Pastordepan Media Ministry
Beranda Seri Kitab Ayub Mengapa Ayub Mengutuki Hari kelahiranya?

Mengapa Ayub Mengutuki Hari kelahiranya?

Kita tiba di pasal 3 kitab Ayub. Pasal ini dibagi 3 bagian. Ayub mengutuki hari kelahirannya (1-10). Keluhan pribadi (11-19). Pengaduan (20-26).

Kita telah melihat Ayub dan 3 temannya duduk diam selama 7 hari. Tidak ada yang berani bicara. Teman-temannya diam, menunjukkan empati terhadap Ayub yang menderita.

Ayub memecah kesunyian. Tiba-tiba dia berbicara. Suaranya parau. Nadanya setengah memelas. Lemah. Dia mengutuki hari kelahirannya.

Mengapa saya lahir hanya untuk menderita? Mengapa penderitaan ku begitu berat, melampaui penderitaan manusia mana pun?

Ayub tidak menyalahkan siapa-siapa. Dia menyalahkan diri sendiri. Mengapa dia lahir kedunia?

Ia mengutuk hari itu sebagai hari yang gelap dan jahat, hari yang kemudian hari membawa dia pada penderitaan. Semua itu dia ungkapkan di ayat 3-10.

“Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan.

Biarlah hari itu menjadi kegelapan, janganlah kiranya Allah yang di atas menghiraukannya, dan janganlah cahaya terang menyinarinya.” (3:3-4).

Dengan mengutuk hari itu, ia secara tidak langsung mengkritik Tuhan. Kritik itu kemudian menjadi kritik yang langsung ditujukan kepada Tuhan, seiring perkembangan keluhan.

Kata-kata Ayub diatas merupakan ungkapan hati untuk menunjukkan betapa menyedihkan hidupnya. Sehingga tidak layak untuk semua hal-hal yang baik.

Jadi, Ayub mengungkapkan keingingannya agar ia tidak pernah dilahirkan. Karena dia merasa hidupnya sekarang tidak berarti, maka dia berharap waktu dia lahir, dilahirkan mati..

“Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?..” (11)

Sejalan dengan Ayub, pengkhotbah juga mengatakan hal yang sama, tentang anak yang tidak dilahirkan lebih baik dari pada yang lahir di Pengkhotbah 6:3-5..

Jika orang memperoleh seratus anak dan hidup lama sampai mencapai umur panjang, tetapi ia tidak puas dengan kesenangan, bahkan tidak mendapat penguburan, kataku, anak gugur lebih baik dari pada orang ini.

Sebab anak gugur itu datang dalam kesia-siaan dan pergi dalam kegelapan, dan namanya ditutupi kegelapan.

Lagipula ia tidak melihat matahari dan tidak mengetahui apa-apa. Ia lebih tenteram dari pada orang tadi.

Jadi Ayub melangkah lebih jauh, dari sekedar mengutuki hari kelahirannya kepada keinginan agar dia tidak pernah lahir kedunia..

Jika hari kelahirannya dihapus, ia tidak akan dilahirkan, atau pun kalau dia dikandung, lebih baik dia mati sebagai janin dikandungan ibunya..

Jadi poinnya, Ayub berharap dia tidak pernah ada didunia..

Tapi faktanya, dia ada di dunia. Dia lahir dengan sehat. Besar. Menjadi orang hebat. Dia naik tinggi sebagai pria yang mengagumkan.

Namun dalam sehari, dia jatuh begitu dalam. Tidak bisa bangkit. Terjerembab dalam debu tanah. Menunggu hari kematiannya.

Maka dalam perenungannya, lebih baik dia tidak pernah lahir kedunia kalau hanya untuk menderita.

Apa yang dikatakan Ayub, mungkin pernah kita ungkapkan. Atau kita pernah berujar kepada seseorang, lebih baik orang itu tidak lahir kedunia jika hanya membuat susah..

Adik saya, hampir 25 tahun menderita sakit epilepsy. Sakit itu membuat dia kehilangan banyak hal. Kendati telah berobat kedokter, namun tidak kunjung sembuh.

Hidupnya menjadi tidak normal. Dalam perenungannya, dia sangat menyesali hari kelahirannya. Mengapa saya lahir hanya untuk menderita..

Tidak mudah menjawab dan menjelaskan pertanyaan tersebut, sampai dia sendiri yang menemukan jawabannya..

Atau bahkan pertanyaan tersebut tidak perlu dijawab. Seiring waktu berjalan dia akan mengerti mengapa dia dilahirkan kedunia hanya untuk menderita..

Namun syaratnya orang tersebut harus hidup dalam iman kepada Tuhan. Iman itu mengarahkan dia bahwa Tuhan punya rencana yang baik bagi setiap orang..

Jika tidak, orang tersebut bisa putus asa dan akhirnya mengambil jalan pintas dengan bunuh diri.

Misalnya seorang bernama Wasis Ramadhan (23), warga Kelurahan Tanjung Rhu, Limapuluh, Kota Pekanbaru, Riau, mengakhiri hidupnya dengan tragis.

Dia bunuh diri menggunakan pisau dapur di rumahnya. Wasis bunuh diri karena keterbatasan dana untuk mengobati penyakit lambungnya yang kronis dan tak kunjung sembuh. (Kompas, tanggal 4 juni 2013).

Ungkapan lain Ayub tentang mengutuki hari kelahirannya adalah meminta kepada para penyihir terampil di dunia kuno untuk melancarkan kutukan terhadap hari kelahirannya..

Biarlah ia disumpahi oleh para pengutuk hari, oleh mereka yang pandai membangkitkan marah Lewiatan. (3:8)

Lewiatan adalah makhluk laut yang mengerikan yang mewakili kekuatan kekacauan, yang menentang kekuasaan Allah.

Penyihir tersebut bahkan dapat mengutuk hari tertentu dan dengan demikian menghancurkan keberadaan seseorang yang lahir pada hari itu.

Ayub berusaha memanggil kekuatan-kekuatan rahasia untuk mewujudkan kehancurannya sendiri.

Ungkapan Ayub berikutnya, agar hari kelahiranya tidak pernah terjadi adalah dia berharap agar malam tidak pernah menyerah pada cahaya dalam bentuk fajar.

Biarlah bintang-bintang senja menjadi gelap; biarlah ia menantikan terang yang tak kunjung datang, janganlah ia melihat merekahnya fajar, (9)

Alih-alih bintang-bintang fajar (Venus dan Merkurius) menyerah pada kilauan fajar, dia ingin bintang-bintang itu menjadi gelap.

Jadi, mengapa Ayub mengungkapan semua hal diatas dari ayat 1-10 adalah karena penderitaannya melampaui imajinasi.

Jadi Ayub membuat alasan untuk mengutuk hari kelahirannya: karena [kekuatan alam] tidak menutup pintu rahim ibunya, atau menyembunyikan kesusahan dari pandangannya.

Saat ini mungkin kita sedang menderita dan kemudian kita berpikir seperti Ayub, tetaplah sabar dan bertahan dalam penderitaan..

“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” Roma 12:12

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan