Penyebab Abram Ganti Nama

SETELAH membuat perjanjian baru dengan Abram, bahwa dia akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa,
“Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Selanjutnya Tuhan mengubah nama Abram menjadi Abraham.
Di Timur, merupakan kebiasaan untuk mengubah nama seseorang saat terjadinya peristiwa besar dalam hidup mereka.
Pada zaman Alkitab, Tuhan sering mengubah nama seseorang untuk menunjukkan apa yang akan Dia lakukan melalui orang tersebut..
Mengapa nama Abram diubah? Ayat selanjutnya menjelaskan..
Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Nama Abram memiliki arti “Bapa yang dimuliakan” sedangkan nama Abraham adalah “ Bapa banyak orang..” Kedua nama ini memiliki arti dan makna yang berbeda.
Dalam bahasa Ibrani nama Abram ini dieja ‘av-ram , diucapkan ahv-rahm. Nama ini terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah kata untuk “ayah,” ‘av (huruf “b” adalah bunyi lembut).
Yang kedua berasal dari kata kerja rum (diucapkan room), kata yang berarti “tinggi, ditinggikan.”
Mengapa Terah memanggil bayi Abram dengan sebutan “ayah yang ditinggikan”? Nah, nama itu tidak merujuk kepada Abram sebagai ayah yang ditinggikan, tetapi kepada ayahnya, Terah.
Merupakan adat, dan masih berlaku di banyak negeri Timur, untuk memberi nama anak dengan cara tertentu untuk mencerminkan ayahnya..
Dan kemudian ketika anak itu tumbuh dewasa dan menjadi seorang ayah, dia akan mengubah namanya.
Jadi nama patriark itu menunjukkan bahwa ayahnya, Terah, ditinggikan. Ini mungkin berarti bahwa Abram berasal dari garis keturunan bangsawan.
Dengan kata lain, nama “Abram” merujuk ke masa lalu, sementara nama baru Abraham merujuk ke masa depan.
Jadi alasan Tuhan mengubah nama Abram menjadi Abraham karena Tuhan ingin membuat dia menjadi bapa bagi banyak orang atau bangsa-bangsa.
Bukan hanya sekedar ditinggikan atau dimuliakan. Penggantian nama juga untuk memberi karakter baru kepada Abraham.
Jadi mulai sekarang kita akan memanggil dia sebagai Abraham. Lupakan nama Abram.
Sekarang dalam Kejadian 17 Tuhan berjanji kepada Abram bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa , dan karena itu mengubah namanya menjadi “Abraham” (‘av-ra-ham).
Ini sebenarnya adalah permainan kata dan bukan etimologi, karena Avraham dalam bahasa Ibrani terdengar seperti Avhamon, yang berarti “ayah dari banyak orang.”
Alasan perubahan nama ini seperti yang sudah dijelaskan diatas adalah: Sebab dia akan menjadi bapa banyak bangsa [Avhamon].
Kata Ibrani untuk bangsa-bangsa di sini adalah goyim, yang menekankan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi akan datang darinya, dan ini juga merupakan sebuah ketentuan baru, sebuah janji baru.
Dan inilah intinya. Setiap kali nama baru itu digunakan, nama itu mengingatkan sang bapa leluhur dan keluarganya akan janji itu, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa .
Di sinilah perubahan nama mencerminkan perubahan status sang bapa leluhur. dari manusia lama menjadi manusia baru.
Karena janji Allah, nama barunya merujuk ke masa depan, kepada putranya, kepada bangsa-bangsa, dan kepada masa depan.
Dan inilah yang terjadi ketika Tuhan melangkah masuk ke dalam hidup kita dan membuat janji-janji yang mulia dan agung bagi kita.
Janji-janji itu adalah panggilan untuk berpaling dari masa lalu, dan menatap masa depan dengan iman.
Kita tidak pernah kehilangan hubungan keluarga kita; tetapi kita memiliki keluarga baru, harapan baru, kehidupan baru dengan masa depan yang mulia yang sepenuhnya menutupi masa lalu.
Inilah tema yang Allah sampaikan kepada Israel dalam Yesaya 43:18 , 19. Di sana Ia mengumumkan pemulihan tanah itu dengan perjanjian baru dengan memberi tahu umat-Nya,
“Lupakanlah hal-hal yang dahulu . . . Aku hendak melakukan sesuatu yang baru.”
Demikian pula ketika orang-orang beriman kepada Juruselamat saat ini, mereka menjadi ciptaan baru di dalam Kristus, dan hal-hal lama sedang berlalu.
Selanjuitnya di ayat 6, Tuhan menjanjikan kesuburan Abraham: Dan Aku akan membuat engkau beranak cucu banyak.
Bukti kesuburan Abraham akan ada dua: Pertama, Aku akan membuat bangsa-bangsa dari padamu dan ini merupakan penegasan kembali dari janji sebelumnya..
Kedua, raja-raja akan muncul dari padamu, sebuah ketetapan baru yang tidak disebutkan sebelumnya. Janji ini mencakup raja-raja Yahudi dan bukan Yahudi.
Kemudian dalam ayat 7 adalah penegasan kembali perjanjian tersebut:
Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
Jadi, perjanjian itu akan diteguhkan dengan dan melalui satu keturunan tertentu saja (yang telah diteguhkan dalam Kejadian 12:1-3).
Meskipun Allah akan membuat banyak bangsa dari Abraham, perjanjian itu akan dipertahankan hanya melalui satu bangsa.
Jangka waktunya adalah: perjanjian yang kekal. Kata Ibrani untuk kekal adalah kata olam.
Kata yang diterjemahkan “kekal” tidak selalu berarti menunjukkan suatu periode yang tidak terbatas (lihat Kel. 21:6).
“Kekal” seperti yang digunakan dalam Alkitab pada umumnya menunjukkan keadaan atau kondisi yang akan terus ada selama objek yang menjadi sasarannya, berdasarkan sifat yang melekat padanya, dapat terpengaruh oleh keadaan atau kondisi tersebut.
Dalam hal ini berarti “perjanjian yang kekal” tetap berlaku selama rencana keselamatan masih berlaku.
Dengan demikian, ketentuan-ketentuan dari perjanjian Allah dengan Abraham tersedia bagi semua generasi.
Janji dari perjanjian ini ada dua: Pertama, “Aku menjadi Allahmu” artinya menjadi Allah Abraham secara pribadi..
Kedua, “Allah bagi keturunanmu,” Terakhir, dalam ayat 8a, terdapat janji tentang Tanah Perjanjian:
Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.”
Lagi firman Allah kepada Abraham: “Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
Memelihara ( shamar ) berarti menaati dengan sungguh-sungguh. Secara mental. Perjanjian itu lebih serius lagi dari sebelumnya..
Sebagai pemenuhan janji Allah, Yesus datang dari garis keturunan Abraham dan memberkati bangsa-bangsa dengan menyerahkan nyawa-Nya untuk dosa-dosa kita.
Ketika kita percaya kepada-Nya, kita diberkati dan dijanjikan kehidupan kekal bersama-Nya. Allah sekarang memanggil kita dengan nama-nama baru: “umat-Ku” dan “anak-anak Allah yang hidup” ( Rm. 9:25-26 ).
Sebagai umat-Nya, kita dapat dipakai oleh-Nya untuk memberkati orang lain.
Tuhan memberikan berkat pada kita, agar kita pun dapat memberikan berkat pada orang lain.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now