Keluar dari Sodom Besar, Masuk ke Sodom Kecil
LARI LAMBAT LOT
Kata Lot kepada mereka: “Janganlah kiranya demikian, tuanku. Sungguhlah hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku, tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku..” Kejadian 19:19
SANGAT gemas melihat tingkah polah Lot ini. terlalu banyak dramanya. Geraknya sangat lambat. Bertele-tele. Banyak alasan dan argumentasi.
Disuruh lari ke pegunungan supaya selamat, justru balik menawar. Ada apa dengan Lot ini? apakah dia sangat lemah secara fisik sehingga tidak sanggup naik gunung?
Sementara keadaan sedang gawat darurat, bahkan waktu sedetik sangat berarti, dia masih berlama-lama dengan membuat permohonan..
“Janganlah kiranya demikian, tuanku…”
Kata-kata ini sebagai sanggahan terhadap nasihat malaikat itu. Kemudian dalam ayat 19, dia memberikan alasan untuk permintaannya.
“..Sungguhlah hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku..”
“..tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku..”
Ungkapan Lot tersebut, bukan soal ketidakmampuannya secara fisik untuk lari ke gunung, tetapi ketidak mampuannya secara rohani agar jangan terlalu jauh dari Sodom.
Kemudian muncul permintaannya dalam ayat 20:
“Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk lari ke sana; kota itu kecil; izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara.”
Kita melihat kegagalan Lot untuk mempercayai perlindungan dan persediaan Tuhan di pegunungan.
Dan betapa besar rasa syukur Lot karena diselamatkan! Orang akan berpikir sekarang bahwa ia pasti akan patuh tanpa ragu-ragu! Itu tidak terjadi!
Ia berterima kasih kepada malaikat atas belas kasihan mereka dalam menyelamatkannya, tetapi kemudian ia protes bahwa ia tidak dapat melarikan diri ke pegunungan seperti yang mereka perintahkan.
Berterima kasih tapi tidak bersedia melakukan apa yang diminta Tuhan. Jadi Lot ini adalah orang yang ingin selamat tapi dia mau atur Tuhan.
Dengan dia meminta untuk pergi ke kota kecil Zoar, dia menyatakan bahwa ia meragukan kemampuan Tuhan untuk menyelamatkan hidupnya dalam pelarian ke pegunungan!
Tidak dapat dipercaya ia memiliki keberanian untuk meminta Tuhan mengirimnya ke Zoar (Ibrani, “kecil”), yang merupakan Sodom mini itu sendiri.
Tetapi Tuhan mengejutkan lagi dengan mengabulkan permintaan Lot. Belas kasihan dan kasih karunia yang begitu besar..
Satu hal yang mengejutkan lagi: Tuhan menyelamatkan Zoar karena Lot yang saleh—satu-satunya orang saleh di kota itu..
Kenapa dia minta Zoar? Dia ingin mempertahankan sedikit rasa “Sodom kecil” meskipun rasa itu sudah “pahit” di “Sodom besar!”
Lot dalam usahanya yang sia-sia untuk mempertahankan hidupnya (dan gaya hidupnya) akan kehilangan semua yang telah ia perjuangkan dengan keras dalam sekejap!
Ya, hidupnya diselamatkan, tetapi hidupnya dan kehidupan keluarganya berakhir sia-sia.
Lot belum sepenuhnya hidup baru. Dia tidak sepenuhnya beriman kepada Tuhan. sebab itulah hidupnya tidak aman.
Apa yang Tuhan perintahkan dia tidak sambut dengan Amin. Seharusnya itu sudah titik. Tetapi Lot membuat koma, artinya ada lanjutan dari kalimat tersebut..
Namun itu bukan kalimat Tuhan, tapi kalimat Lot. Gunung adalah kalimat terakhir. Titik. Namun Lot membuat koma, yaitu Zoar.
Kita terkadang seperti Lot. Tuhan sudah titik, kita menambahkan lengkungan dibawah titik, menjadi koma.
Kita tidak sepenuhnya meyakini perlindungan Tuhan dalam hidup kita. Gantinya kita pergi ke gunung, kita tetap ingin tinggal dekat-dekat dengan duniawi.
Penurutan Lot sangat kontras dengan penurutan Abraham. Dia mengikut Tuhan dengan menurut tanpa tanda tanya..
Sementara Lot mengikut Tuhan penuh dengan tanda tanya, bahkan mempertanyakan kemampuan Tuhan melindunginya dari kehancuran Sodom..
Jadi jangan tanyakan kemampuan Tuhan, mari kita bertanya kemampuan kita menurut Tuhan. Sebab bukan Tuhan yang tidak mampu, kitalah yang tidak mampu..
Karena itu, mari kita memohon pertolongan Tuhan untuk memberi kita kuasa mengikut Tuhan dengan totalitas. Segenap hati, jiwa, kekuatan kita.
Mari kita lari kegunung Tuhan, tempat kita berlindung dari penghukuman. Jiwa kita aman didalam Dia.
“Allah adalah tempat perlindungan dan kekuatan kita, pertolongan yang nyata dalam kesusahan.” Mazmur 46:1
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now



