Pastordepan Media Ministry
Beranda Seri Berkat Abraham Prahara Rumah Tangga Abram

Prahara Rumah Tangga Abram

ABRAM tidak mau dipersalahkan dan tidak bersedia bertanggung jawab atas kesalahan Sarai. Jiwa kepemimpinannya telah hilang.

Untuk kesalahan Lot saja dia mau mengambil tanggung jawab dengan terlibat dalam peperangan raja Sodom demi membebaskan Lot.

Sekarang untuk kesalahan istrinya, yang mana juga kesalahannya, dia tidak mau tahu. Terkesan cuci tangan. Dan mengembalikan semuanya kepada Sarai.

Itu sebabnya dia menjawab Sarai,

“Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.

Disini kita melihat, Abram tetap pasif dan tidak berbuat apa-apa. Dia gagal memimpin dan malah menyerah pada omelan emosional Sarai.

Ia seharusnya menegur Sarai tentang perannya dalam dosa, tetapi ia tidak melakukannya.

Karena Abram mengembalikan kepada Sarai semua tanggung jawab, maka dia menindas Hagar hingga lari dari rumah.

Abram tidak berusaha melindungi Hagar, yang telah mengandung benihnya sendiri. Dia membiarkan Sarai menindasnya.

Abram bersembunyi di balik konvensi Kitab Hammurabi (Hukum 146), yang menetapkan bahwa jika seorang selir mengklaim kesetaraan dengan majikannya karena ia melahirkan anak. Maka majikannya dapat menurunkan statusnya ke status sebelumnya.

Abram dengan tidak berdaya melepaskan tanggung jawab apa pun atas situasi tersebut, atau dalam hal ini atas Hagar yang malang yang baru saja menjadi istrinya.”

Ini tampaknya agak kejam bagi kita, tetapi kita harus menilainya berdasarkan zamannya sendiri dan bukan zaman kita. Ini persis sesuai dengan Tablet Nuzi dan Kitab Hammurabi tentang cara menangani selir.

Poinnya. Abram menyerahkan tanggung jawab dari dirinya sendiri sebagai pemimpin keluarga kepada Sarai.

Banyak orang seperti Abram, saat ada masalah mereka cenderung mengalihkan tanggung jawab dan membuat alasan!

Tidak mau memikul beban dimana dia terlibat disana. Bahkan dalam posisi kepemimpinan hal ini sering terjadi. Mau posisinya tetapi tidak mau tanggung jawabnya.

Mau gajinya, tetapi tidak mau resikonya. Intinya, hanya mau yang enak-enak saja. Giliran yang tidak enak, main lempar ke anak buah atau orang lain. Intinya agar dirinya aman.

Dan Sarai berbuat sesuka hatinya. Membalaskan sakit hatinya. Abram katakana lakukan apa yang baik menurut pandanganmu..

Tetapi alih-alih melakukan yang baik , ia malah melakukan yang jahat! Artinya Sarai “menyiksa, menindas, memperlakukan dengan kasar, menganiaya.”

Hagar dibuat menderita secara fisik dan batin. Dia melakukannya untuk memperkuat kembali posisinya sebagai nyonya rumah.

Sarai perempuan yang lembut, sekarang berubah menjadi kejam. Kurang belas kasihan. Tega menyiksa sesama perempuan yang sedang hamil..

Hagar tidak tahan disiksa oleh Sarai. Dia akhirnya meninggalkan rumah menyelamatkan dirinya dari amarah dan kebencian Sarai.

Dimana Abram saat Sarai menganiaya Hagar? Dia ada disana. Dia tahu dan melihat semua yang terjadi. Namun dia pura-pura tidak lihat. Membiarkan kekerasan terjadi dirumahnya.

Jadi disini Abram benar-benar tidak punya harga diri sebagai pemimpin rumah tangga dan pemimpin rohani.

Dua kali dia dalam posisi pasif dan pembiaran terhadap dua kesalahan istrinya. Pertama, rencana poligami dan penindasan.

Sebetulnya prahara dalam rumah tangga Abram dipicu oleh tindakan pasif Abram. Apa pun sebenarnya rencana ngawur dari Sarai dia dapat cegah. Karena Sarai dibawah kendalinya.

Istri harus tunduk kepada suaminya. Patuh terhadap kepemimpinannya. Itu adalah Alkitabiah. Selama kata-kata suami benar, istri patut menaatinya.

Bila seorang suami teguh dalam prinsip, maka rumah tangga akan aman. Seorang istri yang setia, tidak akan menganjurkan ide-ide ngawur kepada suaminya.

Maka diperlukan suami dan istri yang teguh pada prinsip. dua-duanya saling melengkapi untuk membangun kekuatan dalam rumah tangga.

Jadi intinya, para istri, jangan merengek-rengek kepada suami untuk suatu keinginan yang tidak baik. Para suami umumnya tidak tahan dengan rengekan istri yang terus-terusan.

Para suami, jangan mudah jatuh hati terhadap rengekan istri. Terangkan dan buka wawasan berpikirnya mengenai keinginan yang tidak baik tersebut.

Suami istri harus saling menjaga, supaya aman dan tentram dalam rumah tangga. Jauh dari prahara.

Jika seorang suami berfokus pada tanggung jawab yang ditetapkan Tuhan karena keinginan untuk memuliakan Tuhan dan istri pada tanggung jawabnya sendiri, tidak akan ada persaingan, tetapi saling melengkapi.

Para suami harus belajar mempraktikkan kepemimpinan melayani yang dicontohkan oleh Tuhan Yesus.

Para suami harus selalu ingat bahwa catatan polisi telah menunjukkan bahwa tidak ada wanita yang pernah menembak suaminya saat dia sedang mencuci piring.

Jika kita mengikuti kebiasaan budaya yang salah dan bukan rencana Tuhan, kita akan mengalami masalah keluarga.

Namun, jika kita berfokus untuk menyenangkan dan memuliakan Tuhan melalui ketaatan pada Firman-Nya, dengan belajar untuk berpikir secara alkitabiah dan memimpin dengan penuh kasih melalui teladan di rumah kita..

kita akan terhindar dari banyak masalah keluarga. Rumah tangga kita akan menjadi Sorga kecil di dunia yang penuh dos aini.

Apa pun yang dilakukan manusia tanpa Tuhan, ia akan gagal total atau berhasil lebih total.

Kolose 3:13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan