Pentingnya Musik Dalam Alkitab

Prinsip Alkitab mengenai Musik Gereja

Pendahuluan:

Ada satu kisah tentang seorang pria yang selama kampanye pemilihan membuat stiker di bamper mobilnya yang bunyinya, “My mind is made up ( pikiran saya dibuat), tolong, jangan buat bingung saya dengan fakta-fakta.”

Kisah ini mengingatkan kita tentang perdebatan yang sedang berlangsung tentang penggunaan music pop dalam Ibadah dan penginjilan.

Ada banyak orang Kristen yang pikirannya sudah dibuat untuk mendukung atau menolak penggunaan music semacam itu.

Jadi mereka tidak mau mendengar apa yang alkitab telah katakan mengenai music yang sacral atau sekural karena mereka berasumsi telah mengetahui semua fakta.

Sebagian orang dengan tegas berkata telah menemukan teks teks alkitab yang mendukung penggunaan lagu-lagu pop, menari dan bahkan band rock selama kebaktian gereja.

Maka pembahasan ini tidak akan berguna bagi mereka yang pikirannya sudah diset seperti itu.

Tetapi ada banyak orang Kristen yang pikiranya masih terbuka, mereka ingin memahami alkitab lebih jelas, apa yang alkitab ajarkan mengenai music yang pantas untuk ibadah baik secara pribadi maupun ibadah secara umum.

Maka orang-orang yang seperti inilah yang akan tertolong dengan materi ini.

Tujuan tulisan ini

Tujuannya adalah untuk menyaring dari alkitab beberapa prinsip dasar mengenai music yang sesuai untuk ibadah.

Dan hal ini tidak mudah karena didalam alkitab tidak ada diatur bagian khusus yang menerangkan tentang doktrin khusus mengenai music.

Sebaliknya alkitab adalah sumber buku dengan lebih dari 500 refrensi tentang music, pemusik, nyanyian, dan alat music.

Refrensi ini tersebar diseluruh alkitab. Tantangannya bukan dimana menemukan refrensi ini, tetapi bagaimana menarik/mengambil prinsip yang bisa diberlakukan untuk kita sekarang ini.

Disini tujuannya adalah untuk melihat music dari segi teologis bukan sejarah musiknya. Kami ingin kita mengerti sifat dan fungsi music baik dalam kehidupan social maupun dalam kehidupan kerohanian umat Tuhan.

Secara khusus kami ingin memastikan apakah ada perbedaan, jika ada, apakah alkitab membuat perbedaan antara music yang sacral/kudus dan dengan musik secular/duniawi.

Bagian ini dibagi tiga.

Bagian pertama menguji pentingnya music dalam alkitab, kususnya dalam bernyanyi.

Maka tiga pertanyaan utama adalah:

(1) Kapan, dimana, bagaimana dan mengapa kita harus menyanyi?

(2) Apakah maksudnya “untuk membuat kegembiraan yang riuh kepada Tuhan”?

(3) Apakah itu “lagu baru” yang orang-orang percaya harus nyanyikan?

Bagian kedua akan focus kepada pelayanan music dalam alkitab.

Investigasi pertama di mulai dari pelayanan music dibait suci, kemudian dilanjutkan di sinagog dan akhirnya di gereja perjanjian baru. Alkitab membuat perbedaan jelas antara musk sakral dan sekuler.

Instrumens perkusi, music rithem, dan menari tidak pernah menjadi bagian dalam music dibait suci, di sinagog dan di gerja mula-mula.

Bagian ketiga adalah menguji apa yang alkitab katakan mengenai menari dan tarian.

Apakah menari sebagai komponen yang positif dari ibadah gereja.

Bagian Pertama: Pentingnya menyanyi dalam Alkitab

Pentingnya musik dalam alkitab menunjukkan bukti bahwa Tuhan itu kreatif dan kegiatan penebusan dirayakan dengan musik.

Pada waktu penciptaan kita mengatakan “bintang fajar menyanyi bersama, dan semua anak-anak Allah bersorak kegirangan” Ayub 38:7.

Pada waktu inkarnasi Yesus, paduan suara sorga menyanyikan, “Kemuliaan bagi Tuhan ditempat yang tinggi, dan damai sejahtera dibumi diantara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Lukas 2:14).

Pada akhir penyempurnaan penebusan, banyak orang yang ditebus akan menyanyikan:

“Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, l seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: “Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba r telah tiba, dan pengantin-Nya s telah siap sedia.”

Wahyu 19:6-8

Nyanyian pada waktu penciptaan

Tanggapan alam terhadap karya ciptaan Tuhan dan kemuliaan-Nya yang agung, sering diungkapkan dalam bentuk nyanyian.

Ini jelas menunjukkan, bernyanyi adalah sesuatu yang berkenaan kepada Tuhan dan di mana Dia senang.

Ada banyak sekali contoh-contoh dalam Alkitab tentang semua ciptaan Tuhan yang diundang untuk menyanyikan pujian kepada Tuhan.

Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya, biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai. (Mazmur 96:11-12)

Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama. (Mazmur 98:8).

Pujilah TUHAN, hai segala buatan-Nya, di segala tempat kekuasaan-Nya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! (Mazmur 103:22)

Kita membaca burung-burung menyanyi karena Tuhan menyediakan mereka air. (Mazmur 104:12)

Langit, bagian bawah bumi, gunung-gunung, hutan, dan semua pohon yang berbaris menyanyi bagi TUhan. (Yes 44:23)

Padang gurun, kota-kota, dan penghuni batu, bernyanyi dan memberi kemuliaan kepada Tuhan. (Yes 42:1-12)

Bahkan gurun pun harus mekar dan “bersukacita dengan sukacita dan nyanyian” (Yes 35: 2)

Semua kiasan metafora ini yang dinyanyikan ciptaan Tuhan baik yang hidup maupun yang tidak hidup, berseru memuji Tuhan, memberi tahu kita bahwa musik adalah sesuatu yang ditakdirkan dan diinginkan Tuhan.

Music, terutama nyanyian, memiliki tempat dan tujuan khusus di alam semesta.

Nyanyian manusia

Ketika alam bernyanyi, maka manusiapun turut bernyanyi. Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita. (Maz 95:1)

Nyanyikanlah mazmur bagi TUHAN, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! (Maz 30:4)

Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia, (Maz 107:8)

Yesus berkata bahwa jika orang tidak memuji Dia, ”batu-batu itu akan berseru (Lukas 19:40).

Alkitab secara khusus menyebutkan bahwa nyanyian harus ditujukan kepada Tuhan.

Tujuannya bukan untuk pemuasan diri (self gratification), tetapi untuk memuliakan TUhan (God’s glorification).

Musa mengatakan: “Sebab itu aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu, ya TUHAN, di antara bangsa-bangsa, dan aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu. 2 Sam 22:50).

Paulus katakan: “Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.” (Efesus 5:19)

Music dalam alkitab bukan hanya untuk Tuhan, itu juga datang dari Tuhan. Itu adalah anugerah Tuhan kepada keluarga manusia.

Dalam memuji Tuhan karena pembebasan-Nya, Daud mengatakan,

“Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN. (Maz 40:3)

Teks ini mengatakan kepada kita bahwa musik diinspirasikan oleh Tuhan, sama seperti Firman Tuhan yang kudus.

Di dalam alkitab buku terpanjang adalah Mazmur – buku nyanyian umat Tuhan pada jaman Alkitab.

Ini berarti bahwa music itu sacral, bukan hanya ekspresi artistic manusia, tapi juga karunia dari Tuhan, kadang-kadang di inspirasikan oleh Tuhan sendiri.

Kita bisa membedakan gaya atau tipe musik, tapi tidak ada orang Kristen yang dapat secara sah menentang musik, karena musik adalah bagian dari karunia Tuhan untuk keluarga manusia.

Pentingnya musik untuk kebaikan manusia secara menyeluruh.

Pernyataan pertama yang kita temukan dalam alkitab di dalam berbagai subjek, biasanya ada nilai dasarnya.

Dalam hal music ini juga benar. Beberapa generasi dari Adam dan Hawa, alkitab mengatakan bahwa ada tiga anak lamek dan dua istrinya, Adah dan Zilah.

Setiap anak diperkenalkan sebagai “bapak pendiri” dari dasar profesi.”

Adah melahirkan Jabal; dia adalah bapak dialah yang menjadi bapa orang yang diam dalam kemah dan memelihara ternak.

Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling.

Zila juga melahirkan anak, yakni Tubal-Kain, bapa semua tukang tembaga dan tukang besi. Adik perempuan Tubal-Kain ialah Naama. (Kejadian 4:21-22)

Sangat jelas bahwa ketiga bersaudara ini adalah bapak pendiri dari tiga profesi yang berbeda.

Pertama sebagai petani dan yang ketiga sebagai pembuat perkakas. Baik pertanian dan industry sangata penting dalam kehidupan manusia.

Diantara kedua profesi besaudara diatas adalah profesi music. Implikasinya bahwa manusia dipanggil bukan hanya untuk memproduksi makanan dan barang, tapi juga untuk menikmati keindahan estetika seperti music.

Pianis klasik Amerika Sam Totman melihat ayat ini sebagai indikasi penyediaan Tuhan untuk kebutuhan estetika manusia, disamping hal yang bersifat fisik dan material.

Dia menulis:

“Disini, ditunjukkan beberapa ayat, Allah menyatakan bahwa persediaan manusia akan kebutuhan material tidak cukup; sebagai tambahan, manusia harus memiliki sensifitas estetika. Bahkan dari awal music lebih dari sekedar hobi yang dipandang sebagai sesuatu yang menyenangkan. Tapi Tuhan telah menciptakan dalam diri manusia kebutuhan estetika yang dapat dipuaskan dalam music, dan didalam kasih kebijaksaannya Dia telah menyediakan kebutuhan ini.1

Quoted in the Banner of Truth (January 1977), p. 13.

Dari sudut pandang alkitab, musik bukan hanya sekedar yang berpotensi menggembirakan.

Itu adalah karunia yang Tuhan telah sediakan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara menyeluruh.

Keberadaan musik harus memberikan kita alasan untuk memuji Tuhan karena kasihnya yang disediakan bagi kita, melalui mana kita dapat mengungkapkan terimakasih kita kepada-Nya, sementara kita mengalami kegembiraan dalam diri kita sendiri.

Materi ini diambil dari buku THE CHRISTIAN and ROCK MUSIC: A STUDY ON BIBLICAL PRINCIPLES OF MUSIC. Editor Samuele Bacchiocchi.

CONTRIBUTORS: Samuele Bacchiocchi, Calvin M. Johansson, Brian Neumann, Eurydice V. Osterman, Güenter Preuss, Tore Sognefest, Wolfgang H. M. Stefani

Bersambung…

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *