Kemenangan Abram Disambut Dua Raja

SATU KATA untuk Abram dan 318 pasukannya. Luar biasa! Mereka mengalahkan Kedarleomer dan sekutunya. 4 raja. Tentu ini sangat memalukan bagi kedarleomer.
Mereka dipecundangi oleh satu pasukan kecil. Bukan pasukan raja. Ini berarti Abram melebihi para raja-raja itu. Dan kalau dia mau dia bisa menjadi raja.
Kita tahu, kekuatan dibalik Abram adalah Tuhan. Dialah yang memberikan kemenangan. Tangan Tuhan bekerja dibalik layar memukul kalah Kedarleomer.
Narasi selanjutnya menuliskan,
“Setelah Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja.”
Setelah memimpin pasukannya menyerang musuh, Abram memimpin pasukannya pulang dari pertempuran mengejar musuh.
Derap langkah kaki mereka, yang berjalan dengan tegap, melintasi beberapa kota disaksikan oleh banyak orang dan mereka menjadi buah bibir dimana-mana.
Orang-orang Sodom kagum dan berterimakasih kepada pasukan Abram yang membebaskan mereka dari penjajahan Kedaeleomer selama bertahun-tahun.
Abram dan pasukannya menjadi idola baru di Sodom. Mereka dielu-elukan. Orang-orang bersorak untuk mereka. Memuji-muji kehebatan pasukan Abram, yang hanya 318 orang.
Namun itu tidak membuat orang-orang Sodom mencari Tuhan. Mereka terus hidup dalam kepelesiran dunia. Etika dan moral mereka tetap tidak berubah.
Abram bukanlah sekutu Raja Sodom dan raja lainnya saat berkonfrontasi dengan Kedarleomer. Boleh jadi raja Sodom tidak mengenal Abram sebelumnya.
Kalau pun kenal, Raja Sodom tidak memperhitungkan Abram. Dia pikir Abram orang biasa. Tidak punya kekuatan apa-apa. Dia hanya pebisnis kaya.
Namun sekarang, sudut pandang Raja Sodom berubah terhadap Abram. Itu sebabnya dia menyambut Abram dilembah Syawe, yakni Lembah Raja.
Raja kafir yang kalah menyaksikan kemenangan total Abram dan 318 orang, tidak melihat dan merasakan ada kuasa supranatural yang menyertai mereka.
Itu sebabnya dia tidak bertanya, bagaimana dia dapat memenangkan pertermpuran?
Jelaslah bahwa mata raja ini tertuju pada hal-hal yang bersifat sementara dan dia tidak tertarik pada hal-hal yang bersifat kekal.
Raja Sodom menyalami Abram dan pasukannya. Memuji dia setinggi langit. Mengucapkan terimakasih. Memberi hormat dan salut.
Abram tidak menjadi sombong dengan sanjungan raja Sodom. Dia tetap rendah hati. Tidak jumawa. Sebab dia sadar, kemenangan ini karena Tuhan. Sukses ini milik Tuhan.
Kita pun harus demikian. Semua pencapaian kita yang hebat, bagi orang beriman, itu karena Tuhan yang hebat. Tanpa Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa.
Karena itu, berikan pujian dan rasa hormat kepada Tuhan, Sang pemberi kemenangan.
Saat Abram dan raja Sodom terlibat pembicaraan, tiba-tiba muncul seseorang. Narasi menuliskan,
“Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi.”
Apakah Abram mengenal orang itu sebelumnya? Kita tidak tahu. Orang itu disebut namanya sebagai Melkisedek. Dia disebut raja Salem.
Apakah dia raja dalam arti yang sesungguhnya. Dalam arti dia mempunyai wilayah kekuasan dan ada rakyat yang dia perintah.
Kalau melihat dia sebagai raja Salem, sepertinya ada kerajaannya, namanya kerajaan Salem. Rajanya Melkisedek..
Tetapi kemudia menjadi jelas, kalau Melkisedek, bukan hanya raja dalam arti yang sebenarnya.
Dia juga adalah seorang Imam. Narasi menyebutkan dia imam Allah Yang Maha Tinggi. Siapa Dia? Tentu Tuhan pencipta langit dan bumi.
Kata yang digunakan menyebut Yang Maha Tinggi adalah “ʾēl ʾelyôn.” Secara implisit merupakan sebutan untuk Yahweh dalam Mazmur 78:35.
Namun, ʾēl juga merupakan sebutan orang Kanaan untuk dewa tertinggi, dan “Allah Yang Mahatinggi” adalah cara untuk menggambarkan dewa yang paling senior dalam agama tradisional Kanaan.
Jadi, Melkisedek bukan hanya raja tetapi juga imam seperti halnya raja Sodom. Dia juga mendengarkan cerita kemenangan Abram melawan Kedarleomer dan sekutunya.
Karena itu dia juga datang menyambut Abram. Kedatangannya menjadi istimewa, karena dia datang membawa roti dan anggur dan memberkati Abram.
“Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu.”
Disini kita melihat, ada dua raja yang datang menyambut kemenangan Abram. Raja Sodom dan raja Salem.
Raja Sodom datang meminta hendak menukar 318 orang pasukan Abram dengan harta rampasan kedarleomer.
Raja Salem datang dengan roti dan anggur untuk memberkati Abram dengan berkat Tuhan. kita lihat kontras dua raja ini.
Raja Sodom fokusnya hanya soal materi. Raja Salem, fokus kepada Tuhan yang perkasa pemberi berkat dan kemenangan. Raja Sodom tidak percaya Tuhan. Raja Salem Penyembah Tuhan.
Hati kedua raja ini berada ditempat yang berbeda. Itu sebabnya tindakan mereka sangat berbeda.
Apakah yang akan kita lakukan, pada saat kita keluar dari kesulitan? Fokus pada hal-hal sementara atau pada Tuhan?
Belajar dari perkataan Yunus, dia bersyukur ketika luput dari bahaya, dia katakan,
“Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!” Yunus 2:9
Pemazmur juga mengatakan,
“Sebab bukan kepada panahku aku percaya, dan pedangku pun tidak memberi aku kemenangan, tetapi Engkaulah yang memberi kami kemenangan terhadap para lawan kami, dan orang-orang yang membenci kami Kauberi malu. Karena Allah kami nyanyikan puji-pujian sepanjang hari, dan bagi nama-Mu kami mengucapkan syukur selama-lamanya.” Mazmur 44:6-8
Poinnya, saat kita diselamatkan dan keluar dari kesusahan, ingat Tuhan dan berikan persembahan syukur. Puji Tuhan dan beri hormat kepada-Nya.
Diberkati untuk menjadi Berkat
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now