Mengapa Sunat Menjadi Tanda Perjanjian Tuhan dengan Abraham?

(Asal Usul Sunat – Arti dan Maknanya)
PERJANJIAN ini menjadi sangat keras. Berdarah. Sakit. Tapi mau bagaimana harus dijalani karena itu penentuan Tuhan sebagai tanda perjanjian.
Nampaknya Tuhan semakin tegas dalam menuntut ketaatan Abraham untuk setia dalam perjanjian yang telah disekapati.
“Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.” (17:10-13)
Dari keterangan ayat diatas, sekarang Tuhan membuat tanda perjanjian yaitu sunat. Dan itu harus. Tidak boleh tidak.
Jadi setiap laki-laki harus dikerat kulit khatannya. Dari anak berumu depalan hari. Baik orang yang lahir dirumahnya maupun hambanya. Dan itu harus dilakukan turun temurun.
Dengan menyebutkan laki-laki, secara otomatis mengesampingkan sunat perempuan yang dipraktikkan di beberapa budaya dan masyarakat.
Meskipun sunat perempuan dipraktikkan di tempat lain, sunat perempuan tidak dipraktikkan di antara orang Yahudi.
Jadi, apakah itu sunat? Memotong bagian ujung kulit atau kulup dari kelamin laki-laki. Mengapa Tuhan membuat tanda perjanjian seperti ini?
Apakah tidak ada bagian lain yang dapat digunakan sebagai tanda perjanjian? Bisa saja Tuhan menggunakan rambut yang dipotong sebagai tanda. Namun itu tidak akan terlihat terus menerus.
Atau bisa saja menggunakan daun telinga yang diiris? Kita tidak tahu alasan Tuhan.
Namu kita dapat memahami mengapa Tuhan membuat alat reproduksi laki-laki sebagai tanda perjanjain..
Karena menekankan janji akan sebuah benih, sebab melalui organ reproduksi inilah benih tersebut direproduksi.
Sunat tidak dimulai dengan Abraham; sunat telah dipraktikkan oleh masyarakat lain sebelum Abraham, seperti orang Mesir (Yer. 9:25-26).
Setelah Abraham, sunat juga dipraktekkan oleh bangsa Arab, Edom, Moab, dan Amon (Yer. 9:25-26).
Jadi ini merupakan tanda perjanjian yang unik. Apa yang membuatnya unik? Karena memotong kulit khatan alat kelamin laki-laki.
Jadi penekanannya adalah pada organ seksual, karena ke yahudian harus ditularkan melalui generasi alami melalui garis laki-laki.
Kemudian Tuhan menambahkan dalam ayat ini: Itu akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
Dengan demikian, sunat adalah tanda dari Perjanjian Abraham. Tindakan sunat membutuhkan penumpahan darah, dan ini adalah perjanjian darah..
Penumpahan darah dalam tindakan sunat akan berfungsi sebagai pengingat yang tetap bahwa ini adalah perjanjian darah.
Dengan demikian, sunat dalam Perjanjian Abraham menjadi tanda identitas dengan warisan Allah melalui Abraham.
Ini adalah tanda bagi orang yang disunat akan asal-usul dan komitmennya. Setiap kali ia melihatnya, ia akan diingatkan akan hubungan perjanjiannya dengan Allah.
Artinya Abram dan keturunannya tidak ada alasan untuk melupakan perjanjian itu. Sebab setiap hari mereka akan melihat alat kelamin mereka. Baik saat mandi atau saat buang air seni.
Dan setiap kali mereka melihat kelamin mereka yang telah disunat, mereka ingat perjanjian Tuhan. dan mereka harus setia menaatinya.
Keunikan lain dari sunat terlihat di ayat 12a, yang menyatakan kapan waktunya seseorang disunat.
“Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat.” Jadi sekali lagi, bukan tindakan sunatnya yang menjadi unik, tetapi waktu pelaksanaannya yang membuatnya unik:
Sunat harus dilakukan pada hari kedelapan kehidupan. Walau pun ada pengecualian dalam kasus tertentu, melakukan sunat pada hari kedelapan adalah praktik normal yang harus diikuti.
Aspek unik lainnya dari tanda sunat ini adalah bahwa tanda ini mulai mengidentifikasi suatu bangsa tertentu yang akan turun melalui Abraham.
Kelompok etnis ini disebut sebagai orang Ibrani, Israel, Yahudi.
Melanjutkan ayat 12a, seseorang yang memiliki keturunan Yahudi dari garis laki-laki dan tidak disunat pada waktu yang tepat masih diperintahkan untuk disunat.
Kitab Suci selanjutnya mengizinkan sunat pada kesempatan lain jika belum dilakukan pada hari kedelapan.
Kejadian 17:12b-13a mencantumkan pengecualian untuk sunat. Pertama, sunat diperluas kepada keturunan Abraham: semua laki-laki di sepanjang keturunanmu, yaitu yang lahir di dalam rumah.
Kedua, sunat diperluas kepada bangsa-bangsa lain: atau dibeli dengan uang dari orang asing yang bukan keturunanmu.
Oleh karena itu, orang-orang yang dibawa dari luar yang menjadi bagian dari rumah tangga orang Yahudi harus menjalani sunat.
Mandatnya adalah: harus disunat. Dia kemudian mengulangi: Dia yang lahir di rumahmu, (benih alami), dan dia yang dibeli dengan uangmu, adalah keturunanmu.
Kejadian 17:13b memberikan durasi dari tanda tersebut: Perjanjian-Ku akan ada di dalam tubuhmu menjadi perjanjian yang kekal.
Sunat sama kekalnya atau sama lamanya dengan Perjanjian Abraham itu sendiri.
Dalam teologi rabi, diajarkan bahwa “karena tanda itu terhubung dengan organ di mana spesies diabadikan, itu melambangkan keabadian perjanjian.”
Bagaimanapun juga, tanda dari perjanjian adalah untuk bertahan selama durasi perjanjian itu sendiri (Galatia 3:19 – 4:7).
Artinya, perjanjian itu, yang ditandai dengan sunat, bertahan hingga kegenapan perjanjian tersebut. kegenapannya telah dicapai dalam Yesus, ketika dia lahir sebagai benih yang dijanjikan.
Maka tanda sunat pun berakhir saat kematian Yesus dikayu salib. Maka sunat fisik tidak diperlukan lagi. Kalau pun harus disunat, itu untuk alasan Kesehatan.
Poinya, Ada 6 tujuan Sunat:
(1) Membedakan keturunan Abraham dari bangsa-bangsa lain (Ef. 2:11),
(2) Mengabadikan ingatan akan perjanjian YHWH (Kej. 17:11),
(3) Memupuk kemurnian moral (Ul. 10:16),
(4) Untuk melambangkan kebenaran oleh iman (Rm. 4:11),
(5) Untuk melambangkan sunat hati (Rm. 2:29), dan
(6) Untuk meramalkan upacara baptisan Kristen (Kol. 2:11, 12).
Allah telah menetapkan tanda-tanda dan peringatan dari berbagai peristiwa penting. Sabat ditetapkan sebagai peringatan akan penciptaan..
Sunat, untuk memperingati perjanjian Abraham. Baptisan, untuk memperingati kematian dan kebangkitan Kristus. Perjamuan Kudus, untuk memperingati pengorbanan Kristus sebagai pengganti.
Tanda-tanda lahiriah dapat mengajarkan kebenaran-kebenaran rohani, dan dengan demikian menjadi saluran-saluran berkat rohani yang telah ditetapkan oleh Allah.
Dengan demikian, tanda-tanda tersebut dapat menjadi pengingat abadi akan kasih karunia Allah dan akan tugas serta tanggung jawab kita.
Untuk masa kini dimana sunat fisik dfigantikan dengan sunat hati, maknanya sama.
Ketika kita percaya kepada Kristus untuk menyelamatkan kita, Roh Allah melakukan “operasi rohani” yang memungkinkan kita untuk menang atas keinginan dari sifat lama dan kehidupan lama.
Sunat hanya membuang sebagian dari tubuh, tetapi “sunat rohani” yang sejati menanggalkan “tubuh dosa daging” ( Kol. 2:11 ) dan menangani secara radikal sifat dosa.
“Sunat rohani” ini tercapai pada saat pertobatan ketika orang berdosa percaya kepada Kristus dan dibaptis.
Baptisan ini mengidentifikasi orang percaya dengan Kristus dalam kematian, penguburan, kebangkitan, dan kenaikan-Nya.
“Kita memiliki sifat dosa yang harus ditangani dengan pisau … Hal itu harus ditangani secara keseluruhan, dan tidak sepotong-sepotong.”
“Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup.” Ulangan 30:6
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now