Pastordepan Media Ministry
Beranda Seri Berkat Abraham Pergi di Umur 75 Tahun

Pergi di Umur 75 Tahun

“Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.

Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ.” Kejadian 12:4-5

AYAT ini adalah keterangan dari ayat pertama ketika Tuhan memerintahkan Abram pergi. Dia melakukan perintah Tuhan. Dia pergi.

Ada banyak alasan untuk dia tidak pergi. Haran tempat yang menjanjikan. Secara ekonomi dia sudah mapan disana. Untuk apa pergi ketempat yang belum jelas keberadaannya?

Selain itu, Haran adalah tempat dimana ayahnya Terah meninggal. Makamnya ada disana. Namun dia tidak menjadikan semua hal itu menjadi alasan untuk tidak pergi.

Ibrani 11:8 menjelaskan satu-satunya alasan Abram pergi adalah karena Iman.

“Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.”

Dia beriman kepada Tuhan yang menyuruhnya pergi. Dia percaya, Allah akan menyediakan sesuatu yang jauh lebih baik dan indah dari yang dia miliki saat ini.

Abram mengikuti panggian Tuhan tanpa debat. Tanpa beban. Tanpa syarat.

Jadi dasar Abram mengambil keputusan untuk pergi adalah janji-janji Tuhan. Dia percaya janji itu memiliki pengaruh yang luas melampaui kepentingan dirinya sendiri.

Dia percaya kepada Firman Allah yang datang kepadanya. Dia menerima Firman itu dengan iman.

Satu-satunya cara kita dapat mengikuti panggilan Tuhan adalah dengan menerima Firman-Nya.

Kata memanggil dalam ayat ini digunakan untuk panggilan Tuhan menuju keselamatan. Ini bukan petunjuk cara hidup Bahagia. Tetapi panggilan untuk kelamatan.

Seperti Abram, kita semua dipanggil Tuhan meski pun Tuhan mungkin tidak meminta kita secara harfiah untuk meninggalkan negeri atau keluarga kita,

Dia memanggil kita untuk memisahkan diri dari semua yang akan menghalangi komitmen penuh kita kepada-Nya. Kata memisahkan diri adalah menguduskan diri..

Kata “kudus” berasal dari kata yang berarti terpisah atau dipisahkan. Menjadi kudus berarti terpisah dari dosa dan dipisahkan bagi Tuhan.

Inti dari kekudusan, atau pemisahan, bukanlah lahiriah, tetapi batiniah. Kita harus melepaskan diri dari cara berpikir budaya kita yang berdosa. inilah panggilan kita, yang sama dengan Abram.

Abram memercayai janji-janji Allah dan bertindak sesuai dengan janji-janji itu. Ia tidak memandang kesulitan-kesulitannya, tetapi memandang kepada Tuhan..

Ibrani katakan, ” Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.” ( Ibrani 11:10 ).

Iman Abram memandang jauh kedepan hingga kekekalan. Dia tahu hidup ini sementara. Tuhan itu yang kekal.

Kalimat keterangan berikutnya adalah informasi tentang Lot. Dia ikut bersama Abram dalam perjalanan iman tersebut.

Dari semua kerabat Abram, hanya Lot yang bersedia melanjutkan perjalanan ke Tanah Perjanjian. Apa yang membuat Lot tertarik untuk ikut, tidak ada informasi.

Kemungkinan dia melihat iman pamannya Abram, yang hidup melalui perbuatannya. Sehingga dia juga ingin menaati perintah Tuhan seperti pamannya. Paling tidak untuk saat itu.

Selain itu, dia ingin berbagi kesulitan dalam perjalanan dan ketidakpastian masa depan yang tidak ada jaminan. Karena dia pun sudah sangat dekat dengan Abram.

Sehingga hidup sendiri, tanpa Abram rasanya tidak menyenangkan.

Keterangan berikutnyaa adalah usia Abram ketika berangkat dari Haran, 75 tahun dan Sarai 65 tahun. itu bukan lagu usia yang muda.

Keterangan selanjutnya adalah dia membawa segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran.

Jadi sebenarnya, perjalanan Abram terdiri dari rombongan besar. Tidak disebutkan berapa banyak hamba-hamba Abram yang dia bawa. Jumlahnya tentu banyak.

Dan secara cepat, diterangkan, mereka tiba ditanah Kanaan. Tidak ada keterangan berapa lama waktu tempuh dari Haran sampai ke Kanaan.

Poinnya, Abram taat kepada perintah Tuhan. Karena dia mengimani janji Tuhan. itu pasti jauh kebih baik dan lebih indah dari apa yang dia miliki saat itu.

Jadi iman Abram melibatkan pemisahannya dari segala sesuatu yang akan menghalangi kemajuan perjalanan imannya!

Bila kita ingin berjalan dengan Tuhan, kita harus memisahkan diri dari segala sesuatu yang menghalangi kemajuan iman kita.

Jika keluarga, pekerjaan, harta, hobi, dll, menghalangi kita, pisahkan diri dari semua itu..

Iman Abram melibatkan harta miliknya. Abram membawa harta miliknya untuk digunakan bagi Tuhan. Hal yang sama juga kita lakukan. Mendedikasikan milik kita kepada Tuhan dalam iman.

Iman Abram melihatkan penyerahan sepenuh hati. lkitab memberi tahu kita bahwa Abraham melakukan “seperti yang Tuhan katakan kepadanya.”

Abraham belajar sejak awal bahwa rahasia untuk menyenangkan Tuhan hanyalah melakukan apa yang Dia katakana.

Meskipun panggilan Tuhan atas hidupnya akan sulit, itu adalah satu-satunya tindakan yang masuk akal.

Anda lihat, dalam iman tidak penghalang! Iman melakukan apa yang diperintahkan dan mempercayai Tuhan untuk mengurus sisanya!

Satu-satunya cara untuk menikmati kehidupan Kristen sepenuhnya adalah dengan penyerahan hati secara total kepada perintah Tuhan.

Diberkati untuk Menjadi Berkat

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan