Jalan Pintas Iman Abram dan Sarai

“Tetapi orang yang meminta, harus percaya; ia tidak boleh ragu-ragu. Sebab orang yang ragu-ragu adalah seperti ombak di laut yang ditiup angin ke sana ke mari” Yakobus 1:6
KITA sudah banyak melihat kelemahan-kelemahan yang mengarah kepada tindakan dosa. Kali ini dipasal 16, kelemahannya sangat fatal. Akibatnya juga fatal.
Sumber kesalahan Abram kali ini datang dari persoalan kemandulan Sarai. Oh, ternyata itu masih persoalan bagi mereka.
Kan Tuhan sudah berjanji dan bahkan membuat perjanjian dua arah dengan Abram.! Nyatanya itu tidak membuat Abram dan Sarai tenang.
Dari Iman, Abram mundur kepada keraguan. Dari keraguan mengarah kepada tindakan bodoh. Hasilnya kebodohan.
Kalimat keterangan pembuka pasal 16 ini adalah informasi yang diulang di pasal-pasal sebelumnya. “Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak..”
Namun ada informasi baru yang ditambahkan, yaitu “Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.”
Kehadiran Hagar dikeluarga mereka datang dari kesalahan Abram dimasa lalu. Masih ingat waktu dia pergi ke Mesir akibat kelaparan di Kanaan?
Disana Firaun memberikan harta dan hamba-hamba kepada Abram untuk mendapat istrinya. Sekiranya Abram tidak pergi ke Mesir, Hagar tidak akan ada dirumahnya..
Hagar tentu bukan orang beriman. Sebagai orang Mesir dia menyembah berhala. Kita tidak tahu seberapa muda dan menarik ini Hagar. Namun dia masih produktif sebagai perempuan.
Salah satu masalah rohani Abram dan Sarai adalah tidak sabar menanti janji Tuhan. Sepuluh tahun telah berlalu, usia mereka sudah sangat tua.
Mana ini janji Tuhan! terlalu lama bagi mereka realisasi dari janji Tuhan. kalau Tuhan tidak dapat merealisasikan janjinya kita bisa. Kira-kira seperti itu yang ada dalam pikiran mereka..
Dalam kisah ini nampaknya Sarai yang paling tidak sabar. Dia melihat Abram begitu santai. Sekarang Sarai mulai terlihat aktif dan mulai mengambil peran.
Pertama dia mulai ungkapkan keluh kesahnya kepada Abram, “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak..”
Sekarang dia mulai menyalahkan Tuhan atas kemandulannya. Pada hematnya dia merasa Tuhan yang membuat dia mandul.
Apakah memang Tuhan yang membuat sarai mandul..? Tidak ada penjelasan untuk itu..
Tetapi yang pasti bahwa Tuhan tidak punya urusan dengan kemandulan sarai..tetapi dia merasa bahwa Tuhan lah yang membuat dia begitu…!
Sering dalam hidup ini kita begitu mudah mempersalahkan Tuhan ketika impian kita belum tercapai.. Kita mempersalahkan Tuhan ketika doa-doa kita tidak terkabul..
Kita juga mempersalahkan Tuhan ketika sesuatu yang tidak baik terjadi kepada kita. Tuhan tidak marah ketika Sarai mempersalahkan Tuhan atas kemandulanya..
Tidak menjadi masalah bila kita marah sama Tuhan dan mempersalahkan Tuhan. Yang menjadi masalah adalah ketika kita marah dan mempersalahkan TUhan, setelah itu kita pergi tinggalkan Tuhan..
Poin dari kata-kata Sarai adalah untuk apa menunggu Tuhan? kita juga bisa merealisasikan dengan cara kita sendiri diluar Tuhan..
Jadi karena situasi itu maka Sarai istrinya mulai sedikit kreatif, dia mau mencari solusi dengan cara sendiri bagaimana caranya memperoleh anak.
Jaman sekarang ini bagi pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperoleh anak..
Ada dengan cara adopsi, bayi tabung, bahkan ada juga sewa rahim..
Seperti kisah sarah Donaghey (27),dari inggris, dia meminjam rahim ibunya Linda Donaghey (49) untuk mengadung anaknya.
Karena Sarah menderita kanker serviks sehingga rahimnya harus diangkat. Dan dia beruntung beberapa bulan sebelum di operasi..
Dokter berhasil menemukan indung telurnya yang masih memproduksi telur dan dilakukan proses inseminasi dengan menggunakan rahim ibunya sendiri..
Cara yang ditempuh Sarai bukan seperti diatas, tetapi dia berikan Pembantunya untuk diperistri oleh Abram..
Sarai bilang,“Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.”
Itulah kreatifnya sarai..dan anehnya Abram juga setuju dan melakukan apa yang istrinya sampaikan..
Alkitab mencatat bahwa Abram tidak menolak, bahkan dia pandang baik ide istrinya..kita tidak tau knp Abram setuju, mngkin karna dia sudah bosan mendengar ocehan istrinya tiap hari merengek2..?
Ada banyak suami yang akhirnya diam dan menyetujui usul istrinya walau dia tau itu salah, tidak kuasa untuk mengatakan tidak..
Dan dia ingin membahagiakan istrinya dengan cara memberi seorang anak lewat gundiknya..? sebab sarai bilang, sapa tau aku bisa punya anak lewat cara ini..!
Hal ini menunjukkan bahwa Abram dan Sarai sudah putus harapan kepada Tuhan sehingga menempuh cara sendiri.
Sering kita seperti sarai, kita tidak sabar , lalu membuat rencana sendiri diluar rencana Tuhan..
Oang-orang yang putus harapan cenderung berpikiran pendek, hny berpikir sesaat, tidak memikirkan dampak jangka panjangnya..
Sarai bilang hampirilah hambaku ini siapa tahu melalui ini aku dapat seorang anak..Abram menurut dan memperistri hagar pembantunya..cara ini bukanlah cara Tuhan….
Itulah adalah jalan pintas iman dari ketidak sabaran menanti kegenapan janji Tuhan. jalan pintas bukan jalan Tuhan. Mereka harus berjalan dijalan utama.
Berapa banyak dari kita yang akhirnya mengambil jalan pintas iman dan melakukan cara sendiri untuk mewujudkan rencana Tuhan?
Diberkati untuk menjadi Berkat
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now