Dosa Daud, Konsekuensi Dan Pertobatannya
Daftar isi:
- Pendahuluan
- I. Apa yang Akan Dilakukan Daud setelah melakukan dosa?
- II. Pengalaman Daud saat dia menutupi dosanya
- III. Sekarang dari mana Daud akan memulai?
- IV. Ketika Daud berdiam atas dosanya, Tuhan tidak diam atas dosanya
- Paling tidak ada 2 akibat dosa Daud.
- Dan kedatangan Tuhan kepada Daud melalui Natan memberikan 3 hal kedalam kehidupannya.
- V. Penutup
Teks: 2 samuel 12:1-13
Pendahuluan
Mari kita buka Alkitab di 2 Samuel 12. Kita akan melihat kehidupan daud dalam tiga bagian – yaitu cobaannya, kemenangannya dan masalahnya.
Dan di bagian terakhir hidup Daud masalah mendominasi kehidupannya, dan masalah itu datang karena kebodohan sendiri yang mengijinkan dosa menguasai pikiranya. Daud melakukan dosa perzinaan dan pembunuhan dan apa yang dia lakukan ini sangat “tidak menyenangkan Tuhan” (2 Samuel 11:27).
Kita mengenal Daud sebagai orang yang mencintai Tuhan. Tetapi ada bidang dalam hidupnya yang tidak pernah dia serahkan kepada otoritas Tuhan.
Dia membiarkan dosa itu berkuasa dalam hidupnya, dan dosa itu akhirnya membawa dia untuk melakukan kesalahan yang keji, yang dia tidak pernah bayangkan bahwa dirinya melakukan dosa itu.
Kita akan lihat apa yang Daud lakukan selanjutnya, dan apa yang Tuhan lakukan selanjutnya.
I. Apa yang Akan Dilakukan Daud setelah melakukan dosa?
Apakah yang terjadi setelah Daud melakukan dosa perzinahan dan pembunuhan?
Apakah dia bertobat sesaat setelah melakukan dosa itu?
Tetapi bukan itu yang terjadi. Hal itu kita bisa lihat Pada saat kita sampai ke 2 samuel 12, ketika anak hasil hubungan perzinahan itu lahir.
Itu berarti lebih dari sembilan bulan telah berlalu sejak Daud melakukan dosa-dosa ini, sama sekali dia tidak bertobat.
Tetapi Daud berusaha menutupi dosa itu dan bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
II. Pengalaman Daud saat dia menutupi dosanya
Apakah yang Daud alami ketika dia menutupi dosa itu berbulan-bulan dan mencoba bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa?
Perasaan Daud selama berbulan-bulan menutupi dosanya dia ungkapkan dalam Mazmur 32. Perhatikan apa yang dia katakan :
1. Tekanan batin
“Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela”
(Mazmur 32: 3-4).
Jadi dia merasakan tekanan batin yang berat, dan itu merupakan bulan-bulan yang menyedihkan dalam kehidupan Daud:
“tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari” (Mazmur 32: 3).
Daud tinggal di istana. Dia punya uang, dia punya hak istimewa, dan dia bisa punya istri berapapun yang dia inginkan. Tapi dia hidup setiap hari dengan keluhan yang mengganggu.
Bahkan ketika dia menikmati kesenangan besar, dia tidak bisa menikmatinya. Dia pergi tidur di malam hari dengan kesusahan hati, dan ketika dia bangun di pagi hari, dia terus memikirkan dosa itu.
2. Tidak punya semangat
“sumsumku menjadi kering” (Mazmur 32: 4). Dia tidak punya tenaga lagi. Dia kehilangan semangat hidup. Setiap hari dia dipenuhi dengan keluh kesah.
Secara alami ketika seseorang berbuat dosa, Kelanjutannya bukanlah pertobatan, tetapi bersembunyi dari Tuhan, dan pengalaman itu bagi orang percaya selalu terbukti menyedihkan. Menyembunyikan dosa akan menekan jiwa kita.
Kita tidak akan pernah benar-benar bahagia ketika kita bersembunyi dari-Nya. Itu adalah pengalaman Daud dan, jika Anda adalah milik Tuhan, itu akan menjadi pengalaman Anda, ketika Anda menutupi dan merasa seolah-olah semua baik-baik saja.
III. Sekarang dari mana Daud akan memulai?
Daud tidak tau harus mulai dari mana. Daud menderita karena dosanya, tetapi dia tidak bertobat. Tidak ada pengakuan dosa, tidak berusaha mencari wajah Allah.
Berbulan-bulan telah berlalu, dan sepanjang waktu itu belum ada sedikit pun pertobatan dalam jiwanya. Dia katakan, “Aku tetap diam” (Mazmur 32: 3).
Mudah bagi kita untuk mengatakan bahwa dosa menuntun pada pertobatan — tidak sama sekali! Pertobatan yang sejati selalu merupakan keajaiban rahmat Tuhan.
Jika bukan karena anugerah Allah, dosa akan menuntun kita untuk hidup jauh dari Allah selamanya.
IV. Ketika Daud berdiam atas dosanya, Tuhan tidak diam atas dosanya
Daud telah melakukan dua dosa yang keji — perzinahan dan pembunuhan. Seorang komentator menunjukkan bahwa Daud telah melanggar setidaknya 5 dari Sepuluh Perintah Allah!
- Dia telah melakukan pembunuhan (perintah ke-6)
- Dia telah melakukan perzinahan (perintah ke-7)
- Dia telah mencuri (perintah ke-8)
- Dia telah berbohong dan menipu (perintah ke-9), dan
- Dia mengingini (perintah ke 10)
Apa yang dilakukan Daud merupakan penghinaan terhadap nama Tuhan. ” Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? ” (2 Samuel 12: 9, 10, 14).
Apa yang akan Allah lakukan terhadap Daud adalah Menjatuhkan hukuman yang berat kepada Daud.
Paling tidak ada 2 akibat dosa Daud.
1. Pedang, sengketa, kekerasan menimpa keluarga Daud.
2 Samuel 12:10, “Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya..”
Allah menjatuhkan hukuman pada Daud dan keluarganya yang akan digenapi dengan kekerasan, persengketaan, dan pembunuhan (yaitu, pedang) sepanjang sisa hidupnya (sekitar 25 tahun lagi).
Alkitab mencatat setidak-tidaknya empat peristiwa sebagai akibat kutukan ini:
- Kematian anak hasil perzinaan (ayat 2Sam 12:14),
- Pembunuhan Amnon oleh Absalom (2Sam 13:29),
- Pembunuhan Absalom yang memberontak melawan ayahnya (2Sam 18:9-17),
- Dan hukuman mati Adonia (1Raj 2:24-25).
- Malapetaka menimpa Daud dan keluarganya dimana istri-istri Daud akan diambil orang lain.
2. Malapetaka menimpa keluarga Daud
” Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari.”
2 Samuel 12:11
Dan ini terbukti, dimana Daud akan mengalami perlakuan kejam dari anak-anaknya sendiri, seperti pemerkosaan Tamar putrinya oleh Amnon (2Sam 13:7-14;
Selanjutnya pemerkosaan istri-istrinya oleh Absalom (2Sam 16:22).
Jadi itulah konsekuensi terhadap dosa yang dilakukan Daud.
Sekalipun Daud pendosa besar, Allah tetap mengasihi dia dengan mengutus Nabi Natan untuk menegur dan mengamarkan dia.
Perhatikan, Tuhan mengambil inisiatif untuk mendatangi Daud. Dia tidak menunggu Daudd untuk datang lebih dahulu kepada-Nya. Dia mengutus seorang nabi, yang berbicara atas nama Firman Tuhan.
Dan kedatangan Tuhan kepada Daud melalui Natan memberikan 3 hal kedalam kehidupannya.
1. Membawa perubahan melalui Firman Tuhan
Nathan menceritakan sebuah kisah kepada Daud, sebuah perumpamaan. Nathan menyajikan kisahnya sebagai kasus yang membutuhkan putusan raja, dan Daudd senang mendengar kasus itu.
Nathan menceritakan tentang ketidakadilan yang luar biasa.
Ada dua orang tinggal disatu kota : satu kaya, yang lain miskin. Orang kaya itu punya banyak kawanan domba. orang malang itu tidak memiliki apa-apa selain seekor domba betina kecil, yang telah dibelinya.
Anak domba ini memakan makanan orang miskin, minum dari cawannya, dan berbaring di pangkuannya. Orang malang itu mencintai domba kecil betina miliknya.
Seorang musafir tiba di rumah orang kaya itu. Orang kaya itu menyambut pengelana itu dan ingin mengadakan pesta.
Tetapi dia tidak ingin menggunakan salah satu kawanannya sendiri, jadi dia mencuri domba si miskin dan menyiapkannya untuk pestanya.
Daud mendengar kasus ini, dan dia sangat marah, dan mengatakan orang itu harus di hukum mati.
Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan.”
Apa yang dikatakan Daud sesuai dengan hukum mengembalikan 4 kali lipat (Keluaran 22: 1), tetapi tidak hukuman mati. Daud seorang yang telah berdosa berzinah dan membunuh orang lain, tidak sadar bahwa dia lebih kejam dari itu.
Kemuidan, nabi Natan mengatakan, “”Engkaulah orang itu!” (ayat 7).
Daud Sadar dosanya
Seketika Daud sadar, Lalu berkatalah Daud kepada Natan: “Aku sudah berdosa kepada TUHAN.” (ayat 13).
Setelah lebih dari sembilan bulan Daud diam dan menutupi dosanya, sekarang dia mengakui dosanya kepada Tuhan.
Pengakuan ini adalah awal dari pertobatan dalam kehidupan Daud, yang dia ungkapkan dalam Mazmur 51. “Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
Daud berkata, “Aku telah berbuat dosa,” dan dia bertobat dan dipulihkan.
Firman Tuhan menerobos dalam kehidupan Daud ketika tidak ada hal lain yang bisa dilakukan. Waktu tidak membuatnya bertobat. Hati nurani juga tidak membawanya ke sana.
Penderitaan juga tidak membawa pertobatan. Tetapi Firman Tuhan menerobos dalam hidupnya ketika tidak ada hal lain yang bisa dia lakukan.
Jangan pernah meremehkan kekuatan Firman Tuhan untuk mengubah hidup seseorang, untuk mengubah hidup Anda. ” demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia ” (Yesaya 55:11).
Firman Tuhan dapat membawa perubahan dalam hidup Anda ketika tidak ada hal lain yang bisa atau mau dilakukan.
2. Membawa ketertiban (disiplin) kepada Daud
Galatian 6:7, “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.”
Daud berdosa dengan pedang, dan sekarang dia hidup dengan pedang. Daud mengambil istri orang, maka hal yang sama terjadi kepadanya.
Di sini kita tiba pada prinsip penting yang dinyatakan berulang kali dalam Alkitab: “Kejahatanmu akan menghajar engkau, dan kemurtadanmu akan menyiksa engkau!” (Yeremia 2:19).
Dalam alkitab banyak contoh, seperti Yakub. Dia menipu ayahnya dan esau, dikemudian hari dia juga ditipu oleh Laban..
Jadi, Dosa kita sendiri akan mengoreksi kita. Jadi mari kita tanyakan pada diri kita sendiri ketika kita tergoda untuk melakukan kekerasan, penipuan, atau tindakan tidak baik lainya,“ Apakah saya ingin berada di pihak penerima ini? “
Disiplin Tuhan dalam kehidupan Daud adalah tanda pasti bahwa Tuhan masih memiliki pekerjaan yang harus dia lakukan! Tuhan tidak pernah meninggalkan anak-anaknya dalam dosa mereka.
Tuhan memulihkan Daud, bukan hanya sekedar memaafkan, tetapi membersihkan Daud dari penyebab dosa-dosa itu, sehingga dia membenci apa yang dulu ia cintai.
Ibrani mengatakan,
“Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” (Ibrani 12:11).
3. Memberikan pengharapan kepada Daud
Daud berkata kepada Natan: “Aku sudah berdosa kepada TUHAN.” Dan Natan berkata kepada Daud: “TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.” (2 Samuel 12:13).
Ketika nabi Natan bercerita tentang ketidak adilan, Daud berkata, “Orang yang melakukan ini harus dihukum mati.”
Artinya Daud harus dihukum mati karena dialah orang yang kejam itu, Dia telah mengambil nyawa, dan menurut hukum Allah, dia pantas dihukum mati.
Tetapi kabar baiknya, Daud tidak dihukum mati, Dan Natan berkata kepada Daud: “TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
Di mana Tuhan menempatkan dosa Daud? Dia menaruhnya di atas Yesus. “tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Yesaya 53: 6).
Tuhan memberikan kesempatan kedua kepada Daud, dan Daud menghargai kasih karunia Tuhan, itu sebabnya pertobatanya jauh lebih besar dari dosanya.
V. Penutup
Siapa saja yang pada waktu ditegur oleh Allah mau merendahkan hati dengan disertai pengakuan dan pertobatan, sebagaimana halnya Daud, bisa merasa pasti bahwa ada pengharapan baginya.
Siapa saja yang di dalam iman mau menerima janji-janji Allah, akan memperoleh pengampunan.
Ia telah memberikan janji ini:
“Kalau mereka mencari perlindungan kepadaKu dan mencari damai dengan Aku, ya mencari damai dengan Aku!” Yesaya 27:5.
“Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” Yesaya 55:7.