Pastordepan Media Ministry
Beranda Khotbah Elkana: Keluarga yang Setia Menyatukan Bangsa ( 1 Samuel 1:1-3)

Elkana: Keluarga yang Setia Menyatukan Bangsa ( 1 Samuel 1:1-3)

Pendahuluan

Pada tanggal 7 oktober tahun 1969, kepolisian Montreal, Kanada melakukan pemogokan. Karena hal tersebut maka orang-orang mulai bertindak semaunya sendiri. Para penjahat keluar dan melakukan keonaran..pencuri dengan bebas mencuri dan merampok..

Mereka merampok bank-bank, Sebagian merampok warga dengan todongan senjata. Warga yang biasanya disilpin, Sekarang bergabung dengan para penjahat dan bertindak liar.

Mereka menghancurkan 1000 kaca-kaca jendela toko-toko dipusat kota. Mereka mencuri radio, TV, dan pakaian jadi,dll..

Orang-orang mulai datang dan menjarah barang-barang berharga. Para pencuri profesional memasuki toko-toko dengan santai dan membawa kabur barang-barang bertruk-truk.

Tidak ada polisi yang mengendalikan kejahatan tersebut, anarkisme pun merajalela! Pada peristiwa itu Seorang pencuri dan seorang polisi terbunuh. Empat puluh sembilan orang terluka..

Kemudian peristiwa itu dikenal sebagai Black Tuesday.

Disaat-saat seperti itu sulit untuk menjadi orang baik, karena keadaan. Orang yang tadinya disiplin berubah menjadi anarkis..

Dan didalam alkitab, pernah sebuah bangsa hidup tanpa pemerintah, tanpa polisi, tanpa tentara. Tanpa perangkat. Tidak ada aturan. Semua orang bebas melakukan apa saja yang mereka mau..

Mereka adalah bangsa Israel. Pada masa itu sebelum mereka mempunyai raja, mereka hidup dalam masa teokrasi, dimana Tuhan adalah raja yang memerintah mereka..

Tetapi mereka tidak setia kepada Tuhan, mereka tidak lagi percaya kepada Tuhan, akibatknya Tuhan menyembunyikan wajah-Nya dari mereka, akibatnya, terjadi kemerosotan agama, disusul dengan kemerosotan moral..

Dan hakim-hakim menggambarkan keadaan tersebut dan diulang-ulangi di 4 pasal hakim-hakim..

Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri (17:6). Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel (18:1)

Terjadilah pada zaman itu, ketika tidak ada raja di Israel, (19:1). Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. (21:25).

Hidup disuatu negeri tanpa pemerintah, tanpa aturan, akan menjadi sebuah neraka bagi orang benar dan tempat penyiksaan..

Ditengah-tengah keadaan ini ada satu keluarga, dimana mereka tetap setia, beriman sekalipun tidak ada pemerintah dan tidak undang-undang..keluarga siapakah mereka?

Mari kita baca Alkitab kita di 1 Samuel 1:1-3, “

“Ada seorang laki-laki dari Ramataim-Zofim, dari pegunungan Efraim, namanya Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorang Efraim.

Orang ini mempunyai dua isteri: yang seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak.

Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo. Di sana yang menjadi imam TUHAN ialah kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas.”

Membaca 3 ayat ini sudah cukup untuk menyimpulkan bahwa keluarga Elkana adalah keluarga yang beriman dan setia..alasan untuk mengatakan demikian sangat kuat..

Ada perintah Tuhan kepada Israel untuk 3 kali setahun merayakan hari raya roti tidak beragi. “Tiga kali setahun semua orangmu yang laki-laki harus menghadap ke hadirat Tuhanmu TUHAN.” Kel 23:17..

Dalam ulangan 16:1-17, perintah itu kembali diulangi bahwa Semua orang Israel, laki-laki diharuskan menghadiri tiga pesta tahunan di Bait Suci.

Dan ayat 3 mengatakan, “Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo..”

Mempersembahkan korban, itu biasa. Tidak ada sebenarnya yang hebat atas apa yang mereka lakukan. Tetapi mengapa perbuatan mereka menjadi sangat istimewa?

Karena, orang-orang Israel sudah tidak lagi menuruti perintah ini. Tidak ada lagi orang yang datang ke Bait Suci untuk mempersembahkan korban. Maka itu menjadi barang langka..

Ketika semua orang meninggalkan beribadatan, Elkana dan keluarganya, tetap setia 3 kali setahun pergi ke Bait Suci mempersembahkan korban..

Mengapa? Karena mereka punya iman. Dan iman itu membawa kesetiaan. Itu sebabnya judul kotbah ini keluarga yang setia..

Ada hubungan antara iman dan kesetiaan. Orang yang beriman akan setia. Orang yang setia tidak selalu orang beriman..ada orang-orang yang setia tidak punya iman..setia kepada istrinya. Setia kepada pekerjaannya, dll

Kita memerlukan dua-duanya. Iman dan kesetiaan. Kita menunjukkan iman kita dengan kesetiaan kita! Maka kalau kita mau menjadi orang yang setia, kita harus beriman..

Ketika semua orang tidak lagi percaya kepada Tuhan, Elkana tetap percaya dan setia..

Karena semua orang melakukan apa yang benar menurut pandanganya sendiri, maka diisrael terjadi perang saudara. Suku lewi dengan 11 suku lainnya, berperang dengan suku benyamin, karena orang-orang dari suku benyamin memperkosa gundik salah seorang lewi dan membunuhnya..

Keberadaan mereka sebagai satu bangsa terancam bubar..dan itulah saat dimana Israel sebagai satu bangsa hampir punah..

Maka Ketika ada laporan tentang satu keluarga yang tetap percaya dan setia menyembah Tuhan, ini menjadi seperti secangkir air sejuk ditengah panasnya terik matahari..

Ketika semua orang berhenti pergi beribadah ke Silo, ada satu keluarga yang tetap setia dari tahun ke tahun pergi kesana..

Kemerosotan agama dan moral tidak hanya menimpa rakyat, tetapi juga para imam. Dalam hal ini anak-anak imam Eli, Hofni dan Pinehas.

Mereka disebut orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN, mereka memperlakukan semua orang dengan tidak baik..mereka memperlakukan korban bakaran dengan cara yg salah..

Bahkan lebih jauh, mereka tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan..dana dosa mereka membuat orang-orang melanggar dan tidak lagi datang ke Bait Suci.. Tetapi keluarga Elkana tetap setia.

Seharusnya seluruh bangsa tiga kali setahun ( laki-laki Israel ) diharuskan hadir di pusaat peribadatan (saat ini di Silo) pada hari raya Paskah/Roti Tidak Beragi, Pentakosta (Hari Raya Panen atau Hari Raya Mingguan) dan Pondok Daun (Pondok, Hari Raya Pengumpulan)..

Bukan hanya sekedar beribadah, tetapi untuk persatuan nasional bangsa Israel. Tetapi saat itu kemungkian tidak ada lagi orang yang datang ke pusat peribadatan..kecuali keluarga Elkana..

Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo..

Apa yang ingin ditunjukkan adalah Elkana sebagai orang yang saleh karena ia memenuhi korban tahunan yang diwajibkan oleh Hukum Musa.

Kata “penyembahan” sebelum “pengorbanan”, menyiratkan bahwa tindakan pengorbanannya bukanlah tindakan munafik atau palsu, namun merupakan cerminan dari pemujaannya terhadap Allah..

Ketika setiap orang melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri! (Hak 21:25).

Meskipun para imam (Hofni dan Pinehas) jahat, ia tetap mempersembahkan kurban kepada Tuhan, karena mengetahui bahwa kesatuan nasional sedang dipertaruhkan.. dan kejahatan imam itu tidak membuat pengabdiannya kepada Tuhan berkurang..

Dengan memimpin keluarganya beribadaj ke Shilo, Elkanah terbukti menjadi pria yang tunduk pada Taurat dan kuat dalam kepemimpinan rumah tangganya.

Teladannya sangat kontras dengan Eli, salah satu anggota suku Lewi, yang gagal memberikan kepemimpinan yang tepat baik dalam urusan agama maupun keluarga.

Jadi Elkana adalah Mutiara ditengah lumpur kotor. Dia memiliki karakter yang saleh ditengah-terakter yang tidak saleh..jadi siapa bilang kita tidak bisa saleh ditengah-tengah kejahatan?

Elkana telah membuktikannnya..

Tetapi ironis, orang tua yang saleh, tidak menjamin memiliki anak yang saleh. Eli imam yang saleh, tetapi dua anaknya tidak meniru sifat bapaknya..banyak orang tua yang bergumul seperti Eli.

Mengapa anak-anak imam Eli jahat?

“Eli adalah seorang bapa yang suka memanjakan. ia tidak menjalankan wewenangnya untuk memperbaiki kebiasaan serta nafsu yang jahat anak-anaknya. Gantinya berkeras dan menghukum mereka, ia menyerah kepada kemauan mereka, dan membiarkan mereka mengikuti jalan mereka sendiri..” Para nabi dan bapa, 178.1.

Ada banyak orang tua seperti imam Eli. Tidak mengatur anak, tetapi diatur oleh anak. Disiplin yang longgar dari orang tua menciptakan anak-anak yang jahat..

Kesetiaan Elkana adalah bukti dari imannya, yang melihat jauh kedepan..bahwa bangsa Israel perlu disatukan kembali dan itu hanya dapat terjadi, bila semua bangsa kembali ke Silo beribadah kepada Tuhan..

Sekarang kita berpindah ke istri Elkana. Kalau Elkana disebut sebagai orang yang saleh, beriman, setia. “Orang ini mempunyai dua isteri: jadi orang saleh bisa mempunyai dua istri? Jangan sampai saudara terinspirasi mempunyai dua istri..

Istri yang pertama, Hana dan yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak.

Budaya pada masa itu, bila seorang istri tidak bisa melahirkan anak, maka sang istri akan mengambil hambanya untuk dikawini suaminya, dengan harapan anak yang dilahirkan akan menjadi anaknya..

Tetapi itu budaya asing yang mereka adopsi..itu alternatif untuk bisa punya anak..dan di ALkitab ada banyak kejadian seperti itu terjadi..seperti Sara, mengambil Hagar untuk Abraham..

Tetapi cara ini tidak pernah berhasil. Seperti Sara, anak Hagar Ismaeil tidak pernah menjadi anaknya. Dia justru bermusuhan dengan hagar. Menindas hagar. Karena Hagar menjadi sepele kepada Sara.

Dan itu yang terjadi kepada Hana. Gantinya peninan menghormatinya, justru meremehkan dirinya. Dia menjadi sakit hati, apalagi penina terus melahirkan anak. Dan itu adalah cara yang salah..

Jadi jangan coba menggenapi rencana Tuhan dengan cara kita. Kita pasti akan kecewa. Ijinkan Tuhan bekerja menurut cara dan waktunya Tuhan dan itu akan indah pada waktunya..

Dan jangan coba-coba menjadi Elkana, karena keadaan itu membuat hidupnya susah..Hana menjadi susah, Peninan terus menerus menyakiti hatinya. Karena itu dia sering menangis dan tidak makan..

Ditengah-tengah kesengsaraan hatinya. Dibait Suci di Silo. Hana berdoa dengan air mata. menangis tersedu-sedu. Dan doa Hana tidak biasa. Dia berdoa mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan..

Di 1 Samuel 1:11, “Kemudian bernazarlah ia, katanya: “TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.”

Ayat 20, “Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: “Aku telah memintanya dari pada TUHAN.”

Dan setelah anak itu agak besar, maka Hana menepati nazarnya dan membawa Samuel ke Silo dan menyerahkannya kepada Imam Eli untuk dijadikan pelayan Tuhan..

Dia katakan, “Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya.

Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN.” Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.” (1:27-28)

Apa yang dilakukan Hana dalam hidupnya kepada Tuhan, pemandangan yang tidak biasa pada masa itu. Ketika semua orang berbuat menurut apa yang mereka inginkan..

Hana tidak takut, anak itu akan nakal seperti anak-anak Imam Eli..karena dia punya iman..

Mereka bisa katakan, kita lebih baik dari anak-anak imam Eli, ngapain kita membawa kesana, mari kita didik anak ini, tidak perlu dibawa ke kaabah..tetapi karena mereka punya iman, mereka membawa ke Kaabah.

Sekerang dari seorang ibu yang setia kepada turun ke Anaknya Samuel. Kita tahu cerita Samuel dengan baik. Ketika dia masih sangat muda Tuhan memanggil dia.

“Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering.” (3:1)

Lalu TUHAN memanggil: “Samuel! Samuel!”, dan ia menjawab: “Ya, bapa.” Sampai tiga kali Tuhan memanggil Samuel. Lalu Samuel menjawab, “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya.

Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur. (3:19)

Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN. (3:20)

Dan ayat 21 menjadi menarik. “Dan TUHAN selanjutnya menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan firman-Nya.”

Mengapa ada kata kembali? Lama Tuhan tidak muncul di Silo. Tetapi karena Samuel Tuhan muncul. Karena ada pesan Tuhan kepada Israel,

Mengapa Tuhan lama tidak muncul di Silo? Karena cara kerja Hofni dan Pinehas yang jahat, sampai Tuhan tidak mau datang kepada mereka di Silo.

Tetapi karena Samuel Tuhan muncul. Samuel yang bertumbuh ditengah-tengah Hoffni dan Pinehas memilih setia kepada Tuhan. Karena dia memiliki Iman..

Dan Tuhan kembali ke Silo dan melalui Samuel Firman Allah tersebar keseluruh Israel. (4:1) dan seluruh bangsa kembali lagi ke Silo tiga kali setahun beribadah dan mempersembahkan korban..apa artinya ini? Samuel telah menyelamatkan kebedaraan Israel. Dan karena Hofni dan Pinehas, Silo dibakar oleh orang FIlisin.

Dan Samuel berkeliling Israel, berkunjung dari satu suku kesuku lainya, dia menyampaikan Firman Allah kepada mereka unuk mempersatukan mereka. Dan Samuel menjadi Hakim Tuhan yang terakhir di Israel..dan dia sangat berbeda dengan hakim lainnya, seperi Gideon, Simson, dll..

Mereka hanya melakukan satu bagian untuk Tuhan, setelah itu tidak ada lagi, simson hidup tidak setia, Gideon memilik istri banyak dan 70 anak-anak..tetapi hanya Samuel yang setia melayani Tuhan seumur hidupnya dan setia menyampaikan Firman Allah Seumur hidupnya..

Itu sebabnya dalam sejarah dan ingat orang Israel, Samuel sanga dihormati lebih daripada raja-raja Israel. Karena tanpa Samuel, sudah lama Israel bubar..karena Samuel keberadaan mereka sebagai satu bangsa terus berlanjut..mereka melihat Samuel adalah pemersatu bangsa..

Maka mereka mengabadikan kuburan Samuel. di atas bukit curam pada ketinggian 908 m (2.979 kaki) di atas permukaan laut, di desa Nabi Samwil, Palestina, di Tepi Barat.

Dalam bahasa Ibrani dikenal sebagai Kever Shmuel dan dalam bahasa Arab sebagai Nebi Samwil. Kuburan itu menjadi taman nasional. Mungkin satu-satunya kuburan yang paling tua yang masih dipertahankan karena mereka berhutan kepada Samuel..

Dan semua itu berawal dari Elkana, seorang yang beriman dan setia beribadah, ditengah-tengah kejahatan orang-orang. Dari seorang ibu Hana yang sederhana, yang beriman dan setia beribadah dan berdoa, Ketika semua orang tidak lagi berdoa..

Dari seorang Samuel yang memilih dengar dengaran kepada orang tuanya, yang memilih beriman dan setia kepada Tuhan. Hasilnya luar biasa, selurun negeri diselamatkan..jadi kalau sampai saat ini ada Israel,itu karena kesetiaan Elkana, Hana dan Samuel..

Kesetiaan seorang ayah yang beriman, ibu dan anak,dapat menyelamatkan keluarga kita. Gereja kita, negara kita..

Yosua mengatakan, “ pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah.. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” Yosua 24:15

Mereka setia, karena iman mereka kepada Tuhan. Kesetiaan tanpa iman, hanya membuat orang menjadi fanatic. Ingat kesetiaan datang dari iman. Hanya orang-orang yang beriman yang akan setia. Kiranya keluarga kita semua menjadi orang yang beriman dan setia..GBU

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan