Pastordepan Media Ministry
Beranda Renungan Mengapa Salib Simbol Ke Kristenan?

Mengapa Salib Simbol Ke Kristenan?

Daftar isi:

[Sembunyikan] [Tampilkan]
    Gambar/pixabay

    Teks: 1 Petrus 1:18-19

    [pastordepan.com] Ketika salib di salah artikan oleh orang yang tidak mengerti maknanya, ketika salib yang menjadi symbol Ke Ke kristenan diolok-olok, ditertawakan, dilecehkan, dengan mengatakan ada jin kafir di patung salib ataupun dengan cara lain.

    Patung yang dimaksud tergantung di kayu salib adalah Yesus, yang oleh para seniman, diukir untuk mengabadikan bagaimana Yesus mati tergantung di kayu salib untuk menebus dosa manusia.

    Salib, dimana ada patung Yesus hanyalah benda yang tidak mungkin berisi jin (Setan). Justru Jin-jin biasanya bersemayam dihati manusia yang hati dan pikiranya jahat, dan Jin itu akan keluar dalam bentuk tindakan yang jahat.

    Dengan merendahkan makna salib, dan mengolok dengan mengatakan Jin kafir keluar dari patung itu, menandakan pemahaman yang keliru terhadap symbol tersebut.

    Tetapi jauh dari pemahaman yang kerliru tersebut, ada hati yang keras yang terus menerus menolak kasih karunia keselamatan yang ditawarkan Yesus Kristus.

    Maka respon terbaik adalah berdoa seperti Yesus berdoa di kayu salib, “Ya Bapa, Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat dan katakan.”

    Orang-orang yang mengatakan sesuatu tanpa mengetahui apa yang mereka katakan adalah sebuah kebodohan.

    Salib, kebodohan bagi mereka yang tidak mengerti maknanya. Kata-kata “Kebodohan” pernah digunakan Paulus untuk merujuk kepada orang yang menolak injil keselamatan.

    Tidak perlu marah dan emosi menanggapi hinaan terhadap salib, Yesus pun ketika dihina, dianiaya, diolok-olok, bahkan dibunuh, dia tidak marah.

    Dia mencurahkan kasih yang dalam kepada mereka, dan dengan berbuat demikian, Yesus dimuliakan. Hinaan dan olokan tidak mengurangi makna dan kemuliaan salib.

    Maka peristiwa penghinaan terhadap symbol ke Kristenan ini, harus membuka mata dan hati kita untuk mempelajari lebih dalam apa makna salib, karena boleh jadi kita yang memiliki symbol ini malah tidak mengerti apa artinya, dan tidak menghidupkan makna salib itu sendiri.

    Beberapa makna symbol

    Gerakan agama dan politik biasanya memiliki simbol visual mewakili sejarah atau keyakinan mereka.

    Misalnya Yudaisme modern, mereka mengadopsi Bintang Daud sebagai symbol mereka yang mewakili perjanjian Allah dengan Daud tentang lamanya takhtanya dan kedatangan Mesias dari keturunannya.(https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Yahudi)

    Islam dilambangkan dengan Bulan Sabit, yang menggambarkan fase bulan.

    Bunga Teratai dikaitkan dengan agama Buddha. Terkadang Buddha adalah digambarkan sebagai bertakhta dalam bunga teratai yang sepenuhnya terbuka.

    Bentuk rodanya adalah Seharusnya merepresentasikan munculnya keindahan dan harmoni yang keluar dari lumpur air dan kekacauan.

    ( Tim, Bhagavant.com. “Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangiko Magga)”. http://bhagavant.com. Bhagavant.com. Diakses tanggal 20 Desember 20)

    Pada tahun 1917, pemerintah Soviet mengadopsi palu dan sabit untuk mewakili penyatuan pekerja pabrik dan lapangan.(https://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Negara_Uni_Soviet)

    Swastika diadopsi pada awal abad ke-20 oleh kelompok Jerman sebagai simbol ras Aria. Lalu Hitler mengambil alih dan menjadikannya symbol dari kefanatikan rasial Nazi. (https://id.wikipedia.org/wiki/Simbol_Nazi)

    Bagaimana salib menjadi simbil ke Kristenan?

    Ke kristenan juga memiliki simbol visual. Salib menjadi lambang keselamatan melalui pengorbanan Yesus di kayu salib.

    Pada awal kekristenan, mereka menghindari penggunaan salib sebagai symbol yang mengambarkan iman mereka, walaupun mereka dengan berani bicara tentang salib Yesus. 1 Korintus 2:23

    “Tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan.”

    Dan karena pemberitaan itu mereka dihina, dianiaya dan dibunuh. Dan ketika orang-orang Kristen dianiaya, mereka pergi bersembunyi ke gua-gua dibawah tanah, tempat-tempat itu disebut sebagai katakombe.

    Di dinding dan langit-langit gua tersebut, orang-orang Kristen mula-mula melukis lukisan yang hanya mereka yang tau maknannya.

    Seperti burung merak (symbol keabadian), burung merpati (simbol Roh Kudus), cabang kelapa (simbol kemenangan), dan terutama ikan.

    Dan hanya orang Kristen yang tahu bahwa kata Yunani untuk ikan, yaitu icthus, adalah akronim untuk Iesus Christos Theou Huios Soter, yaitu, “Yesus Kristus, Anak Allah, Juruselamat.”

    Selama abad kedua, orang Kristen mulai melukis tema-tema Alkitabiah seperti bahtera Nuh, siklus Yunus, Gembala yang Baik, ketiga orang Ibrani di tungku api, dan kebangkitan Lazarus. Semua foto-foto ini dimaksudkan untuk menggambarkan penebusan Kristus.

    Akhirnya, orang Kristen memilih Salib sebagai simbol terbaik dari iman Kristen mereka dalam penebusan melalui kematian korban Kristus.

    Ada beragam lambang yang cocok untuk mengekspresikan iman orang Kristen waktu itu.

    Mereka memilih palungan sebagai simbol inkarnasi.

    Kubur kosong sebagai simbol kebangkitan.

    Burung merpati sebagai simbol dari pencurahan Roh Kudus.

    Tahta sebagai simbol kedaulatan Kristus.

    Tetapi Sebaliknya, mereka memilih Salib sederhana symbol penebusan Yesus yang mati sebagai korban, karena lambang itu efektif mewakili inti dari keyakinan Kristen.

    Dan ketika orang Kristen memilih salib sebagai symbol untuk mewakili iman mereka, hal ini sangat mengejutkan.

    Mengapa? Karena salib adalah metode hukuman yang paling kejam yang digunakan oleh ke kaisaran Romawi untuk menghukum budak, orang asing, yang divonis bersalah sebagai penjahat kelas berat, pemberontak/pengacau.

    Dan bagi orang Roma yang dibebaskan dari hukuman salib itu sangat memalukan.

    Dan lukisan tentang Yesus disalib dilukis dan ditulis pada dinding batu pada abad ke dua, dan lukisan ini atau disebut graffito ditemukan di palatine Roma.

    Ini adalah gambar karikatur kasar dari penyaliban Kristus.

    Disini menggambarkan seorang pria membentang di atas salib dengan kepala keledai. Di kiri berdiri pria lain..

    Di bawahnya ditulis kata-kata yang tidak rata ini: ALEXAMENOS CEBETE THEON— “Alexamenos memuja Tuhan.”

    Lukisan ini menceritakan bagaimana orang Kristen dituduh menyembah keledai, jadi melalui tulisan itu orang Kristen abad kedua mau menceritakan bagaiamana orang Roma menghina penyaliban Yesus dan itu sangat memalukan.(Apology I, 55)

    Tetapi apa yang dianggap memalukan oleh orang lain waktu itu, kenyataanya digunakan menjadi symbol kekristenan.

    Prasasti pemakaman Catacombs memberikan contoh-contoh penggunaan Salib yang malu-malu oleh orang Kristen yang memberanikan diri mencoret tanda Salib di samping nama almarhum yang mereka kasihi.

    Di bawah nama ROUPHINA & EIRENE ditempatkan Salib sama sisi, seperti yang ditunjukkan pada gambar ini.

    De Rossi, yang dianggap sebagai otoritas ikonografi dan epigrafi Katakombe, menginvestigasi evolusi simbol dari Salib.

    Dia menemukan bahwa awalnya Salib dirahasiakan dalam bentuk jangkar atau trisula dan hanya kemudian ditampilkan sebagai dataran Menyeberang.

    Orang-orang Kristen mula-mula mencari cara bagaimana menggambarkan dan menyembunyikan salib, salah satu caranya mereka membuat salib yang disamarkan dalam sebuah bentuk jangkar.(Rom. Sott. Crist., II, 318).

    Dalam gambar jangkar ini, sifat salib secara kreatif disamarkan. Tujuannya adalah untuk menggambarkan inti dari iman mereka, tanpa mengekspos diri mereka terlalu jauh ke cibiran dan sarkasme orang-orang Romawi.

    Alasan mengapa orang-orang Kristen mula-mula enggan secara terbuka memamerkan Salib adalah karena bagi orang-orang Romawi salib tidak memiliki makna apa-apa.

    Bagi orang Romawi, salib hanyalah instrumen brutal, material yang digunakan untuk eksekusi budak dan penjahat yang lebih buruk.

    Bagi mereka, gagasan tentang keselamatan melalui Juruselamat yang disalibkan, adalah “kebodohan” sebagaimana yang Paulus katakan(1 Kor 1:18, 23).

    Jadi salib adalah symbol iman Kristen tertua dan sangat dirindukan. Tetapi salib ini juga adalah symbol yang paling disalah gunakan dalam sejarah kekristenan.

    Simbol Salib disalah gunakan

    Untuk waktu yang sangat lama salib disalah gunakan bertentangan dengan tanda penebusan Yesus, ke sebuah ornamen.

    Digunakan untuk menghias makam, monumen, gereja, atau tubuh, ke objek ibadah, untuk tujuan magis untuk melindungi orang-orang dari penyakit dan godaan, dan pada pedang untuk membantai orang-orang kafir.

    Selama Perang Salib, Salib yang terpampang di tameng masing-masing tentara salib, menjadi seruan keras untuk membunuh orang-orang Yahudi di rumah dan Muslim di Tanah Suci.

    Tidak mengherankan kemudian bahwa orang Kristen terbagi atas penggunaan Salib.

    Beberapa memuliakan Salib sebagai objek pemujaan atau peninggalan sihir, sementara yang lain menolaknya sebagai tanda penyembahan berhala dan kekejaman masa lalu.

    Makna salib yang sejati

    Apakah makna salib yang sesungguhnya? Bicara salib bukan bicara material salibnya. Apa yang ditekankan alkitab tentang salib adalah kematian Kristus, dan itu adalah tema utama dari Alkitab.

    Lukas 24:26 “Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Yesus menjelaskan bahwa para nabi telah menulis tentang kematian-Nya..

    Dan seluruh system persembahan korban di PL adalah gambaran simbolis dari kematian Yesus yang akan menjadi Korban pendamaian dosa manusia.

    1 Kor 5:7 “Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Yohanes katakan “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” Yoh 1:29.

    Jadi mereka yang dalam iman mempersembahkan korban binatang dalam Perjanjian Lama, mereka sedang memandang kepada kedatangan Mesias yang akan menebus mereka dengan darah-Nya sendiri.

    Maka dengan cara yang sama, kita hari ini melihat kembali dengan iman kepada kematian korban Kristus dimasa lalu. Darah pengorbanan hewan tidak menyelamatkan, tetapi iman pada apa yang disimbolkan oleh darah yang disucikan.

    Dengan cara yang sama kita diselamatkan, bukan melalui roti dan anggur ini sebagai simbol tubuh Kristus yang hancur dan darahNya yang tertumpah, tetapi melalui kematian korban Yesus yang diwakili oleh simbol-simbol ini.

    Yesus sendiri menjelaskan tentang misi-Nya kedunia ini adalah untuk mati. Markus 8:31-32:

    “Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.”

    Lukas menambahkan bahwa “segala sesuatu yang tertulis tentang Anak Manusia oleh para nabi akan digenapi ”(Lukas 18: 31-34). Dia harus menderita, ditolak, dan mati digenapi.

    Paulus mengatakan hal yang sama, “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci.”

    Itu sebabnya ia mendasarkan semua ajarannya dengan salib Kristus. Paulus mendefinisikan Injilnya sebagai “berita dari Salib” (1 Kor 1:18).

    Pelayanannya sebagai “Memberitakan Kristus yang disalibkan” (1 Kor 1:22),

    Baptisan sebagai inisiasi “ ke dalam kematian-Nya” (Roma 6: 3) ), dan

    Perjamuan Tuhan sebagai proklamasi tentang “kematian Tuhan sampai Ia datang” (1 Kor 11:26).

    Jadi seluruh pekabaran Paulus berbicara tentang kematian Kristus.

    Dalam Kitab Wahyu Yesus disebut 28 kali sebagai “Anak Domba,” Wahyu 5:9 “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya:

    “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.”

    Dengan menghadirkan Kristus sebagai “Anak Domba yang disembelih” sejak dunia dijadikan, Yohanes sedang menceritakan kepada kita bahwa dari keabadian masa lalu ke pada kekekalan masa depan, panggung utama adalah milik Anak Domba Allah yang disembelih untuk keselamatan kita.

    Salib fondasi dan pusat iman kita

    Jadi, kematian Kristus dikayu salib adalah fondasi dan pusat iman kita. Maka hal ini mendorong orang Kristen untuk mengadopsi lambang salib untuk menggambarkan iman mereka.

    Lambang salib ini bukan untuk dijadikan ornament, perhiasan, kalung sebagaimana yang sekarang ini terjadi. Tetapi menjadikan kematian Kristus sebagai pusat kehidupan kita dalam bentuk perilaku, itulah pusat pekabaran kita.

    Kita hidup karena Yesus telah mati, kita selamat karena Yesus telah mati, kita memiiki pengharapan karena Yesus telah mati.

    1 Petrus 1:18-19:

    “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas..

    Melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.”

    Maka intinya, milikilah cara hidup yang benar sejak sekarang ini, Yesus mati menebus kita dari dosa, maka seharusnya kita tidak hidup lagi dalam dosa, kematianya akan membuat kita terharu dan insaf akan dosa kita..

    Yesus berkata: “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”

    Bila biji gandum itu jatuh ke tanah dan mati, bertunaslah biji itu, dan berbuah. Demikian juga kematian Kristus akan menghasilkan buah bagi kerajaan Allah. (Kerinduan segala zaman – 2, p. 255.)

    2 korintus 4: 10, “Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.”

    Komentar
    Bagikan:

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    22 pelajaran Alkitab

    Iklan