Hari Ayah: Menjadi Seorang Ayah Dimasa Sulit

Teks: Ezra 8 : 21

Pendahuluan

Suatu kali ada 3 orang pria/calon ayah sedang duduk dengan harap-harap cemas di ruang tunggu di sebuah rumah sakit bresalin. Mereka sedang menunggu kabar tentang kelahiran bayi mereka.

Tidak berapa lama, perawat keluar dan berkata kepada pria pertama, “Pak, saya senang melaporkan bahwa Anda memiliki anak perempuan kembar. Mereka sempurna dalam segala hal.”

Pria pertama itu berkata, “wah ini luar biasa. Saya bekerja untuk perusahaan permen karet Double Mint dan saya sekarang saya memiliki anak perempuan kembar yang lahir hari ini. Wow!”

Beberapa menit kemudian perawat keluar lagi dan berbicara dengan pria kedua di ruang tunggu, “Tuan, Anda memiliki tiga anak kembar laki-laki. Istri Anda telah melahirkan tiga anak laki-laki yang sehat.”

Pria itu menjawab dengan keheranan, “woww, saya bekerja di Perusahaan 3M dan istri saya memiliki anak kembar tiga!”

Mendengar kedua pria itu istrinya melahirkan anak sesuai dengan angka nama perusahaan temoat mereka bekerja..

Tiba-tiba dia pingsan dan jatuh ke lantai. Para petugas berlari dan membwa dia ke UGD, “Tuan,” perawat itu bertanya, “apa yang terjadi pada Anda?

Mengapa anda pingsan?” Pria yang setengah sadar itu berkata, “Yang satu orang bekerja untuk Double Mint Gum dan dia memiliki anak kembar.

Yang satu lagi bekerja untuk Perusahaan 3M dan dia memiliki anak kembar tiga.

Bu, saya ini bekerja di Toko Serba Ada 7/11!” bayangkan kalau istri saya melahirkan anak kembar 7..

Perawat itu sambil tersenyum ngakak, “untung saja anda tidak bekerja di perusahaan Century 21.”

Membangun sesuai aturan Tuhan

Memiliki anak itu mudah, tapi yang sulit adalah membesarkan mereka. Segera setelah melahirkan, Rasa sakit sang ibu dan penderitaan ayah saat menunggu segera berlalu..

Tetapi tugas membesarkan anak-anak adalah tanggung jawab yang luar biasa yang sebagian besar orang tua tidak sepenuhnya siap.

Hari ini saya ingin membahas topik tentang Ayah yang Baik Dalam Masa yang Buruk. Kita akan secara khusus memeriksa peran ayah dalam membesarkan anak.

Pada tahun 1992 Badai Andrew melanda Florida selatan, mengakibatkan kerugian sekitar $ 12 miliar, menewaskan 50 orang dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

Seorang kameramen berita TV sedang merekam kehancuran ini, di mana semua rumah telah rata dengan tanah kecuali satu rumah.

Pemilik rumah tersebut sedang membersihkan halaman rumahnya. Kru TV berhenti dan bertanya, “Pak, mengapa rumah Anda satu-satunya yang masih berdiri disini?

Bagaimana Anda bisa lolos dari kerusakan parah akibat badai ini?” Pemilik rumah menjawab, “Saya sendiri yang membangun rumah ini.

Saya membangunnya sesuai dengan aturan bangunan negara bagian Florida. Aturan tersebut mengharuskan rangka atap 2′ X 6′, saya mengikutinya dengan menggunakan rangka atap 2′ X 6′.

Saya diberitahu bahwa sebuah rumah yang dibangun menurut aturan itu dapat menahan badai.

Saya melakukannya, dan memang demikian. Sepertinya orang lain tidak mengikuti aturan itu.”

Semua orang akan setuju bahwa badai sosial, moral, etika dan spiritual telah menyapu rumah dan keluarga dalam kehidupan Amerika selama tiga puluh sampai empat puluh tahun terakhir.

Agar sebuah rumah dapat menahan angin kehancuran dan perubahan yang menderu dalam generasi kita, itu harus dibangun sesuai dengan aturan Tuhan.” (Is There A Man In The House, Woodrow Kroll, Back To The Bible, hlm. 22)

Peran Ayah

Saya ingin kita mempelajari firman dari Tuhan tentang peran ayah. Mari lihat di Ezra 8:21.

“Kemudian di sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya kami merendahkan diri di hadapan Allah kami dan memohon kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan segala harta benda kami.”

Ezra ditawan di Babel ketika dia diberi izin oleh Artahsasta kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Suci.

Dia pergi dengan 1.500 laki-laki dan keluarga mereka. Dia memiliki jutaan dolar perak dan emas yang dia bawa pada saat itu.

Dia mengadakan perjalanan dengan berjalan kaki atau dengan kereta lebih dari 1.000 mil. Ezra melakukan sesuatu yang harus dilakukan setiap laki-laki dan ayah.

Dia tidak mengandalkan kekuatannya sendiri atau para prajurit. Bahkan dia tidak membawa pasukan bersamanya dalam perjalanan.

Dia menyerukan doa dan puasa – dia mempercayai perlindungan dan bimbingan Tuhan. Perhatikan baik-baik bahwa dia menyuruh mereka berdoa secara khusus untuk “anak-anak kecil.”

Dia sangat prihatin dengan anak-anak yang akan datang dalam perjalanan panjang dan sulit.

Ini adalah saat-saat yang buruk, tetapi Ezra tahu bahwa ayah yang baik dapat membuat perbedaan di saat-saat seperti itu.

Apakah kita, sebagai ayah, membuat perbedaan nyata di masa-masa sulit di mana kita hidup?

Saya berpikir bahwa ini adalah saat-saat yang tidak mudah untuk membesarkan anak-anak.

Seperti Ezra, kita memimpin keluarga kita melintasi gurun dan pegunungan dengan bahaya di mana-mana.

Ilustrasi

Beberapa kantor berita melaporkan bahwa ada dua gadis berusia berumur 12 tahun telah ditangkap di Waukesha, Wisconsin, karena mencoba menikam sampai mati gadis sekolah menengah disekolahnya.

Gadis-gadis muda ini telah mengakui bahwa mereka mencoba untuk membunuh gadis itu. Ketika ditanya mengapa mereka membunuh?

Gadis-gadis itu menceritakan sebuah kisah tentang situs web yang mereka kunjungi. Bila ingin bergabung dengan situs tersebut, syaratnya mereka harus membunuh seseorang supaya dapat diterima menjadi anggota.

Namun ternyata, situs web tersebut tidak berbicara tentang membunuh dalam arti yang sebenarnya, melainkan berbicara tentang membunuh seseorang dalam program komputer.

Tetapi, Gadis-gadis itu menerjemahkannya secara harfiah dan memutuskan untuk membunuh gadis manapun.

Sebagai orang tua, kita tidak tahu apa yang dibaca dan dilihat anak-anak kita di internet.

Saat ini menjadi orang tua menjadi sangat sulit. Seperti orang tua dari gadis-gadis yang mencoba membunuh itu, sekarang mereka duduk di ruang sidang sambil menangis dan terkejut.

Ayah, apakah Anda tahu bagaimana menjadi ayah yang baik di masa-masa sulit ini. Mari kita pelajari bagaimana menjadi seorang ayah dimasa sulit.

I. KEKUATAN SEORANG AYAH YANG BAIK

Ezra tahu bahwa tugas di hadapannya membutuhkan kekuatan yang luar biasa yang dia tidak miliki.

Untuk sampai ke Yerusalem, orang-orang harus melintasi lebih dari 900 mil, itu perjalanan yang sulit dan berbahaya.

Tetapi bahaya terbesar, bukan pada jarak atau musuh dari luar, tetapi di dalam diri orang-orang yang dia pimpin itu.

Hal yang paling penting adalah para ayah, harus berkomitmen kepada Tuhan, karena melalui mereka keluarga dapat dibimbing dengan benar selama hari-hari yang berat itu.

Makna kata “ayah” yaitu berbicara tentang peran kita untuk melindungi dan memelihara keluarga dan anak-anak kita.

Makna kata “ayah” dalam bahasa Ibrani adalah “AB” dan dalam bahasa Yunani adalah “PATER”. Kata-kata ini berarti, “Pelindung” atau “Pemelihara”.

Kita para Ayah membutuhkan kekuatan yang secara alami tidak miliki, supaya kita dapat menjalankan peran yang telah Tuhan tetapkan bagi kita dirumah.

Dalam Perjanjian Baru, ada dua elemen yang dibutuhkan seorang ayah untuk menjadi ayah yang saleh dan baik.

Lihatlah Efesus 6:4, ” Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”

Sekarang, lihat kembali Efesus 5:18, ” Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh…”

A. Rahasia menjadi Ayah, Berdiamnya Yesus di hati

Seorang pria tidak akan pernah menjadi ayah yang baik, kecuali dia memiliki Juruselamat yang tinggal di dalam hatinya.

Suatu hari ketika Gypsy Smith berjalan di sebuah desa di Skotlandia, seorang gadis kecil mendatanginya.

Smith dikelilingi oleh orang-orang Ketika dia berkotbah dan ratusan orang keluar untuk mendengarkannya.

Ke mana pun dia pergi, orang-orang mengikutinya dalam jumlah besar. Gadis kecil itu gigih dan akhirnya mendapat perhatian penginjil yang hebat itu.

“Ini hadiah untukmu,” kata gadis itu, sambil mengangkat sepotong permen di tangannya yang kotor, yang dibungkus kain kotor.

“Mengapa kamu membawakan sepotong permen?” Dia bertanya.

“Pak, ayah saya biasa memukuli ibu saya. Dia biasa pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Dia berteriak kepada saya dan kami selalu ketakutan.

Tapi sekarang, ayah saya telah menerima keselamatan dan Yesus hidup di dalam hatinya. Sekarang saya memiliki ayah baru.

Dan saya ingin membawakan Anda satu-satunya permen yang saya miliki, karena Anda memberi tahu ayah saya tentang Yesus.”

Gypsy Smith mengangkat gadis kecil itu dan mengangkatnya tinggi-tinggi di atas kerumunan sambil berteriak, “Lihat, tuan-tuan dan nyonya-nyonya, ini seorang gadis kecil dengan ayah baru di rumahnya.”

Oh, berapa banyak anak laki-laki dan perempuan yang membutuhkan dan pantas mendapatkan ayah “baru” di rumah mereka.

Banyak rumah memiliki bayi baru, tetapi berapa banyak rumah tangga yang memiliki ayah baru – ayah yang dilahirkan kembali?”

Mereka tidak akan pernah memiliki ayah baru kecuali Yesus datang untuk tinggal di hati ayah.

Hidup tanpa kekuatan Tuhan adalah masalah terbesar di antara para ayah Kristen saat ini!

II. AYAH YANG BAIK MEMILIKI KESABARAN

Perjalanan yang dilakukan orang-orang pada jaman Ezra menempuh jarak bermil-mil melalui medan yang sulit.

Tidak ada jalan raya antarnegara bagian. Mereka tidak memiliki hotel untuk bermalam. Tidak ada restoran di mana mereka bisa duduk dan menikmati makanan yang santai.

Itu adalah perjalanan panjang yang sulit.

Perhatikan, sekali lagi, panggilan berdoa dari Ezra adalah meminta Tuhan untuk melindungi anak-anak.

Tuhan mengajarkan kita dalam Firman-Nya bahwa perjalanan panjang untuk membawa anak-anak kita menjadi dewasa membutuhkan kesabaran yang besar.

Lihatlah perikop itu dalam Efesus 6. Perhatikan bahwa para ayah diberitahu untuk tidak membuat anak-anak mereka kesal, tetapi untuk membesarkan mereka dalam pengasuhan dan nasihat Tuhan.

A. Masalah Temperamen

Jika segalanya berjalan dengan baik, dia mungkin tidak akan marah. Jika dia mengalami hari yang buruk, dia mungkin akan meledak pada anak-anaknya di rumah.

Kita membutuhkan temperamen yang seimbang. Banyak ayah yang marah pada anak-anaknya, bukan karena situasi di rumah tetapi karena situasi dalam kehidupan mereka sendiri.

