Melayani Tuhan Selagi Masih Kuat

Teks: 1 Petrus 4:10; Matius 20:25-28

Pendahuluan

Kotbah yang lalu kita sudah belajar bahwa Pelayanan yang baik, dilakukan dengan semangat yang salah: bersungut-sungut, tidak tulus adalah pelayanan yang cacat.

Supaya kita dapat melayani dengan roh yang benar, kita harus lebih dahulu duduk dekat kaki Yesus. Tempat yang paling indah dari semua tempat.

Sebelum melayani seperti Marta, kita harus duduk dikaki Yesus seperti Maria. Sebelum mengisi orang lain, ijinkan Yesus mengisi hati kita lebih dahulu.

Ada tiga pertanyaan yang harus sering kita tanyakan dan jawab. Pertama, siapa saya dari mana saya berasal. Kedua, untuk apa saya hidup-apa tujuan saya ada di dunia ini. Ketiga, kemana saya akan pergi.

Pertama, kita berasal dari Tuhan, kita anak Allah. kedua, kita hidup untuk memuliakan Tuhan. Berguna dalam hidup. Ketiga, kita semua akan Kembali kepada Tuhan.

Hidup di dunia hanya sementara. Kita sementara dalam perjalanan menuju kematian. Kita semua akan mati cepat atau lambat.

Tetapi bukan kapan mati, bagaimana kita mati, umur berapa kita mati yang penting. Itu tidak penting. Karena kita tidak punya kepentingan disana.

Apa yang penting bagi kita adalah bagaimana saya selama masih hidup. Apakah hidup saya telah memuliakan Tuhan atau tidak? Apakah saya berguna bagi kehidupan atau tidak?

Apa yang telah saya lakukan dalam sisa hidup saya. Kita semua sementara menghabiskan sisa hidup kita di dunia yang singkat ini.

Kalau demikian bagaimanakah kita menghabiskan sisa hidup kita di dunia ini? atau begini, waktu kita hidup tidak lama. Pendek. Bagaimana kita mengisi waktu hidup yang pendek ini?

Misalkanlah kita buat perhitungan menurut Mazmur 90:10, “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.”

Nah ada satu penelitian yang dilakukan Horatius Bonar tentang pembagian waktu manusia yang berumur 70 tahun.

Waktu untuk tidur 23 tahun

Waktu untuk bekerja 19 tahun

Waktu untuk hiburan 9 tahun

Waktu untuk berpergian 6 tahun

Waktu untuk makan 6 tahun

Waktu untuk berobat 4 tahun

Waktu untuk berdandan 2 tahun

Waktu untuk berbakti 1 tahun

———————

Total 70 tahun

Kalau kita lihat pembagian waktu ini, waktu untuk berbakti hanya 1 tahun. Disana belum ada waktu untuk melayani. Atau mungkin masuk dalam waktu berbakti kita tidak tahu.

Poinya yang saya mau sampaikan disini adalah bahwa masa hidup kita singkat. Sekarang bagaimana kita mengisi waktu hidup yang singkat ini, jauh lebih penting.

Mengisi hidup

Semua kita akan sepakat, kalau saya katakan mari mengisi hidup dengan melakukan kebajikan. Kita mengisi hidup ini dengan kekudusan. Mengisi hidup dengan bekerja. Mengisi hidup dengan melayani.

Mengisi hidup dengan pemenuhan diri: cita-cita, karir, pekerjaan, pencapaian hidup – keluarga, rumah, kekayaan, dll.

Mengisihi hidup dengan memenuhi orang lain: Merawat orang sakit, menolong yang miskin, janda, yatim piatu. Memberi harapan, penghiburan, kekuatan, dll..

Dalam hidup kita tidak boleh berhenti hanya pada pemenuhan diri. Berhenti sampai disini, hidup kita akan egois. Kenapa banyak orang tidak peduli pada hidup orang lain, karena mereka egois.

Kamu sakit, kelaparan, kedinginan, susah, putus sekolah, dll, itu derita mu..kamu mau mati, susah, menderita, itu urusanmu..

Kamu mau ke gereja, mau tidak itu urusanmu..kita menjadi sangat egois.

Untuk menghancurkan sifat egoisme dalam diri kita, maka Tuhan memanggil kita untuk melayani.

Supaya kita tidak hanya berhenti pada pemenuhan diri, maka Tuhan mendirikan gereja. Membawa kita kepada satu persekutuan orang-orang beriman.

“Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.” 1 Pet 4:10

Allah itu tidak egois. Bisa saja Tuhan itu egois. Setelah manusia berdosa, ditinggal begitu saja. Dia bisa klaim, dasar manusia rusak, tidak menurut. Matilah kau.

Gantinya Egois, Yesus datang melayani manusia. “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Matius 20:28.

Latar belakang ayat ini adalah Ketika ibu Yohanes dan Yakobus minta jabatan kepada Yesus, kalau nanti Yesus jadi raja.

Lalu Yesus menegur mereka dan menerangkan keegoisan dunia ini: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.”

“Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu..” Mat 20:25-27

Poin Yesus disini adalah kebesaran hidup itu bukan karena posisi, kekuasaan, jabatan, harta, tetapi dari roh pelayanan yang menghamba.

Jadi Yesus datang untuk melayani manusia. Pelayanan Yesus kepada manusia adalah pelayanan keselamatan. Mencakup penyembuhan, memberi makan, menghibur, mengajar, memperbaiki, menuntun kepada keselamatan, dll.

Pelayanannya lengkap, sempurna, mencakup seluruh aspek hidup manusia. Karena itu Yesus memanggil kita untuk melayani, bukan dilayani.

Pelayanan kita adalah kepada Tuhan. “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.” Yoh 12:26.

“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” Roma 12:11.

Apakah Tuhan perlu dilayani oleh manusia?

Dalam Kisa 17:24-25, “Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.

Kita melayani Tuhan, bukan seolah-olah, Tuhan butuh sesuatu..kitalah yang butuh sesuatu..

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Matius 25:40.

Jadi, melayani Tuhan itu adalah mengambil bagian dalam pelayanan Kristus yaitu pemenuhan hidup orang lain.

Pelayanan yang menghamba

Karena itulah arti kata melayani berasal dari kata diakonos, yaitu seseorang yang menjangkau dengan rajin dan ketekunan untuk memberikan pelayanan atas nama orang lain. Pelayanan yang didorong oleh cinta kepada orang lain dengan penuh semangat dan terus menerus.”

Dan model dalam melayani itu bukan ngebos, tetapi menjadi hamba. (doulos)

Menunjukkan posisi yang lebih rendah dari yang dilayani, menyiratkan bahwa orang itu mengorbankan haknya sendiri untuk melayani orang lain demi Kristus.

Terjemahan yang paling akurat untuk kata Doulos adalah seseorang yang menjual dirinya sebagai budak kepada orang lain. ini adalah konsep kuno, kata ini akan sangat kuat jika memahami konsep budak masa lalu.

Konsep ini sering kita kurang di mengerti, karena itulah kita sering menunggu dilayani dari pada melayani.

Poinnya, Seorang hamba adalah orang yang menyerah sepenuhnya pada kehendak orang lain dan mengabdikan diri kepada orang lain dengan mengabaikan kepentingannya sendiri.

Maka dalam hal ini tuan kita adalah Yesus. Kita mengabdi kepada-Nya, melalui melayani orang lain.

Yesus telah memberikan teladan bagaimana melayani, “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Matius 20:28.

Melayani adalah memberikan diri kita/hidup kepada orang lain, supaya mereka hidup.

Hidup untuk melayani

Ada satu filosofi hidup orang jawa “Urip Iku Urup” Hidup itu Nyala” filosofi ini tidak banyak lagi dipahami orang-orang jawa, khususnya orang-orang muda. Wong Jowo sing ora njawani”

Makna dari filosofi itu adalah “Kita dilahirkan di dunia ini bukan untuk berdiri sendiri, berkuasa dan semua hanya untuk diri sendiri, akan tetapi kita lahir untuk saling memberi, saling menolong dan saling membantu sesama tanpa ada rasa pamrih.”

Filosofi ini selaras dengan Alkitab.

Karena itulah Petrus mendorong kita untuk saling melayani.

1 Petrus 4:10-11 Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allahl jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Melayani sesuai karunia rohani masing-masing. Melayani dengan semangat.

Area Pelayanan

Dalam hidup kita paling sedikit ada 3 area pelayanan yang kita perlu layani: Keluarga, Jemaat, Orang lain diluar jemaat

Pertama, Melayani keluarga sendiri. Layani rumah tangga dengan pelayanan yang menghamba. Suami mengabdi kepada istri, anak-anak, sebaliknya dengan istri. Anak-anak mengabdi kepada orang tua.

Itu berarti memberikan diri kepada mereka, waktu, kebutuhan, nyawa kita. Rumah tangga adalah bidang pelayanan yang pertama dan utama.

Melayani keluarga tidak hanya memenuhi mereka secara materi. Tetapi juga pelayanan rohani.

Setelah melayani keluarga, kita mengembangkan kepada pelayanan yang lebih luas, jemaat, yaitu memberikan diri untuk orang lain selain keluarga kita.

Maka, Alkitab memberikan istilah kita sebagai satu tubuh.

“Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.” Roma 12:4-5.

“kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain..” artinya sesama anggota kita harus saling melayani, saling menggembalakan..

Melayani sesuai karunia rohani

Lebih lanjut dalam Roma 12:6-8

Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.

Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;

jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Untuk melayani jemaat, semua orang percaya dan setia diberikan karunia rohani.

  • Bernubuat
  • Melayani
  • Mengajar
  • Menasehati
  • Memberi
  • Memimpin
  • Menunjukkan kemurahan

Empat karunia rohani pertama: karunia bernubuat, melayani, mengajar, menasehati, berfungsi sebagai alat untuk pertumbuhan rohani dan jangkauan keluar.

Sementara tiga karunia rohani lainnya yaitu memberi, memimpin, kemurahan berfungsi sebagai alat merawat atau memelihara jemaat.

Ini adalah karunia rohani yang dicatat di Alkitab, tetapi ada banyak karunia yang diberikan yang tidak dicatat di Alkitab.

Kita diminta melayani dengan iman, hati yang iklas, rajin dan sukacita.

Tidak melayani sebagai kejahatan

Bila kita kita tidak mau melayani artinya karunia rohani yang Tuhan berikan tidak terpakai dan sia-sia. Seharusnya orang lain diberkati dan diselamatkan, tetapi mereka tidak menerimannya karena keegoisan kita yang hanya memikirkan pemenuhan diri sendiri.

Karena itu, kita akan dihakimi oleh Tuhan atas setiap karunia yang dilalaikan. Dalam Matius 25:14-30 tentang perumpamaan talenta,

Mereka yang dengan sengaja tidak mau menggunakan karunia rohani/talenta/bakat/ketrampilan yang diberikan Tuhan, disebut sebagai hamba yang jahat dan malas, tidak berguna.

Barang yang tdak berguna disebut sampah, rosok. Dengan kata lain, mereka yang tidak mau malayani menjadi sampah..sampahnya Tuhan. Setiap sampah harus dibuang pada tempatnya.

Dari perikop ini saya belajar, bahwa untuk menjadi orang jahat, tidak perlu kita membunuh dan merampok. Cukup tidak usah melayani, kubur karunia rohanimu, sudah cukup menjadikan kita sebagai orang jahat.

Karena seharusnya, pengaruh kita, uang kita, waktu kita, ketrampilan kita, hidup kita, tenaga kita, pengetahuan kita, kreatifitas kita, dll, bisa memberkati orang. Tapi karena kita kubur, orang tidak mendapat berkatnya. Disitulah letak kejahatannya.

Penutup

Seorang bernama Jane Pigue dari Greenwood, Missouri, sekali seminggu dia memanggang 25 hingga 30 roti segar buatan sendiri.

Roti-roti itu kemudian dia kirimkan kepada orang-orang yang menderita kanker atau orang sakit lainnya. Dia juga membawa roti untuk misi gereja atau potluck jemaat.

Jane memanggang roti sebagai cara untuk mengungkapkan kasih Yesus kepada orang lain.

Dia katakan, “Yesus telah memberikan segalanya untuk saya? Saya hanya membiarkan Dia bekerja melalui saya.” Dia punya missi: “saya melakukan semua kebaikan yang saya bisa, untuk semua orang yang saya bisa, selama saya bisa.” Jane melayani melalui pelayanan roti panggang.

Apakah pelayanan yang bisa kita lakukan…?

Mari kita mengisi waktu hidup kita dengan melayani. Selagi kita masih hidup, selagi kita masih sehat. Karena akan tiba waktunya kita tidak dapat lagi melayani.

Suatu kali seseorang datang dan mengatakan ingin melayani disisa hidupnya. Dia datang pada saat kesehatanya sudah hilang, umurnya sudah lansia, dan saat hartanya sudah habis.

Dia ingin melayani Tuhan saat semua kemampuan terbaiknya sudah hilang. Ketika masih muda, sehat, banyak uang, semuanya hanya untuk pemenuhan diri sendiri. Memang tidak ada kata terlambat, tetapi seberapa banyak yang bisa dilakukan dengan keadaan seperti itu?

Selagi kita masih muda, sehat, kuat, sumber daya kita masih penuh, layanilah Tuhan. Jangan berikan yang sisa untuk Tuhan.

Jangan tunggu sakit baru ingin melayani. Jangan tunggu bangkrut baru ingin melayani. Jangan tunggu tua baru ingin melayani. Berikan kemampuan terbaik kita untuk melayani Tuhan.

“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” Roma 12:11

Hidup ini adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan, jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri, hidup ini harus jadi berkat.

Hidup ini adalah kesempatan

Hidup ini untuk melayani Tuhan

Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan bri

Hidup ini harus jadi berkat

Oh Tuhan pakailah hidupku

Selagi aku masih kuat

Bila saatnya nanti

Ku tak berdaya lagi

Hidup ini sudah jadi berkat

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *