Prinsip Memberi yang Murah Hati di 2 Korintus 9:6-8
“Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” 2 Korintus 9:6-8
Ada satu kisah tentang seorang pria di Houston yang menerima sepucuk surat dari stasiun radio Kristen yang meminta sumbangan kepadanya.
Stasiun radio itu membutuhkan $76 dari setiap pendengar agar tetap mengudara. Surat itu menjanjikan bahwa Tuhan akan memberkati, mengembalikan apa yang mereka telah berikan.
Dengan demikian para penyumbang dapat yakin bahwa $76 mereka akan kembali kepada mereka tiga kali lipat.
Pria itu menulis surat balasan ke stasiun radio itu dan menyarankan agar mereka mengirimkan $76 itu terlebih dahulu.
Dengan demikian, stasiun radio itu akan menerima kembali tiga kali lipat jumlah yang mereka butuhkan agar tetap mengudara!
Seperti kisah diatas, banyak orang percaya bahwa memberi itu seperti rencana investasi pasar saham. Mereka memberikan sejumlah uang dan uang itu akan kembali, disertai bunga!
Sekilas, ayat hari ini tampaknya mendukung pemikiran ini. Namun, jika ditelaah lebih dalam, terlihat prinsipnya jauh berbeda.
Di dunia kuno, seperti sekarang, tidak ada petani yang menabur dengan enggan atau hemat benih, karena mereka tahu menarbur sedikit benih di tanah berarti sedikit buah saat panen.
Jadi, sebagaimana petani menabur dengan murah hati, umat Allah juga harus memberi dengan murah hati.
Paulus mengikuti pepatah ini dengan prinsip utama. Allah memberi kepada kita terlebih dahulu agar kita dapat bermurah hati.
Urutan di sini adalah kuncinya. Kita tidak memberi terlebih dahulu agar kita dapat menerima berkat. Di sinilah stasiun radio itu salah.
Mengetahui bahwa Tuhan memberi terlebih dahulu mendorong kita bahwa tidak ada saat di mana kita tidak bisa bermurah hati.
Ini juga mendorong kita bahwa ketika kita menerima sedikit tambahan, itu bukan berarti kita dapat menghabiskan semuanya untuk diri kita sendiri.
Sebaliknya, berkat materi memungkinkan kita untuk memberi lebih banyak kepada orang lain.
Kedermawanan kita adalah cara praktis untuk membagikan Injil, karena orang lain akan melihat ketaatan yang terkait dengan pengakuan lisan kita tentang Kristus.
Yang kembali kepada kita adalah berkat rohani, bukan materi—yaitu, orang lain yang berdoa bagi kita (ayat 14).
Pada akhirnya, memberi membawa kita kembali ke tempat semuanya berawal yaitu karunia Kristus yang tak terlukiskan dari Allah.
“Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” karena Allah memang seperti itu! Allah memberi dengan cuma-cuma dan melampaui semua yang dapat kita bayangkan.
Hal ini terutama berlaku dalam pemberian Putra-Nya, tetapi juga berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari.
Luangkan waktu untuk merenungkan kemurahan hati Allah dalam hidup Anda. Tuliskan contoh-contoh spesifik tentang kelimpahan Allah.
Kemudian pujilah Allah atas kesempatan untuk hidup dari kemurahan hari ini saat Anda mempersiapkan diri untuk pengumpulan persembahan digereja.
Renungan: Apa yang dikatakan ayat ini kepada saya? Mengapa menabur sedikit akan menuai sedikit dan menabur banyak akan menuai banyak?
Pemberian seperti apakah yang berkenan kepada Allah? Apakah janji Tuhan bila memberi dengan murah hati?