Ketika Nama Baik Jadi Barang Rongsokan
“Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas. ” Amsal 22:1
Apalah arti sebuah nama..demikian orang sering mengucapkan ketika di tanya siapa namanya. Tentu saja nama sangat penting..akan dipanggil apa anda bila tidak ada nama! Tidak mungkin anda akan di panggil butet atau ucok (panggilan bayi orang batak yang belum dikasi nama)
Seseorang pernah marah-marah ketika dia dipanggil dengan sebutan monyet, anjing dll. Wajar saja marah sebab panggilan itu adalah untuk binatang bukan manusia. Oleh karena itu nama menjadi sangat penting karena itu akan berhubungan dengan kepribadian seseorang, atau melekat dalam diri seseorang.
Memberikan Nama Yang Indah
Pada waktu lahir, ayah dan ibu kita akan memberi nama kepada kita. Biasanya orang tua akan mencari nama yang terbaik, bahkan berpikir keras berhari-hari atau berbulan-bulan demi untuk menamai kita. Kebanyakan orang tua memberi nama yang memiliki makna, seperti sabar, Budi Mulyono, Harapan Jaya dll..
Tentu saja pemberian nama-nama itu di penuhi harapan yang mendalam supaya kelak anak itu menajdi orang yang sabar, sopan, berbudi, dll…banyak juga yang memberikan nama tokoh-tokoh sejarah, pahlawan, nabi dan orang-orang sukses, dengan harapan kelak anak iu jadi anak yang hebat seperti tokoh idamanya, maradona, Soekarno, Daniel, Paulus, Yohanes, Jhon Travolta, Agnes monica dll…
Itu sebabnya sangat jarang bahkan mungkin tidak ada orang memberi nama anaknya, Judas, Hitler, Lenin, Stalin, Osama dll…sebab orang-orang ini dianggap jahat dan kejam semasa hidupnya. Kalau begitu, apalah arti sebuah nama?….
Ada orang yang bilang nama baik itu kalau dibacanya bagus, misalnya Anggun, Steven, billy, Rio Febrian dll…itu sah-sah saja…sesungguhnya nama baik bukanlah itu. Nama baik berhubungan dengan karakter, tabiat atau buah-buah kehidupan sehari-hari.
Nama baik perbuatan buruk
Tentu kita sering mendengar nama-nama yang tenar di media massa bukan karena prestasi mereka, tapi karena perbuatan tidak baik, entah karena kasus korupsi, kriminal, tindakan asusia dll..
Orang-orang ini melakukan perbuatan kejahatan dan menciderai rasa kemanusiaan, keadilan sosial, maupaun merusak moral…nah mendengar nama-nama mereka disebut orang-orang akan kesal.
Tentu saja orang-orang ini tidak lagi memiliki nama baik, wibawa mereka sudah runtuh, kepercayaan kepada meraka sudah hilang, cap sebagai merah sebagai penjahat akan selalu menempel diwajah mereka. Kemana dan dimanapu mereka berada semua orang akan mengenal dan mengetahui perbuatanya.
Kalau sudah seperti ini, semua kehormatan dan penghargaan yang pernah mereka terima akan seperti sampah yang tidak ada gunannya, tidak ada lagi yang bisa dibanggakan, seperti kata pepatah, “ Gara-gara nila setitik..rusak susu sebalanga..”
Belum lagi nama baik keluarga dan institusi ikut tercemar. Anak-anak akan ikut-ikutan menanggung malu dan menjadi bahan olok-olokan…anak-anak akan di ejek sebagai anak koruptor, anak penjahat, anak pencuri dll…bahkan sampai anak cucu, cicit, perbuatan jahat itu tidak akan hilang dari ingatan orang.
Integritas lebih penting
Bagi orang yang takut akan Tuhan, yang mencintai kebenaran dan kejujuran, maka nama baik, integritas akan menjadi pilihan hidup mereka, dibanding segepok uang haram. Orang-orang seperti ini tidak takut miskin, mata mereka tidak terbelalak melihat tumpukan uang yang ditaruh diatas mejanya.
Menipu, merekayasa, suap-menyuap haram bagi mereka…bujuk rayu, serta iming-iming kekayaan duniawi dan jabatan tidak dapat menggoyahkan kejujuran mereka. Mereka lebih takut nama baik mereka ternoda di hadapan Tuhan di banding dihadapan manusia. Tidak munafik dan berpura-pura adalah sifat asli mereka.
Bagi mereka kekayaan yang paling berharga adalah tabiat yang baik dan benar dihadapan Tuhan. Lebih baik hidup sederhana apa adanya, dari pada hidup bergelimang harta, tapi kemudian di kejar-kejar aparat hukum dan masuk penjara.
Orang-oarng ini tidak akan memberi makan anak-istri mereka dengan uang kejahatan..lebih baik ngutang beras ke warung sebelah dari pada makan mewah tapi tidak halal. Orang-orang ini juga tidak akan mengendarai mobil mewah hasil kejahatan..
Lebih baik jalan kaki atau naik angkot..tidak akan mengenakan pakaian yang mahal-mahal dari hasil kejahatan, lebih baik mengenakan pakaian bekas tapi dengan kejujuran…tidak akan menempati rumah mewah hasil kejahatan..lebih baik tinggal dirumah gubug tapi dengan kejujuran…
Jika anda memiliki nama baik, tabiat yang baik..kemanapun anda pergi akan berharga dan berguna. Orang-orang akan mendengar anda dan menjadikan anda teladan dalam hidup mereka. Namun bila nama baik anda telah hancur karena kejahatan yang dilakukan, maka kemanapun pergi, sekalipun uang anda banyak, anda akan sulit diterima.
“Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran.”
Pengkhotbah 7:1