Disembuhkan untuk Melayani

“Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Ia pun bangunlah dan melayani Dia.” Matius 8:14-15.

Selanjutnya orang ketiga yang disembuhkan oleh Yesus adalah ibu mertua Petrus. Ceritanya pendek saja. kisah ini parallel dengan Markus 1:29-32 dan Lukas 4:38-39.

Ibu mertua Petrus terbaring di tempat tidur karena demam tinggi di rumah Petrus. Kemungkinan ini bukan demam biasa.

Kata terbaring sakit dari kata Yunani Ballo artinya menempatkan seseorang di suatu tempat (dalam hal ini di tempat tidur).

Kalimat itu dalam bentuk perfet tense yaitu berbicara tentang dia yang pernah sakit di masa lalu dan masih sakit.

Jadi ibu mertua Petrus sudah menderita sakit demam sudah beberapa waktu yang lalu. Kita tidak tahu apakah hitungan hari atau bulan. Artinya sakit itu bukan baru saja terjadi.

Jika dua penyebuhan sebelumnya, si kusta berninisiatif datang kepada Yesus untuk ditahirkan, dan perwira datang kepada Yesus untuk menyembuhkan hambanya.

Tetapi dalam penyembuhan ibu mertua Petrus, Yesus yang berinisiatif datang. Penyembuhan ini juga dengan sentuhan seperti kepada si kusta.

Yesus dengan otoritasnya menyembuhkan ibu mertua Petrus. Segera setelah Yesus menyentuhnya, wanita itu bangun dan mulai melayaninya, mungkin dengan menyiapkan makanan.

Kita mungkin sama seperti keluarga Petrus, ada orang dirumah kita yang menderita sakit yang parah dan berlangsung lama.

Semua rumah kita pada suatu saat menjadi rumah kesedihan. Tetapi jika Yesus adalah seorang tamu, kehadirannya akan membawa penghiburan.

Karena ketika kita memberi tahu Dia, beban kita akan terangkat. Bukan hanya penyakit, apa pun yang menjadi penyebab kecemasan kita, akan segera lenyap.

Rasa sakit dan kesedihan diredakan, dan kita akan diberkati dengan kedamaian yang menenangkan jiwa.

Dengan sentuhan tangan Yesus demam pun hilang.

Di tengah kesusahan dan kesedihan kita, ketika kita merasakan sentuhan tangan Yesus, penyakit hilang.

Bukan hanya penyakit badani, terlebih penyakit rohani seperti demam rohani akan lenyap.

Setelah ibu mertua Petrus disembuhkan, apa respon terhadap kesembuhan itu?

Tidak ada cara yang lebih baik baginya untuk membuktikan kesembuhannya selain dengan melayani Kristus.

Begitu pula dengan kita. Ketika Tuhan Yesus menyembuhkan kita dari penyakit kita, melayani Yesus adalah cara terbaik untuk menunjukkan rasa syukur kita.

Kita disembuhkan untuk melayani. Sayangnya, banyak orang Kristen tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Setelah diselamatkan, mereka meminta dilayani. Layanilah kami.

Pelayanan dari ibu mertua Petrus adalah bukti dari kenyataan dan kesempurnaan penyembuhan.

Jika pelayanan adalah bukti kesembuhan, bagaimana dengan kita? Apakah kita melayani? Jika belum, apakah sudah pasti kita sudah sembuh?

Kemungkinan kita belum sembuh, kita masih mengalami sakit. Sakit rohani. Boleh jadi kita masih demam secara rohani, karena itu kita berbaring saja.

Orang sakit tidak dapat berbuat apa-apa selain dilayani. Jika kita tidak melayani itu berarti kita sedang sakit rohani.

Yesus telah menyelamatkan dan menyembuhkan kita, melalui kematian-Nya.

Kita telah diselamatkan untuk melayani..

Kita disembuhkan untuk menolong dan

Kita telah disentuh sehingga kita dapat menyentuh orang lain dan mereka disembuhkan.

Disembuhkan untuk melayani..

“Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Yesaya 53:5

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *