Cara Mengubah Kekurangan Menjadi Berkat
Cerita ini sudah sangat kuno. Di sebuah desa, seorang petani mengangkat tongkat panjang di bahunya setiap pagi, membawa air dari kolam ke rumahnya.
Dua wadah diikatkan di kedua sisi tongkat. Seiring berjalannya waktu, kedua pot tersebut semakin menua.
Salah satu pot tetap utuh, namun yang lainnya agak retak. Setelah petani itu tiba di rumah, air dari pot yang retak telah mengalir, dan ia hanya memiliki satu setengah pot air.
Pot yang utuh itu merasa sangat bangga akan hal ini. Ia kerap menghina pot yang retak, “Perhatikan betapa sempurnanya diriku.”
Aku tidak mengabaikan usaha keras para petani. Sementara itu, kau tumpahkan setengah air di jalan.
Kau tidak berarti. “Saat petani tersebut menyadari keadaan ini, ia akan menyingkirkanmu dan membeli pot yang baru.”
Pot retak yang malang itu sangat sedih dengan segala hal ini. Ia merasa usaha keras petani itu benar-benar percuma akibat dirinya.
Ia selalu merasa tidak berharga. Setelah menahan ini selama beberapa hari, suatu ketika ia memberanikan diri dan berkata kepada petani tersebut, “Tuan, maafkanlah aku.
Kau mengangkat dua pot air setiap hari, tapi aku menghancurkan usahamu. Sekarang, kamu harus mengizinkanku pergi dan mengambil pot yang baru.
“Aku akan merasa sedih, tetapi pada kenyataannya, waktuku telah berakhir.”
Petani tersebut tersenyum dan berkata, “Jangan bersedih. “Besok pagi, ketika kita pulang dari kolam, perhatikan jalan dengan seksama.”
Peristiwa serupa terjadi pada hari berikutnya. Petani tersebut pulang dari kolam, dengan kedua pot di bahunya.
Dalam perjalanan, pot yang rusak tersebut menyaksikan bunga-bunga cantik berwarna-warni bermekaran di sepanjang jalan menuju ke arahnya.
Pemandangan tersebut memuaskan jiwanya dengan kebahagiaan, namun saat tiba di gubuknya, perasaan sedih kembali menyelimuti.
Dia berkata, “Aku senang melihat bunga-bunga itu sejenak, tetapi sebenarnya, aku tidak mampu membawa cukup air ke rumahmu.”
Kemudian petani itu dengan lembut mengatakan, “Itulah yang ingin aku sampaikan padamu.” Semua bunga ini mekar karena dirimu. Sebab aku sudah tahu dari lama.
Itulah sebabnya aku menabur benih di sepanjang jalan. Ketika air merembes darimu, benih-benih itu disiram, dan perlahan-lahan, mereka tumbuh menjadi tanaman dan bunga.
Hari ini, seluruh jalan ini indah dan harum—semua karenamu. Aku mengubah kekuranganmu menjadi kekuatan.”
Sahabat, kisah ini bukan hanya tentang pot yang pecah itu; ini kisah kita, dan kisahmu juga. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sempurna. Setiap orang memiliki kekurangan. Satu-satunya perbedaan adalah apakah kita menganggap kekurangan kita sebagai beban atau mengubahnya menjadi kekuatan kita.
Jika kamu mulai menerima dirimu apa adanya dan berusaha mengubah kelemahanmu menjadi kekuatan, kamu akan menyadari nilai dirimu yang sebenarnya.
Ingatlah, terkadang bahkan pot yang pecah pun terbukti lebih berharga daripada pot yang sempurna.
Gunakan kekuranganmu sebagai perisai dan teruslah maju, karena pahlawan sejati adalah dia yang mampu mengubah kekalahan menjadi kemenangan.
Ayat Alkitab mengatakan,
” …Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.
Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan…Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” 2 Korintus 12:7-10.
Ayat ini menyatakan bahwa kasih karunia Tuhan cukup dan kuasa-Nya menjadi sempurna dalam kelemahan.
Seringkali kelemahan dapat menjadi berkat, bila kita tau bagaimana cara menggunakannya..
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now