Penyebab nama Sarai diganti menjadi Sara

Abram telah ganti nama. Sekarang giliran Sarai. Nama Sarai berarti ‘puteriku’ sekarang menjadi ‘Sang Puteri.”
Perubahan itu dilakukan Tuhan sendiri sebagai ketentuan, “Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya..”
Ini adalah pertama kalinya istri Abraham, Sarai, disebutkan namanya dalam komunikasi ilahi dengan Abraham. Tidak ada perbedaan yang besar antara kedua nama Sarai dan Sara.
ini merupakan perubahan nama dari bentuk yang lebih tua ke bentuk yang lebih baru. Dia adalah satu-satunya wanita dalam Alkitab yang namanya diubah.
Nama Sara menunjukkan bahwa para penguasa akan berasal dari garis keturunannya.
Sarai, yang berarti “putriku,” menjadi Sara, “seorang putri.” Sebelumnya ia adalah putri bagi Abraham, tetapi selanjutnya ia akan diakui sebagai putri dan nenek moyang seluruh bangsa.
Ia akan menjadi milik keturunannya dan juga milik Abraham.
Kemudian dalam ayat 16 adalah berkat untuk Sara:
“Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.” (Kej 17:16).
Untuk pertama kalinya, dengan jelas dinyatakan bahwa Sara akan menjadi ibu dari anak perjanjian.
Jadi, Abraham akan menjadi bapa bangsa-bangsa dan Sara menjadi ibu bangsa-bangsa.
Sara akan melahirkan seorang anak, dan ia akan menjadi ibu dari anak perjanjian itu. Allah kemudian kembali menyatakan dengan tegas:
Ya, Aku akan memberkati dia; dan sarana berkat ini adalah: Ia akan menjadi ibu bangsa-bangsa. Tiga bangsa akan muncul darinya: Yehuda, Israel, dan Edom.
Tuhan melanjutkan dengan berkata: Raja-raja bangsa-bangsa akan berasal darinya, dan ini mencakup raja-raja Yahudi dan non-Yahudi.
Jadi, apa yang dijanjikan kepada Abraham dalam ayat 6 sekarang juga dijanjikan kepada Sara.
Bagaimana respon Abraham mendengar pernyataan Tuhan?
Jadi ada dua responnya: Tertunduk dan tertawa dalam hati. Abraham merasa lucu dan geli. Kata Ibrani untuk tertawa adalah Yitzchak, yang kemudian menjadi nama sang anak.
Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?”
Ada tiga kesempatan berbeda dari tertawa yang dikaitkan dengan kelahiran Ishak: Abraham tertawa ketika dia mendengar istrinya akan melahirkan anak yang dijanjikan ( Kej 17:17 ).
Sarah tertawa dalam ketidakpercayaan ketika dia mendengar berita itu ( Kej 18: 9-15 ).
Kemudian lagi Sarah tertawa kegirangan ketika anak laki-laki itu lahir ( Kej 21: 6 , 7 ). Seperti yang telah kita lihat nama Ishak berarti “dia tertawa.”
Ada permainan kata Ibrani yang menarik tentang “tertawa” ( tsachaq ) di Kejadian 17-19. Kkata itu digunakan untuk 3 orang yang berbeda.
Pertama Abraham yang tertawa ( Kej 17:17 ). Sarah yang tertawa karena tidak percaya ( Kej 18:12 , 13 , 15 ).
Calon menantu Lot yang orang Sodom “tertawa” mengejek ( Kej 19:14 ). Melihat semua tawa ini kita melihat nama Ishak (Yitschaq – “dia tertawa”) berasal dari ( tsachaq ) ( Kej 17:19 ).
Perhatikan bahwa Allah tidak menegur Abraham ketika ia tertawa, tetapi “menegur” Sarah ketika ia tertawa dalam Kejadian 18:13.
Hal ini menunjukkan bahwa tawa Abraham tidak selalu merupakan tanda ketidakpercayaan.
Namun ada juga yang melihat tertawa Abraham sebagai tanda keraguan, dimana ia sedang berjuang untuk menyesuaikan imannya dengan keadaannya.
Terserah Anda saja, mana yang mau diyakini: Abram tertawa karena gembira atau tertawa karena tidak percaya..
Intinya, sekarang Abraham pasrah kepada Tuhan. Diumur yang semakin tua dan hari kematian yang semakin dekat jani Tuhan akan digenapi.
Menurut ayat 1, Abraham berusia sembilan puluh sembilan tahun. Dengan mengatakan, seratus tahun, ada pengakuan yang jelas bahwa jika hal ini benar adanya, maka penggenapan masih satu tahun lagi karena Sara belum hamil.
Jadi siapa yang tidak akan tertawa mendengar jika seorang nenek tua akan mengandung dan melahirkan anak di usia 90 tahun..? Tentu semua orang akan tertawa..
Karena itu akan sangat lucu. Dan memang Tuhan ingin membuat hal yang lucu dalam hidup Abraham.
Selama ini mereka hidup dalam berbagai tragedy. Tuhan ingin membuat tragedy menjadi komedi.
Bahwa eorang pria berusia seabad akan menjadi seorang ayah, dan bahwa istrinya yang berusia sembilan puluh tahun akan melahirkan seorang anak..
Seluruh gagasan itu pasti tampak menggelikan bagi Abraham. Namun, ia menerima berita itu dengan sangat gembira.
Sambil bersujud di hadapan Tuhan, ia mengungkapkan keterkejutan, keheranan, dan kegembiraannya—tanpa sedikit pun tanda-tanda ketidakpercayaan.
Mungkin Anda pernah tertawa geli karena sesuatu yang tampak mustahil, namun terjadi dalam hidup Anda..
Jika Abraham tertawa untuk hal yang mustahil, mari kita tertawa bersama Abraham, sebab hal yang mustahil bagi kita tidak mustahil bagi Tuhan..
Maka kita juga dapat menertawakan tawa kudus dari iman yang menganggap ketidakpercayaan sebagai sesuatu yang tidak masuk akal.
Iman mengharapkan dari Tuhan apa yang melampaui segala harapan manusia.
Orang beriman akan selalu tertawa penuh sukacita. Tawa kudus. Karena janji Tuhan akan digenapi dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Tertawalah sekarang.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now