Kristen Progresif atau Liberal?

KRISTEN Progresif sedang menjadi perbincangan hangat dikalangan orang Kristen. Media sosial menjadi arena perdebatan antara yang pro dan kontra.

Banyak orang yang kontra membahasnya, mulai dari para pendeta dan awam. Mereka mencoba mengkuliti kesalahan mendasar Kristen progresif.

Nah, apakah sebenarnya yang diyakini oleh kelompok, yang menamakan Kristen progresif? apakah bisa disebut progresif atau malah liberal?

Menurut beberapa sumber, Kekristenan progresif adalah sebuah gerakan yang menyusup dan mempengaruhi gereja Injili.

Gerakan ini berusaha untuk menafsirkan kembali Alkitab, menilai kembali doktrin-doktrin historis, dan mendefinisikan kembali prinsip-prinsip inti dari iman. (White horse in)

Menurut United Church of Christ di Beaverton, Oregon, Kristen Progresif dimulai sebagai sebuah gerakan pada tahun 2006, “sebuah alternatif dari iman Kristen yang digambarkan di ranah publik.”

Para pemimpin Kekristenan Progresif telah lelah mendefinisikan iman Kristen mereka dalam istilah-istilah yang negatif:

“Kami bukan fundamentalis. Kami tidak percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah yang tidak dapat salah atau sempurna.”

“Kami tidak setuju bahwa Kreasionisme harus menggantikan ilmu evolusi di sekolah-sekolah umum.”

“Kami tidak percaya bahwa Tuhan membenci kaum gay.”

“Kami tidak percaya bahwa orang-orang dari agama lain akan masuk neraka kecuali mereka masuk Kristen.”

“Kami tidak menyangkal hak perempuan untuk memilih apa yang terjadi pada tubuh mereka. Artinya mereka mendukung hak-hak aborsi.”

Bagi mereka, “Iman Kristen adalah cara kita untuk setia kepada Allah, tetapi bukan satu-satunya cara.”

Menegaskan bahwa ajaran Yesus hanyalah salah satu dari sekian banyak cara untuk mengalami Kesucian dan Keesaan hidup, dan bahwa kita dapat mengambil dari berbagai sumber kebijaksanaan dalam perjalanan spiritual kita.”

Setidaknya ada 5 tanda-tanda bahaya gereja atau seseorang mengarah kepada Kristen progresif (liberal)

1. Memandang Alkitab “berisi” Firman Allah, bukan Firman Allah, yang memiliki otoritas bagi hidup.

Secara historis orang Kristen umumnya memandang Alkitab sebagai Firman Allah yang tidak bisa salah dan mempunya otoritas bagi kehidupan kita.

Kristen progresif tidak menerima Alkitab sebagai Firman Allah. Mereka lebih menekankan kepada keyakinan pribadi dari pada mandat Alkitab.

Bagi mereka, Alkitab adalah buku manusia. Apa yang tertulis disana kalau tidak sesuai dengan pendapat mereka maka bisa diabaikan.

Mereka berpandangan bahwa Alkitab membenarkan amoralitas, jadi kita wajib menolak apa yang dikatakannya di tempat-tempat tertentu.

2. Lebih menekankan perasaan dari pada fakta.

Dalam gereja-gereja Progresif, pengalaman, perasaan, dan opini pribadi cenderung dihargai di atas kebenaran Alkitab.

Ketika Alkitab tidak lagi dipandang sebagai firman Allah yang definitif, apa yang seseorang rasakan sebagai kebenaran menjadi otoritas tertinggi untuk iman dan praktik.

Bila ayat Alkitab tidak sesuai dengan mereka, maka yang berlaku adalah perasaan dan pandangan mereka. Mereka akan katakana, “Ayat Alkitab itu tidak sesuai dengan saya….”

Mereka juga tidak menganggap bahwa homoseksual atau sejenisnya adalah dosa.

Mereka juga berpandangan bahwa Yesus tidak akan mengirim orang baik keneraka sekali pun mereka tidak pecaya kepada Yesus.

Mereka sering mengatakan, “Saya tidak percaya Yesus akan mengirim orang baik ke neraka….”

3. Mereka menafsirkan ulang ajaran-ajaran utama keristenan.

Mereka mendefinisikan ulang dan menafsirkan ulang Alkitab pada isu-isu moral yang hangat seperti homoseksualitas dan aborsi, dan juga doktrin-doktrin utama seperti kelahiran dari seorang perawan dan kebangkitan Yesus secara jasmani.

Pandangan mereka terhadap kebangkitan Yesus tidak harus berdasarkan fakta-fakta yang sesungguhnya.

Kemudian, posisi historis gereja mengenai seksualitas sudah kuno dan perlu diperbarui dalam kerangka kerja modern…

Gagasan tentang neraka secara harfiah menyinggung perasaan orang non-Kristen dan perlu ditafsirkan ulang….

Bagi mereka, orang-orang diluar Yesus bisa selamat dan masuk sorga asal dia baik, maka Tuhan tidak akan memasukkannya ke dalam neraka.

4. Mendefinisikan ulang beberapa istilah doktrin penting

Bagi mereka, istilah inspirasi Alkitab, inerrancy (Alkitab tidak salah), dan otoritas perlu dikaji ulang dan menggunakan istilah yang cocok dengan mereka.

Bagi mereka inspirasi Alkitab sama dengan buku-buku lainnya, lagu dan kotbah. Dengan demikian mereka menjadi Alkitab sama dengan buku-buku lainnya, yang bisa salah.

Kata lainya, yang mereka ubah dalam Alkitab adalah “kasih”

Karena Allah mengasihi maka Allah tidak akan menghukum orang berdosa, karena Dia adalah kasih…

Alkitab berotoritas-tetapi kita telah salah memahaminya selama 2.000 tahun pertama dalam sejarah gereja…

Bukan tugas kita untuk berbicara kepada siapa pun tentang dosa-tugas kita adalah mengasihi mereka….

5. Inti dari pesan injil adalah keadilan sosial, bukan penebusan dari dosa.

Bagi mereka konsep Alkitab bahwa Yesus mati dikayu salib sebagai sesuatu yang memalukan dan mengerikan.

Mereka menolak gagasan penebusan dengan darah. Sebagai gantinya, mereka menekankan keadilan sosial dan perbuatan baik sebagai ganti penebusan.

Mereka mengatakan bahwa dosa tidak memisahkan kita dari Allah, karena kita diciptakan menurut gambar-Nya dan Dia menyebut kita baik….

Selanjutnya mereka katakana, Allah sebenarnya tidak membutuhkan pengorbanan untuk dosa-dosa kita.

Kemudian, Kita tidak perlu mengabarkan Injil, kita hanya perlu menunjukkan kasih dengan membawa keadilan bagi yang tertindas dan menyediakan kebutuhan bagi yang membutuhkan…

Kesimpulan

Tidak mudah mengidentifikasi Kristen progresif, karena pandangan mereka bercampur dengan banyak kebenaran Akitab, jadi kita harus teliti dan sabat mengamati.

Kristen progresif sangat persuasive dalam pendekatan dan sering memikat karena nampak masuk akal. Tetapi hanya dengan mengetahui kebenaran Akitab, kita akan menemukan kesalahannya.

Kristen model ini adalah serangan kepada kerangka kekristenan, karena merendahkan kuasa penyelamatan Kristus bagi manusia dan membuat Allah tidak adil.

Bagi mereka Kitab Suci bukanlah firman Allah yang sempurna. Mereka menyangkal bahwa keselamatan dan penebusan hanya datang melalui salib Yesus.

Mereka menegaskan keabsahan pernikahan sesama jenis. Dan menegaskan hak perempuan untuk memilih aborsi.

Kita tidak perlu heran jika menemukan beberapa dari ide-ide ini menyusup ke dalam gereja-gereja kita. Yesus memperingatkan kita,

“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” (Matius 7:15).

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *