Pelajaran 6: Arti dan Makna Kematian Yesus di Kayu Salib

AYAT INTI: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:14,15).

Kematian tidak dapat dihindari. Kematian mungkin dapat ditunda beberapa tahun kedepan. Tetapi cepat atau lambat, kematian pasti datang.

Semua yang mati, baik orang jahat atau orang benar akan berakhir ditempat yang sama yaitu kuburan.

Yang akan membedakan adalah pengharapan mereka. orang benar mati dengan harapan kebangkitan. Orang jahat mati tidak punya harapan itu.

“Demikianlah binasa juga orang- orang yang mati dalam Kristus” (1 Kor. 15: 18).

Jadi, kebangkitan Kristus adalah pusat iman kita, karena dalam kebangkitan-Nya kita memiliki kepastian kebangkitan orang mati.

Tetapi sebelum Kristus dibangkitkan dari kematian, Dia, tentu saja, harus mati.

Dalam pelajaran ini kita akan fokus pada kematian Kristus dan apa artinya janji hidup yang kekal itu bagi kita.

Berikut kita dapat mengikuti 5 langkah perjalanan Yesus dari sebelum dunia dijadikan hingga kebangkitan-Nya.

1. Sebelum Dunia Ada, Rencana Penebusan Yesus Telah di Canangkan

“Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.” Wahyu 13:8

Apa artinya bahwa sejak dunia dijadikan, Anak Domba itu telah disembelih?

1. Kita harus memahami bahwa kalimat dalam ayat ini memiliki arti simbolis, karena Kristus tidak disalibkan sampai ribuan tahun kemudian setelah Penciptaan bumi.

2. Apa yang dikatakan dalam teks ini adalah bahwa rencana keselamatan telah dilakukan sebelum penciptaan dunia. Dan inti dari rencana itu adalah kematian Yesus, Anak Domba Allah, di kayu salib.

Dalam Titus 1:2 dikatakan, “dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta.”

“Rencana penebusan kita bukanlah suatu buah pikiran yang lahir belakangan, suatu rencana yang dirumuskan sesudah Adam berdosa …. Itu adalah uraian azas-azas yang telah menjadi dasar singgasana Allah sejak zaman abadi” [Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 16].

Rencana penebusan atau keselamatan itu pertama kali diungkapkan kepada Adam dan Hawa di Taman Eden [Kej. 3:15,21], dan itu dilambangkan dengan setiap pengorbanan darah, yang wujud sesungguhnya digenapi oleh Yesus di kayu salib sebagai korban pengganti.

Yesus adalah “Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” [Yohanes 1:29].

Orang berdosa ditebus dengan darah yg sangat mahal, yaitu darah Kristus. 1 Petrus 1:18-19 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

2. Sesudah Yesus Datang Ke Dunia, Kematian-Nya Kembali Di Tegaskan

Pada tahun terakhir pelayanan Yesus di bumi, Yesus berbicara lebih tegas lagi kepada murid-murid-Nya tentang kematian-Nya yang akan datang.

Bagaimana reaksi para murid setelah mendengar penjelasan Yesus tentang penderitaan-Nya menuju salib?

1. Mereka tampaknya tidak mampu dan tidak mau menerima kenyataan dari pernyataan-pernyataan Yesus.

Bahkan mereka dipenuhi dengan pemahaman yang salah tentang peran Mesias, Petrus bahkan berkata: Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu, hal itu sekali-kali tdk akan menimpa Engkau [Matius 16:22]. Di sini Petrus salah memahami peran Mesias.

2. Para murid mengalami kesedihan saat mendengar pernyataan Yesus tentang penderitaan yg akan di alami-Nya [Matius 17:22-23].

3. Saat berjalan Melewati Galilea secara pribadi [Mrk. 9:30-32] dan selama perjalanan terakhir-Nya ke Yerusalem [Luk. 18:31-34], Yesus kembali berbicara kepada murid-murid-Nya tentang kematian dan kebangkitan-Nya. Namun, mereka sama sekali tidak mengerti apa yang Yesus katakan.

Lepas dari semua reaksi para murid terhadap pernyataan Yesus, tentu saja apa yang Yesus sampaikan itu adalah sesuatu yang tidak ingin mereka dengar, dan tidak berharap untuk mendengarkannya, namun itu adalah kebenaran yang menyatakan anugrah Allah bagi kita orang berdosa.

“Yesus lahir untuk mati, dan Dia hidup untuk mati. Setiap langkah yang diambil-Nya membawa-Nya lebih dekat kepada korban penebusan-Nya yang besar di kayu salib Kalvari. Sadar sepenuhnya akan misi-Nya, Dia tidak mengizinkan siapa pun atau apa pun mengalihkan perhatian-Nya darinya.

Kenyataannya,“Seluruh hidup-Nya adalah pengantar kematian-Nya di kayu salib” [Fundamentals of Christian Education, hlm. 382]

3. Yesus Mempersembahkan Diri-Nya di Kayu Salib

Sementara Yesus tergantung di kayu salib, imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan tua-tua mengolok-olok Dia dengan mengatakan,

“Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya” [Mat. 27:42].

Sangat mungkin bagi Yesus untuk melepaskan diri dari salib, itu terlalu mudah sebab Ia Maha Kuasa.

Namun, Kasih-Nya yang tak bersyarat bagi seluruh umat manusia, termasuk para pencemooh itu, tidak membiarkan-Nya menyerah.

Yesus tidak turun dari salib dan menyelamatkan diri-Nya sendiri, karena Dia ditahan, bukan oleh paku, tetapi oleh kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia berdosa.

Yohanes 19:30, “Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.”

Apa pesan penting dari pernyataan Yesus, “Sudah selesai”?

1. “Kristus menunjukkan bahwa tidak hanya penderitaan-Nya telah berakhir, tetapi terutama bahwa Dia telah memenangkan sejarah pertikaian besar semesta melawan Iblis dan kekuatan jahatnya.

“Segenap surga menang dalam kemenangan Juruselamat. Iblis di kalahkan, dan mengetahui bahwa kerajaannya sudah hilang” [ Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 410].

2. Imam Besar kita yang agung telah membuat satu-satunya pengorbanan yang bernilai dalam keselamatan kita. Ketika Ia mempersembahkan diri-Nya di kayu salib, penebusan yang sempurna dibuat untuk dosa manusia.

3. Ketika Kristus berseru, ‘sudah selesai’, pertempuran telah dilakukan dan kemenangan di dapatkan oleh Yesus.

Pengorbanan Yesus yang sempurna di salib adalah sebuah kemenangan, Dia telah menang, bagi kita dan untuk alam semesta, ini adalah kemenangan yang terbesar dan paling mulia.

4. Yesus Mati Untuk Manusia

Pengorbanan hewan di upacara bait suci tidak dapat menghapus dosa dengan sendirinya. Itu hanya menyediakan pengampunan bersyarat yang bergantung pada efektivitas pengorbanan Kristus di kayu salib.

Sehingga melalui jasa-jasa Kristus, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” [1 Yoh. 1:9].

Apakah arti kasih Allah yang dinyatakan dengan pengorbanan Yesus di kalvari?

  1. Yesus, Pribadi yang menciptakan alam semesta [Yoh. 1:1-3], mempersembahkan diri-Nya bagi kita masing-masing, sebagai korban untuk dosa, semuanya agar kita tidak perlu dihukum atas apa yang dapat membuat kita dihukum secara adil.
  2. Yesus Kristus menyatakan bahwa “Allah begitu mengasihi dunia sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal” untuk mati bagi kita [Yoh. 3:16]. Tetapi kita tidak boleh lupa bahwa Kristus menawarkan diri-Nya secara sukarela demi kita [Ibr. 9:14].
  3. Kristus mati sekali untuk selamanya [Ibr. 10:10] dan sekali untuk selama-lamanya [Ibr. 10:12], karena pengorbanan-Nya cukup dan tidak pernah kehilangan kekuatannya.
  4. “Sekiranya hanya ada satu jiwa yang mau menerima anugerah penyelamatan-Nya, Yesus pasti akan memilih hidup-Nya yang penuh kesengsaraan dan hinaan dan kematian-Nya yang memalukan itu” [Membina Keluarga Sehat, hlm. 114].

