Pastordepan Media Ministry
Beranda Renungan Pecahan cermin

Pecahan cermin

[pastordepan.com] Selama Perang Dunia Kedua, pasukan payung Jerman menyerbu pulau Kreta. Ketika mereka mendarat di Maleme, penduduk pulau bertemu dengan mereka, penduduk tidak membawa apa-apa selain pisau dapur dan sabit jerami. Konsekuensi perlawanan sangat merusak. seluruh Penduduk desa berbaris dan ditembak.

Untuk mengingat peristiwa itu, saat ini sebuah lembaga untuk perdamaian dan pemahaman yang didirikan oleh seorang pria Yunani bernama Alexander Papaderous.

Papaderous baru berusia enam tahun ketika perang dimulai. Kampung halamanya telah dihancurkan dan dia dipenjarakan di kamp konsentrasi. Ketika perang berakhir, ia menjadi yakin bahwa rakyatnya perlu melepaskan kebencian yang disebabkan oleh perang. Untuk membantu prosesnya, ia mendirikan institut di tempat ini yang mewujudkan kengerian dan kebencian yang disebabkan oleh perang.

Suatu hari, ketika dalam sebuah seminar, Papaderous ditanya, “Apa arti hidup?” Itu pertanyaan yang sangat berat. Tapi Papaderous menjawabnya.

Lalu dia membuka dompetnya, mengeluarkan cermin bulat kecil dan mengangkatnya agar semua orang bisa melihatnya.

Selama perang dia hanyalah bocah kecil ketika dia menemukan kaca tersebut dalam sebuah kecelakaan sepeda motor. Sepeda motor itu milik tentara Jerman. Lalu Alexander melihat potongan-potongan cermin rusak dari sepeda motor tergeletak di tanah.

Dia mencoba menyatukan semua pecahan kaca yang berserakan tetapi tidak bisa, akhirnya dia mengambil potongan terbesar dari pecahan kaca dan menggaruknya dengan batu sampai ujungnya halus dan bulat. Kemudian dia menggunakannya sebagai mainan, terpesona dengan kaca itu dan dia menggunakannya untuk menyinari lubang dan celah.

Dia menyimpan cermin itu bersamanya saat dia tumbuh dewasa, dan seiring waktu potongan cermin itu menjadi simbol sesuatu yang sangat penting. Itu menjadi metafora untuk apa yang mungkin dia lakukan dengan hidupnya.

Saya adalah bagian dari cermin yang seluruh desain dan bentuknya saya tidak tahu. Namun demikian, dengan apa yang saya miliki, kita dapat memantulkan cahaya ke tempat-tempat gelap dunia ini – ke tempat-tempat hitam di hati manusia – dan mengubah beberapa hal pada beberapa orang. Mungkin orang lain dapat melihat dan melakukan hal yang sama. Ini adalah tentang saya. Inilah arti hidup saya.

2 Korintus 3:18. Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan