziarah dan orang asing.”
Apa yang terjadi pada Abraham tidak sepenuhnya buruk. Firaun memberi Abraham banyak kekayaan ( Kej. 12:16 ; 13:2 ), dan Sarah diberi pembantunya sendiri, Hagar ( Kej 16:1 ).
Tuhan mengampuni dosa Abraham, dan dia memulai hidup baru. Namun, ada masalah besar yang harus ditanggung kemudian hari dari kepergian Abram ke Mesir..
Masalah besar’ itu adalah bahwa semua yang diterima Abraham di Mesir kemudian menyebabkan masalah.
Karena kekayaan mereka yang besar, Abraham dan Lot tidak dapat hidup bersama dan harus berpisah ( Kej. 13:5–6 ).
Hagar, hamba perempuan Mesir, membawa perpecahan dan kesedihan ke dalam rumah ( Kej. 16 ).
Setelah merasakan Mesir (dunia), Lot mulai mengukur segala sesuatu dengan apa yang dilihatnya di sana ( Kej. 13:10–11 ), dan ini menyebabkan kejatuhannya dan kehancuran keluarganya.
Bila kita mengikuti terus kisah ini, secara terus menerus kita akan melihat penderitaan demi penderitaan mereka alami.
Pelajaran praktis dari semua ini adalah jangan pernah meninggalkan mezbah Anda. Tetaplah bersekutu dengan Tuhan tidak peduli apa pun keadaannya.
Jika Anda telah tidak taat dan Tuhan mendisiplinkan Anda, kembalilah ke tempat Anda meninggalkan-Nya dan perbaiki semuanya.
Ingatlah: “Kehidupan Kristen yang berkemenangan adalah serangkaian awal yang baru.” Itu bukanlah alasan untuk berbuat dosa, tetapi itu adalah dorongan untuk bertobat.
Ketika masa-masa sulit datang, kita selalu punya dua pilihan. Kita bisa menjadi pelajar atau menjadi korban.”
–Korban berkata, “Mengapa hal ini terjadi pada saya?”
–Seorang pelajar berkata, “Apa yang bisa saya pelajari dari ini?”
–Seorang korban mengeluh bahwa ia diperlakukan tidak adil.
–Seorang pelajar bersyukur kepada Tuhan karena ia tidak diperlakukan sebagaimana mestinya.
–Korban mencoba membalas dendam terhadap orang-orang yang telah menyakitinya.
–Seorang pelajar mencari cara untuk melayani orang lain di tengah kesulitannya.
–Korban percaya bahwa permainan kehidupan tidak berpihak kepadanya.
–Seorang pelajar percaya bahwa Tuhan bekerja bahkan dalam situasi terburuk.
Dalam setiap keadaan, kita masing-masing memiliki kesempatan untuk memilih bagaimana kita akan menanggapinya.
Terkadang kita dengan bodohnya membuat pilihan yang salah dan membayar harga yang mahal untuk kesalahan kita.
Namun bila kembali setia dan taat kepada Tuhan, Dia akan menolong kita menanggung segala akibat dari kesalahan yang pernah kita lakukan dan janji-Nya tetap akan menjadi milik kita.
Diberkati untuk menjadi Berkat
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now