5. Arti Kematian Yesus di Salib

Tidak ada satu teori pun yang dapat menjelaskan sepenuhnya arti penting kematian Kristus di kayu salib.

Meskipun kita dapat mengumpulkan seluruh mosaik alasan kematian-Nya, gambaran seperti itu hanya akan menangkap sebagian kecil dari makna salib yg sangat besar.

Salib mengungkapkan kasih Allah yang tidak dapat dipahami bagi org berdosa, keadilan-Nya, kebenaran-Nya, kemegahan karakter-Nya yang kudus..

Kekekalan hukum-Nya, sifat dosa yg menjijikkan, keamanan pemerintahan-Nya, kemenangan-Nya atas dosa.

Apa yang terjadi di kayu salib adalah tindakan keselamatan Ilahi yang tiada taranya, tidak dapat digandakan, unik, dan tidak dapat diulang [Ibrani 9:28].

Dari sana semua manfaat keselamatan mengalir keluar, termasuk pelayanan pengantaraan Kristus untuk kita sekarang ini. Keselamatan lengkap di dalam Kristus [Roma 3:21-26, 1 Korintus 2:2].

Di salib, Kristus tidak hanya mengalami kematian alami yang harus dihadapi setiap manusia. Dia mengalami kematian kedua yaitu hukuman dosa, sehingga semua orang yang menerima Dia tidak mengalaminya [Roma 8:1].

Beberapa aspek penting yang perlu kita ingat berkaitan dengan makna salib:

  1. Salib adalah pernyataan tertinggi dari keadilan Allah terhadap dosa [Roma 3:21-26].
  2. Salib adalah pernyataan tertinggi kasih Allah bagi orang berdosa [Roma 5:8].
  3. Salib adalah sumber kekuatan yang besar untuk memutuskan rantai dosa [Roma 6:22-23; 1 Kor. 1:17-24].
  4. Salib adalah satu-satunya harapan hidup kekal kita [Flp. 3:9-11; Yoh. 3:14-16; 1 Yoh. 5:11-12].
  5. Salib adalah satu-satunya penangkal terhadap pemberontakan masa depan di alam semesta [Why. 7:13-17, Why. 22: 3].

Hikmat duniawi tidak dapat mengenal Yesus atau keselamatan yang Dia tawarkan kepada kita melalui kematian-Nya di kayu salib, sebab bagi hikmat dunia pemberitaan tentang salib adalah sebuah kebodohan [1 Kor. 1:18].

Stephen N. Haskell, dalam bukunya, The Cross and Its Shadow, hlm. 5 menjelaskan bahwa: “Keabadian tidak akan pernah bisa memahami kedalaman cinta yang diungkapkan di salib Kalvari. Di sanalah kasih Kristus yang tak terbatas dan keegoisan Iblis yang tak terbatas berdiri berhadapan”.

Kesimpulan

Seluruh surga tertarik kepada keselamatan manusia yang sudah jatuh dalam dosa. Apakah manusia itu justru acuh tak acuh terhadap rencana keselamatan itu? Akahkah manusia meremehkannya? Apakah manusia akan menganggap ini masalah kecil untuk selamat atau binasa?

Roh Tuhan tidak akan selalu didukakan. Ia akan pergi jika berduka sedikit lebih lama lagi. Setelah semua yang telah TUHAN lakukan untuk menyelamatkan manusia, jika manusia meremehkan belas kasihan Yesus yang ditawarkan, kematian akan menjadi bagian manusia, dan itu akan dibayar dengan mahal. Ini akan menjadi kematian yang mengerikan.

Perngorbanan besar yang telah dilakukan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa menunjukkan kepada manusia nilai manusia itu. Ketika jiwa yang berharga sekali hilang, itu hilang selamanya.

Yesus datang ke dunia dengan berbagai alasan:

A. Untuk menebus umat manusia.

B. Untuk menyatakan kepada manusia karakter kasih TUHAN yang sejati.

C. Untuk mengalahkan Iblis dan menyangkal tuduhan palsunya.

D. Untuk membuktikan bahwa manusia dapat menaati TUHAN sebagaimana Kristus dalam kemanusiaan-Nya menggenapi dengan sempurna semua hukum dan menjalani hidup yang tidak berdosa dan suci.

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *