Penyebab Yesus Menangis dan Mengusir Pedagang Bait Allah
Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: “Siapakah orang ini?” Dan orang banyak itu menyahut: “Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea.” Matius 21:10-11.
Sorak sorai menyambut Yesus sudah mulai reda. Yesus telah memasuki Yerusalem, penduduk kota itu mulai bertanya, “Siapakah orang ini?”
Tanggapan terbaik yang dapat diberikan oleh banyak orang yang merayakannya adalah, “Dan orang banyak itu menyahut: “Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea.”
Tentu saja sebagian besar dari mereka tidak terlalu memperhatikan apa yang mereka teriakkan dengan begitu riuhnya.
Namun mereka tidak memahami apa yang mereka katakan, dan ketika emosi massa mereda, mereka sulit untuk mengatakan siapa Yesus sebenarnya..
Mereka hanya katakan, seorang nabi yang berasal dari Nazaret di Galilea. Mereka tidak lagi menyebut Dia Anak Daud atau memuji Dia sebagai Penyelamat yang agung.
Dia sekarang tidak lebih dari seorang nabi.
Bangsa itu mengetahui, tetapi mereka tidak mau percaya, dan karena mereka tidak percaya maka mereka tidak tahu lagi.
Seperti nenek moyang mereka yang diberitakan Yesaya, mereka mendengar tetapi tidak melihat dan melihat tetapi tidak mengerti, karena hati mereka tidak peka (Yes.6:9-10).
Mereka mendengar pesan Yesus, mereka menyaksikan mukjizat-mukjizat-Nya, dan mereka bahkan mengakui keilahian-Nya, namun mereka menolak penyelamatan dan ketuhanan-Nya.
Mereka hanya tertarik pada kerajaan dunia ini, bukan kerajaan surga. Mereka akan menerima Yesus sebagai raja dunia, tetapi mereka tidak mau menjadikan Dia sebagai Raja surgawi mereka.
Banyak orang hanya memikirkan pembebasan fisik dan militer. Mereka berseru “Hosana” sekarang, namun segera mereka akan melihat bahwa Yesus tidak memberikan kebebasan yang mereka inginkan dan pada akhirnya akan berseru, “Salibkan Dia” (27:22).
Meskipun orang banyak memberikan pujian yang besar, Yesus mengetahui alasannya mereka menyambutnya.
Dia mengetahui ambisi mereka dan sifat berubah-ubah mereka; oleh karena itu, Lukas memberi tahu kita bahwa Yesus menangisi kota itu..
Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya,
kata-Nya: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.
Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan,
dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau.” (Lukas 19:42– 44).
Yesus menangisi mereka, hatinya sedih karena mereka tidak mengerti kebutuhan rohani mereka. Mereka hanya fokus kepada sesuatu yang hanya bersifat duniawi..
Yesus menangis, karena mereka akan binasa dan mereka tidak mengetahuinya..
Mungkin saat ini Yesus juga masih tetap menangis untuk kita yang hanya fokus kepada dunia yang sementara ini..
Setiap kali kita mementingkan perkara dunia ini, Yesus menangis, karena pengalaman itu hanya pengulangan dari pengalaman Israel.
Bila kita hanya mementingkan kebebasan dari finansial, masalah hidup kita dari pada pembebasan dari dosa, Yesus menangis.
Karena itu, jangan biarkan Yesus menangis. Mari kita tangisi diri kita dan mari kita mencari kebenaran yang membawa kita kepada keselamatan.
Yesus membersihkan Bait Suci
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
dan berkata kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” Matius 21:12-13
Sambutan yang meriah sekali dari orang banyak kepada Yesus. sekarang Dia sudah masuk ke kota Yerusalem. Tempat yang pertama dikunjungi adalah Bait Allah.
“Sesampainya di Yerusalem Ia masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya.” Markus 11:11.
Diayat ini, Yesus masuk dan meninjau semuannya..Ada poin yang berbeda dengan Matius 21:12..
“Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati..”
Diayat ini Yesus masuk, dan mengusir orang yang berjual beli dihalaman Bait Allah..
Kedua ayat itu memperjelas apa yang terjadi. Yesus mengusir para pedagang dihalaman bait Allah, setelah itu sorenya Dia keluar ke Betani.
Pada saat itu menjelang paskah, Yerusalem akan membludak empat sampai lima kali lipat, karena para peziarah Yahudi yang datang dari seluruh dunia untuk merayakan pesta besar ini.
Tradisi menyatakan, paskah terbaik dirayakan di Yerusalem. Namun karena kota tersebut tidak mampu menampung semua peziarah yang datang untuk menghadiri acara tersebut.
Karena itu, para pemimpin agama mengumumkan dekrit khusus setiap tahun, untuk sementara memperluas batas kota hingga mencakup wilayah di luar tembok, termasuk beberapa desa kecil seperti Betfage dan Betani.
Sama seperti peziarah lainnya, Yesus dan murid-murid-Nya menghabiskan siang hari di dalam kota bertembok tersebut, namun bermalam di daerah terdekat.
Mereka yang tidak dapat menemukan penginapan dan tidak memiliki teman yang tinggal di daerah tersebut sering kali berkemah di area terbuka.
Ketika mereka berada di Yerusalem, banyak orang Yahudi pergi ke Bait Suci untuk berdoa, mempersembahkan korban, melakukan ritual pembersihan dan penyucian, dan mempersembahkan persembahan di wadah besar berbentuk terompet yang terletak di Pelataran Wanita.
Yesus memasuki Bait Suci melalui Gerbang Huldah. Menaiki anak tangga lagi untuk memasuki aula stoa. Ini aula panjang dengan empat baris yang masing-masing terdiri dari empat puluh kolom tebal.
Di dalam stoa terdapat pasar tempat aktivitas komersial dimana peziarah dari seluruh Diaspora untuk berpartisipasi dalam aktivitas Bait Allah.
Di sini mereka menukar mata uang mereka yang bervariasi dengan mata uang Bait Suci, yaitu Syikal Tirus, yang kemudian digunakan untuk membayar bea Bait Allah, yang diwajibkan..
Mereka juga membeli hewan serta produk lainnya untuk pengorbanan mereka.
Halaman Bait Allah sudah lama digunakan sebagai pasar keagamaan pada saat paskah akan tiba. Pasar ini beroperasi dibawah naungan iman besar Hanas.
Dia seorang yang korup dan keji, yang melihat Bait Suci dan kedudukannya yang mulia hanya sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan dan kekayaan pribadi. Ini yang dia lakukan..
Pedagang akan membeli hak atas konsesi untuk menjual hewan kurban, anggur, minyak, atau garam, atau untuk menukarkan uang ke dalam mata uang lain.
Selain biaya waralaba, operator sering kali diharuskan membayar persentase tertentu dari keuntungan mereka kepada Hanas.
Menurut hukum lewi, hewan apa pun dapat dipersembahkan sebagai korban di Bait Suci, bila itu sudah disetujui imam.
Terapi para imam kepala membuat penyimpangan, bahwa hewan yang tidak dibeli di salah satu waralaba mereka tidak dapat dipersembahkan..
Seperti ada hukum yang mereka buat, bahwa semua orang harus membeli hewan korban dari pedagang yang bekerjasama dengan mereka..
Menurut sejarawan Yahudi-Kristen Alfred Edersheim, sering kali seseorang harus membayar sepuluh kali lipat harga hewan dari harga biasanya. Ini adalah pemerasan..
Seolah-olah pemerasan itu belum cukup, mereka yang menukar mata uang asing atau yang uangnya harus diubah menjadi jumlah yang tepat untuk persembahan, dikenakan biaya dua puluh lima persen. Mereka telah menjadi rentenir yang menjerat leher para peziarah..
Melihat semua penyimpangan itu, Yesus segera mengusir semua orang yang berjualan dan pembeli serta menjungkirbalikkan meja penukar uang dan bangku penjual merpati (21:12).
Dan itu sebabnya Yesus menyebut pasar keagamaan Bait Suci itu sebagai sarang penyamun..karena praktek jahat yang dilakukan para imam-imam..
Karena mereka, pembeli dan penjual, telah menjadikan waktu ini sekedar komersil, mencari untung dan penyalahgunaan.
Merpati adalah pengorbanan yang dilakukan oleh orang miskin (yang tidak mampu melakukan pengorbanan hewan) dan oleh mereka yang memberikan berbagai jenis persembahan pribadi..
Para pedagang di Bait Suci sering mengeksploitasi orang-orang miskin. Itu sebabnya Yesus marah dan mengusir para pedagang itu.
Karena mereka telah memperlakukan lambang pengorbanan, yang merujuk pada dirinya sendiri dengan cara yang tidak kudus..
dan berkata kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”
Cara Yesus mengusir mereka diterangkan juga oleh Yohanes,
Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Yohanes 2:14-16.
Jadi Yesus terpaksa menyucikan rumah Bapa-Nya dari penistaan, Kristus menunjukkan bahwa Dia sedang menjalankan misi ilahi untuk misi-Nya Bapa surgawi.
Itu lah latar belakang mengapa Yesus marah dan mengusir para pedangang dari Bait Allah. Poinnya jangan memperlakukan hal-hal yang menyangkut keselamatan dengan mencari keuntungan pribadi.
Rumah Tuhan adalah tempat untuk mendapat keadilan dan tujuannya adalah untuk pelayanan. Setiap sistem yang dibuat untuk mendapat keuntungan pribadi, patut dijungkir balikkan..