Nilai Bekerja Menurut 2 Tesalonika 3:10-12
Teks: 2 Tesalonika 3:10-12
Pendahuluan
2 Tesalonika 3 adalah surat Paulus yang terakhir ke jemat Tesalonika. Di perikop ini dia menyampaikan perintah kepada mereka.
Pertama, untuk menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya. Kedua menjauhkan diri dari saudara yang tidak menurut ajaran yang telah diajarkan Paulus kepada mereka (2Tes 3:6,14)
Perintah Paulus ini sangat serius. Kenapa perintah ini begitu penting?
Alasannya, karena beberapa orang telah berhenti bekerja, dan mereka sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna (Ay. 11-12).
Disini Paulus memberikan dirinya sendiri sebagai contoh bagaimana dia sendiri bekerja, dan dia ingin mereka meneladani dirinya.
Adapun latar belakang mengapa mereka berhenti bekerja, kemungkinan kegembiraan tentang kedatangan Tuhan 1 Tes 4:11-12.
I. Peringatan bagi yang tidak mau bekerja
A. Tidak boleh makan
“Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” (Ay. 10)
1. Orang-orang percaya malas, tidak punya keinginan bekerja.
2. Hukum tabur tuai. Siapa yang bekerja akan menuai. Tidak bekerja tidak ada makanan.
Ilustrasi: Di koloni Jamestown, Virginia yang masih muda pada tahun 1609, penjajah dihadapkan pada kemungkinan kelaparan. Salah satu dari banyak masalah mereka adalah pria-pria mereka tidak terbiasa bekerja keras.
Mereka menganggap diri mereka terlalu rendah untuk melakukan pekerja kasar. Karena itu mereka menolak membantu kerja keras menanam dan memanen. Lalu John Smith, pemimpin koloni itu, memberlakukan aturan, “Dia yang tidak mau bekerja tidak boleh makan (kecuali karena sakit atau cacat).”
B. Menjadi beban dan masalah bagi gereja
Dari cerita tersebut kita tahu bahwa bekerja adalah kewajiban dan itu perintah Akitab. Tujuan hidup memang bukan untuk bekerja. Tetapi tanpa bekerja kita tidak dapat mencapai tujuan dan mengatasi masalah kehidupan kita. Kita akan menjadi beban bagi orang dan beban gereja.
C. Tidak bekerja akan menganggur dan menjadi alat setan
• Tidak sehat untuk tidak melakukan apa-apa.
• Tidak sehat kalau hanya main-main saja dan bermalas-malasan.
Orang membutuhkan tujuan, dan salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan melakukan pekerjaan yang berarti. Pekerjaan yang membuat hidup lebih baik. Apakah itu pekerjaan berbayar atau sukarela keduanya penting.
II. Hidup tidak tertib/disiplin
“Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.” (Ay. 11)
A. Tidak mau bekerja
• Dengan tidak melakukan apa-apa, manusia belajar melakukan kejahatan.”
• “Karena Setan masih menemukan kerusakan, untuk dilakukan oleh tangan-tangan yang malas.” (Isacc Wats)
• “Dia yang tidak mengajari putranya berdagang, mengajarinya menjadi pencuri.”
B. Sibuk dengan hal yang sia-sia
1. Tidak bekerja tapi bertindak seperti orang sibuk – gaya hidup mereka.
2. Sibuk dengan hal yang sia-sia, sepele.
3. Menghalangi orang yang bekerja
Ilustrasi: Burung Cuckoo
Burung cuckoo Eropa dikenal sebagai burung penyusup. Dia suka makan dan minum dan bertelur disarang burung lain.
Saat musim semi tiba, ia tidak membangun sarang untuk tempat tinggalnya. Sebaliknya, betina menginvasi sarang burung yang tidak menaruh curiga dan bertelur di sana. Kemudian burung cuckoo bertelur disarang tersebut dan dibiarkan diasuh oleh “induk asuhnya”.
Ketika telur burung Cuckoo menetas, setelah diperam oleh induk burung lainnya, maka saat masih belum berbulu dan belum melihat, penyusup segera mendominasi sarang dengan mendorong penghuni yang sah ke tepi hingga mati. Kemudian menguasai sarang tersebut.
C. Tidak bekerja adalah penipuan
1. Kebiasaan egois dari keluarga burung Cuckoo ini sangat mirip dengan perilaku tidak bertanggung jawab yang ada di antara orang percaya di gereja Tesalonika mula-mula (2 Tes. 3:11).
2. Mereka yang menipu orang lain, menjalani kehidupan yang tidak disiplin, dan tidak melakukan pekerjaan diperingatkan oleh rasul Paulus untuk mengubah cara hidup mereka.
3. Penolakan mereka untuk bekerja melibatkan lebih dari sekadar alergi terhadap keringat. Mereka disebut sebagai orang yang sibuk dan tidak tertib. “Mereka,” kata seorang komentator, “tidak bekerja, namun seolah sibuk bekerja.”
4. Ketika kita mengabaikan tugas yang diberikan Tuhan dan mulai mencampuri urusan orang lain, hasilnya bisa menjadi bencana. Kita harus waspada terhadap perilaku “seperti burung Cuckoo”! Sebaliknya, dengan setia menyelesaikan pekerjaan yang Tuhan telah berikan untuk Anda lakukan.
III. Nasehat kepada orang yang tidak mau bekerja
“Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.” (Ay.12)
A. Tenang melakukan pekerjaannya
- Dari pada sibuk dengan hal sia-sia, lebih baik bekerja dengan tenang cari nafkah (2Tes 3:6, 7, 11).
- Daripada berisik berlarian, orang-orang ini harus “dengan tenang … bekerja, dan makan roti mereka sendiri.”
- Pandangan salah mereka tentang kembalinya Kristus telah membuat mereka sangat bersemangat.
- “Sikapmu yang terlalu emosional itu salah,” Paul memperingatkan. “Tenang dan mulai bekerja.”
- Bekerja adalah penangkal hebat untuk melawan spekulasi yang tidak sehat dan cara pikir yang menyimpang.
- Kita harus rajin bekerja sementara menantikan kedatangan Yesus.
B. Bekerja untuk nafkah sendiri
- Inilah tujuannya—agar orang-orang yang menganggur dan mengganggu dapat mengubah cara mereka.
- Bekerja untuk mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang sehingga mereka dapat membeli dan makan roti mereka sendiri daripada hidup dari hasil kerja keras orang lain.
Kesimpulan
Pekerjaan kita memiliki nilai atau arti yang lebih besar ketika kita bekerja bukan hanya untuk mendapatkan gaji tetapi untuk perkenan Tuhan.
Sebuah kalimat dari penyair Inggris Samuel Taylor Coleridge menunjukkan hubungan antara kerja dan nilai. Dia menulis, “Bekerja tanpa harapan seperti menarik nektar dalam saringan, dan harapan tanpa tujuan tidak dapat hidup.”
Pekerjaan kita harus memiliki harapan untuk mempertahankan nilainya. Tapi di mana kita menemukan harapan itu?
Kita temukan di dalam Alkitab. Menurut Kolose 3:23, kita harus bekerja “seperti untuk Tuhan” karena Dialah yang akan membalas kita (ay.24). Kita dikenal sebagai pekerja keras yang tidak pernah jemu-jemu berbuat baik (2 Tes 3:6-15).
Hormatilah Tuhan dan jadilah kesaksian yang positif bagi orang lain dengan cara kita bekerja. Itu akan memberikan arti dalam hidup, sementara kita menantikan Tuhan datang.
Pekerjaan sehari-hari yang dilakukan untuk Tuhan memiliki nilai kekal.