Anak-anak perlu melihat temperamen yang seimbang dalam diri kita sebagai ayah.

Temperamen yang seimbang datang ketika Anda, sebagai seorang ayah, berdamai dengan Tuhan dalam segala keadaan.

Menghabiskan waktu bersama Tuhan setiap hari penting bagi kita sebagai ayah untuk menjaga temperamen kita.

Anak-anak yang memiliki ayah yang meledak dalam kemarahan pada peristiwa apa saja, perlu belajar disiplin sejati.

Agar anak-anak Anda belajar untuk percaya kepada Tuhan dan memiliki kedamaian di dalam hati mereka, mereka membutuhkan ayah yang percaya kepada Tuhan dan mengungkapkan kedamaian melalui temperamen mereka.

B. Pentingnya waktu

Beberapa tahun yang lalu seseorang melakukan penelitian yang mengungkapkan bahwa seorang ayah menghabiskan rata-rata 7 1/2 menit dalam percakapan tatap muka dengan anak-anak mereka setiap minggu.

Bayangkan itu – 7 1/2 menit Seminggu! Seorang ayah harus meluangkan waktu bersama anak-anaknya.

Dengan munculnya perangkat seluler, mudah bagi kita untuk terlepas dari anak-anak kita.

Saya membaca di suatu tempat beberapa minggu yang lalu bahwa beberapa orang tua menghabiskan dua belas jam sehari dengan perangkat seluler mereka.

Ayah, ubah cara itu dan tatap mata anak-anakmu. Waktu itu penting! Anak-anak Anda sering menghabiskan waktu mereka dengan orang-orang, dan bisa saja orang-orang itu bukan yang terbaik untuk mereka.

Seringkali mereka belajar tentang kehidupan melalui komputer. Saya mendorong Anda untuk duduk bersama anak-anak Anda setiap hari dan berbicara.

Yesus menghabiskan waktu bersama murid-murid-Nya. Dikatakan tentang mereka pada satu kesempatan bahwa orang-orang merasa bahwa mereka telah BERSAMA Yesus.

Itu tidak hanya mengatakan bahwa mereka mengenal Dia, tetapi bahwa mereka telah BERSAMA Dia.

Memang, Yesus menghabiskan waktu bersama murid-murid-Nya. Jika kita akan mengajar anak-anak kita, kita harus meluangkan waktu bersama mereka.

Karena, anak-anak akan cenderung mengikuti orang-orang yang berpengaruh bagi mereka.

Menghabiskan waktu dalam doa

Sebuah studi Universitas Harvard menemukan bahwa 6 dari setiap 10 kenakalan remaja, karena mereka memiliki ayah yang minum berlebihan..

Banyak yang memiliki ibu yang memiliki kebiasaan yang sama; 3 dari 4 tidak memiliki minat atau disiplin orang tua; dan 4 dari 5 memiliki orang tua yang tidak tertarik pada teman atau hiburan mereka.

Banyak anak bandel berasal dari keluarga broken home, dan hanya sedikit yang mendapatkan pelatihan agama dalam bentuk apa pun.

Itu tidak berarti bahwa semua anak yang tersesat saat remaja atau dewasa berasal dari keluarga yang rusak atau buruk.

Beberapa ayah dan ibu hidup untuk Tuhan, menghabiskan waktu dalam doa dan melakukan yang terbaik yang mereka bisa untuk memimpin anak-anak mereka dengan cara yang saleh.

Tetapi anak dalam keluarga itu tumbuh dan tersesat dijalan yang salah.

Namun, Persentase dari mereka yang menjadi anak nakal berasal dari rumah di mana ayah tidak tidak hidup dalam kesalehan.

Seorang biarawati yang bekerja di penjara pria, ditanya oleh salah satu narapidana apakah dia mau membelikannya kartu Hari Ibu untuk dikirim ke ibunya.

Dia setuju, dan kabar menyebar dengan cepat; segera ratusan narapidana meminta kartu. Kemudian biarawati itu menghubungi produsen kartu ucapan, dan mengirimkan kartu peti kartu, yang semuanya dia bagikan.

Segera setelah itu, dia menyadari bahwa Hari Ayah semakin dekat dan dia kembali menelepon produsen kartu, yang merespons dengan cepat dengan peti kartu Hari Ayah.

Tetapi tidak ada satupun tahanan yang meminta kartu untuk ayahnya. Jelas, kebanyakan pria di penjara kekurangan ayah” [Father and Son oleh Gordon Dalby. Thomas Nelson Publishers, 1992. Halaman 7.]

Seorang anak mengeja kata L-O-V-E dengan huruf T-I-M-E. Jika Anda tidak menghabiskan waktu dengan anak-anak Anda, mereka akan menghabiskannya dengan orang lain.

Siapa pun yang memberi mereka waktu akan memiliki pengaruh besar pada masa depan mereka.

Karena Itu perlu menjadi ayah yang saleh dan baik yang memberikan waktu dan perhatian kepada anak mereka.

Baca Juga:

10 Ayat Alkitab Merayakan Kelahiran Bayi dan Mendidik Anak

Hari Ibu: Pengaruh Ibu dan Nenek Memberikan Warisan Rohani Kepada Anak

4 Cara Membangun Karakter Untuk Masa Kekekalan

III. MEMPRAKTEKKAN MENJADI AYAH YANG BAIK

A. Disiplin

Seorang ayah tidak boleh menyerahkan disiplin kepada ibu. Ayah memiliki peran penting dalam hal ini.

Beberapa ayah memang mendisiplinkan anak-anak, tetapi pada dasarnya hanya itu yang mereka lakukan dengan anak-anak mereka.

Mereka turun tangan ketika disiplin diperlukan, tetapi sebaliknya mereka menghabiskan sedikit waktu dengan anak-anak.

Seorang ayah yang tidak meluangkan waktu dengan anak-anaknya, maka dia tidak lebih dari seorang tiran yang kejam.

Seorang gadis kecil naik ke pangkuan ibunya suatu hari ketika ayah berteriak dan dia berkata, “Bu, kami membuat kesalahan besar ketika kami menikahi ayah, bukan!”

Perhatikan, seorang ayah tidak hanya memberikan disiplin, tetapi ia harus disiplin juga dalam hidupnya sendiri.

Jika seorang ayah kurang dalam disiplin, semua yang Anda katakan kepada anak-anak Anda akan sia-sia.

Ayah perlu tahu bagaimana cara mendisiplin dengan cara yang tegas tetapi penuh kasih.

Disiplin seorang ayah harus mencerminkan disiplin yang ditunjukkan Allah Bapa kepada kita ketika Dia mendisiplinkan kita.

Allah mendisiplin kita karena dia mengasihi. Dia marah tetapi ramah.

B. Arah

Kejadian 18:19 menyatakan tentang Abraham, “Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.”

Seorang ayah harus mengajar anak-anaknya. Ini melibatkan segala sesuatu mulai dari cara mengendarai sepeda hingga cara membaca Alkitab.

Anda harus mengajar anak-anak Anda. Saat ini, sebagian besar anak mendapatkan pendidikan dari televisi, musik modern, teman sebaya, internet, dan dari sekolah umum.

Sekarang, tanyakan pada diri Anda apakah menurut Anda TV, musik rap modern, teman-teman yang mungkin tidak dipilih dengan hati-hati, dunia internet dan sekolah umum kemungkinan besar akan menuntun anak-anak Anda ke jalan Tuhan kita.

Ayah, lebih baik Anda mengajar anak-anak Anda – baik dalam perkataan maupun perbuatan. Tatap mata anak Anda.

Cintai anakmu. Peluk anakmu. Disiplinkan anak Anda. Bicaralah dengan anak Anda!

Ilustrasi

J.C. Penny bekerja di toko kelontong saat masih kecil. Suatu hari dia pulang ke rumah dengan cerita tentang bagaimana pemilik toko menghasilkan uang tambahan.

Dia menjelaskan kepada ayahnya bahwa pemilik toko menjual kopi, tetapi mencampur kopi itu dengan bahan lain dan menjualnya dengan harga mahal, sehingga menghasilkan keuntungan ekstra.

Sang ayah bertanya kepada J.C. Penny bagaimana perasaan pemilik toko jika seseorang melakukan itu padanya.

Penny menjawab bahwa dia tidak akan menyukainya. Anak itu segera berhenti dari pekerjaannya di toko tersebut.

Kemudian, ketika dia memulai bisnisnya sendiri, dia memiliki aturan yang keras dan cepat – semua yang dia jual akan sama seperti yang dia iklankan.

Dia sukses besar dan memberikan persepuluhan untuk semua pendapatannya, memberikan jutaan dolar untuk misi.

Ayah J.C. Penny berperan penting dalam kesuksesan bisnis yang dialami putranya. Dia telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan yang tepat kepada putranya.

Dalam Yosua 4:21-22 Yosua berkata kepada orang Israel, “Dan berkatalah ia kepada orang Israel, demikian: “Apabila di kemudian hari anak-anakmu bertanya kepada ayahnya: Apakah arti batu-batu ini? maka haruslah kamu beritahukan kepada anak-anakmu, begini: Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang kering!'”

Seorang ayah harus memberikan jawaban alkitabiah kepada anaknya atas pertanyaan-pertanyaan kehidupan.

Itulah yang dilakukan ayah J.C. Penny untuknya. Itulah yang dibutuhkan semua anak. Bagian dari disiplin bagi anak-anak adalah memberi mereka arahan sebelum mereka melakukan kesalahan.

Dan, itu adalah untuk memberikan penjelasan alkitabiah tentang hidup yang benar.

IV. TUJUAN AYAH YANG BAIK

A. Hidup benar dalam Tuhan

Perhatian Ezra dalam teks kita hari ini adalah bahwa para ayah harus hidup benar di hadapan Allah.

Ini harus menjadi tujuan utama kita. Anak-anak kita harus melihat kita saat kita dengan rendah hati membungkuk di hadapan Tuhan.

Mereka harus mendengar kita mengakui kebutuhan kita akan Tuhan. Ini akan membuat kita manis dan berharga bagi anak-anak kita.

Seorang gadis kecil berkata tentang ayahnya, “Ayah saya sangat manis, saya pikir ketika dia masih kecil dia benar-benar seorang gadis kecil.”

Alangkah indahnya jika setiap anak dapat melihat manisnya Yesus dalam diri ayahnya.

B. Melihat Anak-Anaknya Benar dalam Tuhan

Di atas setiap keinginan seorang ayah bagi anak-anaknya adalah doa agar setiap orang datang kepada Allah melalui Yesus.

Dan bukan hanya itu, setiap orang akan mengikuti rencana, tujuan dan kehendak Tuhan untuk hidupnya.

Tidak ada kesuksesan yang lebih besar yang dapat diketahui oleh seorang ayah selain ini, bahwa anak-anaknya dipersiapkan untuk kekekalan dan menjalani kehidupan yang telah dinyatakan.

Kesimpulan

Para Ayah, bagaimana kita akan melakukan hal ini? Hari ini, panggilan bagi para ayah untuk mengenal Kristus, dan hidup bagi Kristus..

Mari kita melakukan seperti yang dilakukan jaman Ezra. Mari kita berdoa untuk hidup kita dan berjalan untuk menghormati Tuhan di hadapan anak-anak kita. Mari kita berdoa untuk perjalanan yang aman untuk “anak-anak kecil”.

Beberapa dari Anda memiliki anak yang sudah dewasa, dan Anda mengkhawatirkan mereka. Anda telah melakukan semua yang Anda bisa, tetapi Anda masih melihat kebutuhan spiritual dalam hidup mereka.

Bawalah anak yang sudah dewasa itu kepada Tuhan dalam doa hari ini. Bersujudlah dan berseru kepada Tuhan atas nama anak-anak Anda.

Mungkin sudah terlambat bagi kita untuk memiliki pengaruh yang kita miliki seperti ketika mereka masih kecil dan di bawah kendali kita..

Tetapi tidak pernah ada kata terlambat untuk membawa anak Anda ke hadapan Tuhan dalam doa.

Oleh  J. Mike Minnix

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *