Kebahagiaan Orang Miskin

“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” Matius 5:3

Orang miskin sangat bersyukur membaca ayat ini, karena sorga itu milik mereka. Dan mungkin mereka bersyukur hidup dalam kemiskinan.

Membaca ayat ini orang kaya merasa ini tidak adil. Bukankah mereka yang memiliki uang, harta dan kekuasaan? Bukankah mereka bisa membeli segala sesuatu termasuk sorga itu..

Seolah-olah tidak ada tempat bagi mereka di sorga.

Apa yang dikatakan Yesus tentang berbahagia orang miskin, maksudnya bukan miskin dalam arti kepemilikan harta duniawi secara fisik.

Sebab Yesus memanggil semua orang, kaya, miskin, budak, merdeka, rakyat, pejabat dan dari segala bangsa.

Miskin rohani

Maka orang miskin yang dimaksud adalah miskin dalam pengertian rohani.

Dalam Bahasa Yunani ada beberapa jenis pengertian orang miskin, yaitu Ptocos, Penes, Penichros.

Kata PENES dan PENICHROS juga berarti ‘orang miskin’ tetapi ini menunjuk kepada orang miskin yang masih mempunyai sedikit uang.

Tetapi kata PTOCHOS menunjuk kepada orang miskin yang sama sekali tidak mempunyai apa-apa.

Di ayat ini, kata yang digunakan adalah ptōchos. Kata ini menunjukkan kemiskinan yang dalam, yang sama sekali tidak punya apa-apa.

Berasal dari kata ptassō, “berjongkok”, “meringkuk ”(lihat Markus 12:42; Lukas 4:18; Lukas 6:20).

Ptōchos mengacu kepada mereka yang berada dalam kemiskinan rohani yang sangat parah dan mereka sangat merasakan kebutuhan akan akan hal kerajaan sorga.

Sejatinya semua orang miskin secara rohani; mereka tidak memiliki makanan yang sehat dan pantas; juga tidak ada pakaian untuk dikenakan, tapi kain lap.

Mereka juga tidak dapat membeli; mereka tidak punya uang untuk membeli; mereka berhutang, berhutang sepuluh ribu talenta,

Dan tidak punya apa-apa untuk membayar; dan dalam kondisi sedemikian rupa sehingga mereka tidak mampu untuk membantu diri sendiri.

Tetapi celakanya, Sebagian besar mereka tidak menyadari kondisi mereka ini; tetapi menganggap diri mereka kaya, dan bertambah dengan harta:

Tetapi ada beberapa yang peka dengan kebutuhan mereka. Mereka melihat diri mereka miskin dan mereka mengakui itu. Dan mereka ingin mendapatkan kekayaan yang sejati.

Mereka tidak hanya miskin secara rohani, miskin dalam pengertian, pengetahuan, dan pertimbangan.

Bahkan mereka disebut “pengemis“, sebagaimana kata tersebut dapat diterjemahkan;

Begitu miskinya mereka, sampai mereka menempatkan diri di pintu belas kasih, dan mengetuk di sana;

Bahasa mereka adalah, “Tuhan yang penuh kemurahan.” Postur mereka berdiri, dan menunggu, di gerbang kebijaksanaan, dan di tiang pintunya;

Mereka mendesak, tetapi mereka tidak akan ditolak. Sekarang, kepada mereka diucapkan,”Berbahagialah.

Mereka yang tidak merasa keperluan secara rohani, berarti menganggap diri mereka kaya, dan bertambah dengan barang dan tidak membutuhkan apa-apa.

Sikap seperti ini sangat bahaya, mereka sangat narsis, menganggap diri sudah baik dan tidak perlu apa-apa dan tidak perlu siapapun.

Seperti orang narsis, melihat diri mereka paling bagus, itu sebetulnya sedang menipu diri sendiri, karena mereka lupa berkaca.

Atau kalaupun mereka bercermin, dia fokus mengagumi diri sendiri, betapa baik, betapa cantiknya dirinya.

Sehingga dia lupa melihat ada noda dan kekurangan diseluruh wajahnya.

Orang ini dalam pemadangan Tuhan, sangat miskin, buta dan telanjang. (wahyu 3:17).

Maka kita harus biasakan melihat diri dari sudut pandang Tuhan. Karena penilaian Tuhan terhadap diri kita pasti benar sesuai dengan keadaan kita yang sebenarnya.

Maka hanya orang miskin secara rohani yang akan memasuki kerajaan kasih karunia Ilahi.

Makna miskin dihadapan Allah

Dengan demikian miskin dihadapan Allah adalah miskin secara rohani yang dimaksud Yesus yaitu Mereka yang tahu bahwa mereka tidak dapat menyelamatkan diri mereka, atau melakukan suatu tindakan yang benar dari diri mereka sendiri.

Mereka yang merasa dirinya miskin rohani dan yang merasa perlu akan keselamatannya.

Bukannya menyombongkan kerohanian, mereka yang mengaku dirinya kaya dan yang tidak memerlukan pertolongan, melainkan hanya bagi mereka yang rendah hati dan yang menyesal. Kerinduan segala zaman Jil 2, 319

Dia yang merasa sempurna, dia yang berpikir bahwa dirinya cukup baik, dan puas dengan keadaannya, tidak berupaya supaya ikut serta memperoleh kasih karunia dan kebenaran Kristus. Kesombongan tidak merasakan keperluan, dan itu menutupi hati terhadap Kristus dan berkat-berkat tak terbatas yang akan Dia berikan. Tidak ada tempat bagi Yesus di dalam hati orang yang demikian.

Kotbah Diatas Bukit, 16

Jadi, mereka yang merasa miskin rohani disebut berbahagia. Kebahagiaan seperti apa?

Mari kita lihat kata bahagia yang dimaksud. Berbahagialah, dari bhs Yunani disebut makarioi, makarios tunggal, “bahagia”

Dalam Bahasa ibrani disebut “Ashre, “bahagia“, artinya “Diberkati” (lihat di Maz 1: 1). ́

Ashre dan makarios umumnya diterjemahkan “diberkati” dalam KJV, meskipun kadang-kadang “bahagia” (1 Raja-raja 10: 8; Maz 127: 5; Ams. 29:18; Yohanes 13:17; Kisah 26: 2; 1 Petrus 3:14).

Kata “diberkati,” dalam Bahasa inggris, dalam penggunaan modern, hampir sejajar dengan Gr. eulogētos, “diberkati” (Lukas 1:68; 1 Petrus 1: 3; dll.), dari akar kata eulogeō, “berbicara baik tentang”, “memuji”, “menghormati” (Mat 5:44; 21: 9; 26:26; Rom.12:14).

Kata makarios muncul sembilan kali dalam ayat . 3–11. Tapi ayat 10, 11, merujuk pada hal yang sama yaitu aspek pengalaman Kristen, dan karena itu dianggap sebagai satu kebahagiaan, dengan demikian menyisakan delapan bukan sembilan ucapan bahagia.

Dalam kata-kata pembukaan Khotbah di Bukit, Kristus berbicara kepada diri-Nya sendiri keinginan tertinggi dari setiap hati manusia yaitu kebahagiaan.

Keinginan ini ditanamkan pada manusia oleh Sang Pencipta sendiri, dan manusia dibimbing untuk menemukan kebahagiaan sejati melalui kerja sama dengan Tuhan yang menciptakannya.

Jadi, orang yang miskin secara rohani, orang-orang berdosa yang menyadari kekurangan mereka, disebut berbahagia, dan akan diberkati dengan kepemilikan.

Kepemilikan yang dimaksud bukan barang fana dunia ini, tetapi kerajaan sorga. Merekalah yang empunya kerajaan sorga.

Baca juga: Cara Terbaik Menghancurkan Musuh

Kerajaan yang dimaksud adalah kerajaan rahmat.

Merekalah yang empunya kerajaan surga, maksudnya Kerajaan ini bukanlah suatu kekuasaan sementara dan duniawi, seperti yang telah diharapkan para pendengar Kristus.

Kristus membukakan kepada manusia kerajaan rohani dari kasih, rahmat dan kebenaran-Nya.

Mereka akan temukan kedamaian dan kegembiraan batin, kepuasan sejati dan abadi untuk hati dan jiwa ketika “damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal,” hadir untuk menjaga mereka “Hati dan pikiran melalui Kristus Yesus” (Flp. 4: 7).

Ketika Kristus kembali kepada Bapa, Dia meninggalkan damai sejahtera ini dengan pengikut-Nya, kedamaian yang tidak bisa diberikan dunia (Yohanes 14:27).

Kebahagiaan hanya datang ke hati mereka yang berdamai dengan Allah (lih. Rom 5: 1) dan sesamanya (lih. Mikha 6: 8), berjalan menurut dua perintah besar dari hukum Tuhan.

Eden yang hilang karena dosa akan kembali dipulihkan dan akan ditempati oleh orang-orang yang menerima kasih karunia Tuhan, yang meninggalkan hidup lama mereka.

Kerajaan surga adalah milik mereka. Walaupun belum digenapkan sepenuhnya, pekerjaan itu telah mulai dalam diri mereka yang akan membuat mereka “mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang” (Kolose 1:12).

Semua yang merasakan dalamnya kemiskinan jiwa mereka, yang merasa bahwa tidak ada kebaikan dalam diri mereka, boleh mendapat kebenaran dan kekuatan dengan melihat kepada Yesus.

Dia mengatakan, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat” (Matius 11:28). Dia tawarkan kepada kita supaya menukarkan kemiskinan kita dengan kekayaan kasih karunia-Nya.

Kita tidak layak untuk kasih Allah, tetapi Kristus, jaminan kita adalah layak, dan mampu menyelamatkan semua orang yang akan datang kepada-Nya.

Live each day as it was your last
Deddy Panjaitan

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *