Pastordepan Media Ministry
Beranda Seri Kitab Ayub Ketika Setan Mempertanyakan Motivasi Kesalehan Ayub

Ketika Setan Mempertanyakan Motivasi Kesalehan Ayub

TUHAN bertanya untuk kedua kali kepada Setan, “Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”

Tuhan bertanya demikian dia mengaku telah mengelilingi dan menjelajah bumi. Jadi Tuhan ingin menarik perhatian setan kepada Ayub.

Tujuannya untuk menunjukkan bahwa seorang manusia dapat hidup dengan tak bercela dan lurus.

Tuhan bangga memperkenalkan Ayub sebagai hamba-Nya. Tuhan mengakui bahwa Ayub adalah pengikut yang setia dan taat.

Kepada Setan, Tuhan menegaskan bahwa Ayub sungguh orang benar benar.

Bahkan tidak ada di bumi seperti dia, yang saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan

Dihadapan Setan Allah memvalidasi karakter Ayub, yang sudah diterangkan narrator diayat 1 dan 2.

Tapi apakah benar hanya Ayub satu-satunya? Mungkin yang dimaksud, ‘tidak ada di bumi seperti dia,’ boleh jadi diwilayah dimana dia tinggal pada jaman itu..

Mungkin banyak orang saleh dan jujur, namun dalam hal kesempurnaan atau kelengkapan karakter, tidak ada yang seperti Ayub.

Itu sebabnya, Tuhan mengambil Ayub sebagai tokoh untuk dihadirkan dihadapan Setan, menunjukkan bahwa umat-Nya dapat setia, sekali pun digempur oleh setan dengan godaan..

Karena selama hidupnya, Ayub bukan tanpa godaan. Sebagai orang kaya, banyak hal yang dapat membuat dia sombong dan hidup dalam kepelesiran.

Dengan uang yang banyak tanpa batas, dia dapat menikmati semua kesenangan dunia tanpa Batasan. Bisa saja dia tidak butuh Tuhan dan hidup mandiri.

Namun dia tidak seperti itu. dia benar-benar hamba Allah yang sempurna dalam karakter, sehingga Allah bangga dengan dia.

Setelah membanggakan karakter Ayub kepada setan, dia kemudian mempertanyakan pujian Allah terhadap Ayub…

Ia meragukan apakah ada orang yang akan takut kepada Allah tanpa alasan atau tanpa sebab?

Setan berkata kepada TUHAN: “Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?

Pertanyaan Setan ini menyiratkan bahwa semua perbuatan baik berasal dari motif egois.

Bagi Setan, hal ini pasti berlaku bagi Ayub, karena Tuhan telah melindungi Ayub dari segala bahaya dan memberkati dia dengan limpah.

Nah, disinilah setan mulai mempertanyakan kebijakan Allah.

Lebih lanjut setan mengatakan,

“Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.

Diayat ini, Setan menyebut tiga hal yang dilindungi oleh pagar Tuhan: Ayub sendiri, rumahnya, dan hartanya.

(Dikemudian hari ketika bencana menimpa Ayub, apa yang pertama dihabisi adalah hartanya (ay. 15–17), lalu rumahnya (ay. 18, 19), dan akhirnya Ayub sendiri (pasal 2:7, 8).

Dalam ayat ini, kita juga melihat setan mengajukan pertanyaan tentang motivasi kesalehan Ayub. Bahwa kesalehannya datang karena berkat Tuhan secara materi.

TUHAN telah menanam pagar duri di sekitar segala milik Ayub sehingga tidak ada wabah atau malapetaka yang dapat menimpa kawanan besar ternaknya dan ladang subur Ayub.

Selain itu, Tuhan telah memberkati Ayub sedemikian rupa sehingga kawanan ternaknya berkembang biak dengan begitu cepat hingga menyebar.

Dalam bahasa Ibrani, kalimat makin bertambah, tidak hanya berarti ‘melimpah’ tetapi lebih tepat ‘telah melampaui batas.’

Artinya kekayaan Ayub tidak terbatas. Memang benar Allah telah memberkati Ayub. Seluruh kekayaannya datang dari kerja keras dan berkat Tuhan.

Jadi dalam hal ini setan benar, dia mengakui bahwa Tuhan memberkati seluruh usaha dan pekerjaan umat-Nya.

Tetapi setan salah ketika menganggap kesalehan Ayub bersifat transaksional. Dia setia hanya karena Tuhan telah memberkatinya. Tuduhan serius dari setan.

Jadi karena Setan meragukan keaslian kesetiaan Ayub kepada Tuhan, maka setan menantang Tuhan menguji kesetiaan Ayub.

Kemudian dia membuat kalimat perintah dan seperti memerintah Tuhan untuk menguji Ayub.

Dia berargumen bahwa jika TUHAN mengulurkan tangannya dan menghancurkan segala yang dimiliki Ayub, dia pasti akan mengutuk TUHAN di hadapannya.

Setan memprediksi, jika semua harta Ayub hilang dan dia jatuh miskin, maka Ayub akan marah kepada Tuhan.

Sehingga ia akan mengutuk Allah di hadapan-Nya, yaitu dengan terang-terangan menentang-Nya (lihat 2:9). Itu sebabnya dia menyarankan Tuhan untuk menghabisi Ayub..

Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu

Setan memastikan bahwa Ayub akan mengutuki Tuhan bila semua miliknya diambil..

Kata ‘mengutuki’ sama dengan ayat 5, ketika Ayub berpikir anak-anaknya mungkin mengutuki Allah dihati mereka..

Kata ‘mengutuki’ dari kata ‘barak’ artinya memberkati. Tapi dalam Ayub kata ini kebalikannya. Penggunannya bersifat eufemisme atau kebalikannya..

Kalau dalam kasus anak-anak Ayub, mungkin mereka mengutuki Tuhan secara pri dihati mereka, tersembunyi.

Maka kata mengutuki untuk Ayub yang digunakan Setan bukan dalam hati Ayub. Rahasia. Namun secara terang-terangan dihadapan Allah.

Poinnya, setan mengatakan kepada Tuhan, kalau harta Ayub dihabisi semua, maka dia akan terang-terangan menghina Tuhan, memberontak dan berpaling dari Tuhan..

Hal yang sama juga setan pikirkan tentang kita. Dia prediksi kita akan menjauh dari Tuhan saat kita susah. Namun mari kita berdiri seperti Ayub. Susah senang tetap tinggal dalam Tuhan..

“Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat menghilangkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Roma 8:38-39

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan