China Bongkar Salib 250 Gereja di Satu Provinsi
Daftar isi:
Michael Foust |Kontributor ChristianHeadlines.com
Pejabat Cina secara paksa membongkar salib lebih dari 250 gereja di satu wilayah awal tahun ini walaupaun gereja ini resmi terdaftar dipemerintah, menurut sebuah laporan baru.
Pengawas kebebasan beragama Bitter Winter mengatakan dari Januari hingga April, salib telah dibongkar dari setidaknya 250 Three-Self churches di provinsi Anhui timur.
Tidak seperti gereja rumah ilegal, Three-Self churches adalah anggota dari sebuah badan Protestan yang diakui pemerintah.
Pada tanggal 1 April, 10 pejabat pemerintah di kota Fuyang Anhui datang ke Gereja Gulou dengan tujuan mengawasi pemindahan salib bangunan namun dihadang oleh lebih dari 100 anggota, Bitter Winter melaporkan.
Meskipun ada upaya berani dari orang-orang Kristen, salib itu tetap dipindahkan keesokan paginya. Salib itu sudah berusia 124 tahun.
Pejabat Gereja mengatakan mereka diberitahu bahwa semua simbol agama – termasuk Kristen, Islam dan Budha – harus dilarang di seluruh negeri.
“Kami mendukung negara dan mematuhi peraturannya,” kata seorang anggota sidang kepada Bitter Winter. “
Kita dapat berdialog dengan pemerintah jika berpikir bahwa kita telah melakukan kesalahan, tetapi mereka tidak dapat menganiaya kita dengan cara ini.
Pejabat tidak menunjukkan dokumen apa pun, takut orang akan melibatkan mereka dengan apa pun secara tertulis. Mereka hanya menyampaikan perintah lisan dan memaksa kami untuk menaatinya. ”
Di satu daerah di provinsi Anhui, salib dari 33 gereja dilepas.
Di kota Anhui, Lu’an, salib secara paksa diturunkan dari 183 gereja.
Berdalih
Seringkali, pejabat setempat berdalih dengan muslihat ketika hendak menurunkan salib.
Seorang pejabat di wilayah Huoqiu Anhui memerintahkan pemindahan sebuah salib, dengan mengatakan itu “mungkin jatuh dan melukai orang,” Bitter Winter melaporkan.
Di daerah Hanshan, pejabat pemerintah mengkritik salib gereja karena “terlalu tinggi, terlalu besar, terlalu lebar, atau terlalu mencolok,” kata Bitter Winter.
Seorang anggota gereja di Anhui mengatakan kepada Bitter Winter bahwa Cina takut orang Kristen akan “bersatu dengan orang asing melawan negara.”
“Ketika salib disingkirkan di seluruh negeri, mereka yang menolak untuk bekerja sama akan dituduh menentang Partai Komunis,” kata anggota gereja itu. “
Kita ditekan untuk melepaskan iman kita, tetapi kita akan bertahan.”
Gereja-gereja di Cina harus mendaftar di pemerintah dan bergabung dengan Three-Self Patriotic Movement atau Asosiasi Katolik Patriotik Cina.
Karena gereja-gereja yang terdaftar di negara bagian menghadapi pembatasan ketat, jutaan orang Kristen beribadah di gereja bawah tanah ilegal.
Pemerintah china sudah lama melarang penggunaan symbol-simbol agama ditempat umum.
Tujuannya adalah untuk memastikan budaya China menjadi arus utama di negara itu.
Sumber: ChristianHeadlines.com