Charlie Kirk, Bersaksi Yesus Sebagai Tuhan Sesaat Sebelum Ditembak
“Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu..” Kejadian 4:7
Videonya sudah beredar di media sosial. Penembakan Charlie Kirk. Anda mungkin sudah menontonya. Tragis dan mengerikan.
Sebutir peluru menembusi lehernya. Darah muncrat. Seketika ambruk. Ribuan orang yang memadati lapangan kampus Utah seketika berlarian. Kocar-kacir mencari tempat perlindungan.
Seseorang menembaknya. Siapa? tidak tahu. Dari mana dia menembak? Dari rekaman video, terlihat pelaku menembak dari atap sebuah Gedung.
Ada petunjuk tentang pelaku. Sebuah senapan ditemukan di area hutan tempat tersangka melarikan diri. Jejak sepatu, telapak tangan, lengan bawah. Fotonya sudah dirilis. Penembaknya diduga mahasiswa.
Charlie Kirk seorang pemuda berusia 31 tahun. Sudah menikah. Istrinya bernama Erika. Seorang mantan miss Arizona. Dan yang menarik, dia seorang aktivis agama Kristen.
Erika membuat pelayanan untuk mendorong orang-orang membaca Alkitab setiap hari. Program tersebut adalah Biblein365.
Saat ini dia sedang menempuh pendidikan doktoral dalam studi Alkitab di Liberty University.
Merkea berdua memilik sepasang anak. Masih kecil-kecil. Umur tiga dan satu tahun.
Charlie Kirk seorang aktivis media sosial. Pengikutnya jutaan. Dekat dengan presiden Donald Trump. Membantu Trump memenangkan pilpres dengan menyasar pemilih orang-orang muda.
Ayahnya seorang arsitek. Ibunya seorang konselor Kesehatan. Lahir dan besar dipinggiran kota Chicago.
Sejak remaja bakat aktivisnya telah terlihat. Dia anggota pramuka Amerika. Meraih Eagle Scout. Pangkat tertinggi di Pramuka. Tidak banyak orang yang dapat meraih pangkat ini.
Ketika SMA dia telah aktif membantu kampanye senat Amerika dari partai republik. Dan sukses.
Dia juga menghimpun teman-teman SMA-nya untuk memprotes kenaikan harga kue di kafetaria sekolahnya.
Waktu itu kafetari menaikkan harga kue kering dua kali lipat. Dari seperempat sen menjadi 50 sen. Alasanya karena harga-harga bahan kue sedang naik.
Dia tidak terima kenaikan itu. Dia protes di laman Facebooknya. Dia mengajak temanya untuk boikot kue kering sekolahnya.
“Kue kering adalah sajian utama di hari-hari sekolah, tapi harganya. Tidak ada konsultasi kepada kita. “Cukup manipulasinya, kita harus bersatu dalam perjuangan ini. Lawan Kekuasaan!” Tulisnya pada 23 Agustus 2011.
Kampanye menekan Kafetaria berhasil. Harga diturunkan. Para siswa kembali menikmati kue kering dengan harga 25 sen perbuah.
Dari pengalaman ini, dikemudian hari. Lima belas tahun berikutnya, dia menjadi aktivis yang berpengaruh di Amerika.
Kemudian, dia mendirikan organisasi nirlaba bernama, Turning Point USA. Tujuan organisasi ini untuk melibatkan kaum muda Republik untuk mengimbangi kelompok-kelompok liberal.
Organisasi ini mempromosikan nilai-nilai konservatif di kalangan mahasiswa. Organisasi ini aktif di kampus dan media sosial
Hanya dalam beberapa tahun organisasi ini menjadi besar. Menjadi kekuatan politik. Banyak berkontribusi memberi bantuan jutaan dollar.
Pada jaman Trump, Turning poin semakin popular, karena berhasil mengantarkan Trump menjadi presiden Amerika. Dia memobilisasi jutaan anak muda untuk memilih Trump.
Ketika Trump jadi presiden, Charlie terlihat sering mengunjungi Gedung Putih.
Seperti Trump, dia seorang konservatif. Dia menentang aborsi. Pernikahan sesama jenis, dan mendukung kepemilikan senjata.
Dalam orasinya, dia menentang hal-hal yang dia anggap liberal, kata-katanya keras. Pedas. sehingga jutaan orang geram dan marah. Namun saat yang sama jutaan juga orang yang terinspirasi.
Selain aktivitasnya dalam dunia politik, dia juga masuk dalam lingkungan gereja. Dia menentang gerakan progresif.
Untuk menjangkau orang-orang kembali kepada nilai-nilai konservatif, dia mendirikan Turning Point USA Faith (TPUSA FAITH).
Fokusnya kepada para pendeta dan memobilisasi jemaat. Mottonya:
“TPUSA Faith hadir untuk menyatukan Gereja di sekitar doktrin utama dan untuk menghilangkan paham wokeisme dari mimbar Amerika.”
Pengikutnya jutaan orang. Dia membuat kampanye melalui podcast, radio. Durasi 3 jam. Menarik jutaan pendengar.
Charlie menginspirasi jutaan orang untuk teguh berpegang pada keyakinan alkitabiah mereka dan menjalani iman mereka dengan berani.
Lalu bagaimana sampai ada orang yang berniat membunuhnya? Mungkin berkaitan dengan paham konservatifnya. Seseorang atau sekelompok orang yang benci dengannya.
Apa yang membawa dia ke Universitas Utah, tempat kejadian penembakan dirinya? Itu bagian dari Acara “Tur Kembalinya Amerika” di 15 kampus di Amerika.
Dan di Universitas Utah Valley adalah tur pertama. Dimana dia menjadi pembicara. Lokasinya dihalaman kampus. Ruang terbuka. Ada panggung dengan tenda warna putih.
Pertemuan ini dihadiri kurang lebih 3000 orang. Disini dia mengajak para mahasiswa untuk diskusi bahkan berdebat tentang berbagai topik dalam segmen “prove me wrong.”
Sudah 20 menit acara tanya jawab berlangsung. Saat seorang peserta bertanya tentang berapa banyak warga Amerika transgender yang menjadi pelaku penembakan massal?
“terlalu banyak.” Jawab Kirk. Penonton menyanggah jawaban kirk. Tidak banyak. Hanya 5 penembakan massal.
Saat kembali menanggapi jawaban tersebut, tiba-tiba melesat dengan cepat dan tekanan tinggi, sebutir peluru panas. Tepat menembus lehernya. Darah mengucur. Dia jatuh dari kursinya.
Para peserta panik berlarian. Tidak lama kemudian, dia dinyatakan meninggal.
Kesaksian seseorang yang hadir ditempat tersebut bernama Brandon Brusson, mengatakan bahwa sebelum Kirk menjawab pertanyaan tentang kekerasan geng (yang merupakan hal yang ia bahas sebelum ia ditembak), ia menyatakan “Kristus adalah Tuhan” dan “Ia mengalahkan kematian.”
Saya hanya berdiri di sana, mungkin sekitar 15 kaki di depan Charlie di kerumunan yang berdiri. Kami hanya menikmati mendengarkannya menjawab pertanyaan, dan sebelum saya melanjutkan, saya rasa ini tidak diliput.
Saya tidak tahu apakah ada saksi yang keluar dan mengatakan bahwa salah satu hal terakhir yang Charlie nyatakan sebelum tembakan terdengar adalah bahwa ‘Kristus adalah Tuhan,’ dan bahwa ‘Ia mengalahkan kematian.'”
Saya merasa itu sangat puitis, terlepas dari tragedi ini. Setelah pernyataan itu, ia beralih ke pertanyaan berikutnya, yang, pada saat itu, adalah saat tembakan terdengar.” (Video CBN News)
Apa yang bisa dilihat dari penembakan Kirk adalah bukan sekedar krisis politik, tetapi juga krisis rohani. Kekerasan masuk dalam ruang publik.
Perbedaan keyakinan politik dan agama digunakan untuk membenarkan kekerasan yang mematikan. Mencelakai, menjarah bahkan membunuh dinormalisasi sebagai tindakan wajar.
Alkitab mengatakan bahwa masa-masa sulit akan datang. Manusia akan narsis. Cinta diri (2 Tim 3:2). Tidak mengasihi. Akibatnya membunuh itu akan mudah dilakukan.
Pembunuhan ini dilatarbelakangi oleh kumpulan dosa lain: cemburu, marah, benci, dan dendam. Semuanya itu berakar dari hati.
Sama seperti ketika kain membunuh Habel. Dimulai dari hatinya. Hatinya, “sangat panas, dan mukanya muram..”
Tuhan mengingatkan dia bahwa setiap kali dia berpikir yang jahat, maka kebaikan dalam dirinya akan hilang. Digantikan dengan kejahatan.
Tuhan mengatakan, “..Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu..” Kej 4:7.
Maka kunci untuk mengubah kekerasan fisik dan non fisik adalah berbuat baik. Kebaikan hati mengalahkan kejahatan.
Jika dalam hidup kita mulai muncul pikiran untuk berbuat kekerasan, segera kendalikan dan segera berbuat baik.
Perbuatan baik bersumber dari hubungan yang intim dengan Yesus.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now







