Cara Mengasihi Yang Tidak Normal

Ilustrasi

[Pastordepan.com] Mengasihi orang yang mengasihi kita atau orang yang berbuat baik kepada kita adalah hal yang normatif. Jika kita melakukan kebaikan kepada mereka yang telah berbuat baik kepada kita adalah hal normal. Yang tidak normal adalah mengasihi mereka yang tidak mengasihi kita, melainkan tetap berbuat baik walaupun kita tidak menerima kebaikan yang sama dari orang lain.

Tidak mudah melakukannya dan tidak banyak orang bersedia melakukannya. Walaupun kita secara normal ingin setiap orang melakukan kebaikan satu sama lain dan membalas kebaikan yang sama, tetapi kita harus sadar bahwa kita masih hidup di dunia yang fana dimana Kita tidak akan selalu menerima balasan yang sama dari orang lain.

Apakah anda pernah mengalami seperti pepatah berikut ini: “Air susu dibalas dengan air tuba..” barangkali setiap orang pernah mengalaminya. Kebaikan yang kita lakukan hanya bertepuk sebelah tangan, atau tidak berbalas.

Tapi itu masih lebih baik, yang parah adalah air susu, minuman yang bergizi yang kita berikan untuk diminum dengan segudang manfaat didalamnya, justru saat yang sama atau dikemudian hari dapat balasan, balasannya bukan air jeruk atau jus manga, tetapi air tuba. Air tuba adalah air perasan dari jenis tumbuh-tumbuhan yang biasa digunakan untuk meracun ikan.

Maka poinnya adalah ketika kita berbuat baik mengasihi orang lain dengan tulus tidak akan selalu menerima balasan yang serupa.

Tetapi apakah ketika kita menerima balasan air tuba, lalu kita akan balas kembali dengan air tuba, atau bahkan membuat balasan yang lebih mematikan dengan racun tikus?

Hukum di dunia ini mengatakan ya..supaa adilkan jika saya ditampar maka saya menampar balik bahkan lebih keras dari tamparannya dan itu hal yang normal didunia yang keras ini.

Ketika kita menerima balasan yang tidak baik atau perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang lain, ada beberapa alasan mengapa kita tidak menyerang balik, beberapa alasan yang mungkin muncul: kita tidak mau repot, kita takut, kita tidak mau habiskan waktu urus hal itu, jadi kita biarkan saja hal itu berlalu begitu saja.

Sekilas hal itu memang baik, tetapi tidak menyelesaikan masalah terlebih dengan diri kita sendiri. Kita mungkin setelah itu akan jengkel dan sakit hati menerima perlakuan yang tidak sesuai harapan, akibatnya jiwa kita terganggu dan terbawa-bawa dalam pekerjaan sehari-hari.

Supaya kita bisa berdamai dengan diri sendiri setelah menerima perlakuan yang tidak menyenangkan adalah dengan mengasihi pelaku seperti Yesus mengasihi orang-orang yang menyiksa dia, “ Ampunilah mereka, sebab mereka tidak tau apa yang mereka perbuat..”

Mengasihi orang yang tidak mengasihi kita bukanlah domain suatu agama. Semua orang bisa melakukannya. Ajaran Yesus universal kepada semua orang tanpa memandang suku dan agama, sebab dunia yang keras ini membutuhkannya. Bayangkan jika semua orang membalas kejahatan dengan kejahatan, kekerasan dengan kekerasan, dunia ini akan semakin lebih buruk.

Dalam konteks yang lebih sempit keluarga. Jika suami membalas amarah istri, maka tidak akan tercipta kedamaian dalam rumah tangga. Suami teriak, istri balas teriak, suami lempar piring, istri lempar kuali, maka dalam satu jam semua peralatan dapur akan berserakan dilantai dan terakhir kalau bukan istri yang dilempar keluar maka suami yang dilempar.

Itu sebabnya Yesus mengajarkan budaya hidup sejati untuk kwalitas hidup yang lebih baik yang tertulis dalam kitab injil Matius 5:38-44.

“Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.

Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.

Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”

Ajaran Yesus ini sangat bertolak belakang dengan realitas dunia sekarang ini. Itu sebabnya sangat mudah sekarang ini orang menghilangkan nyawa orang lain karena sakit hati dan dendam. Perasaan tersinggung dibalas dengan kekerasan, hoax dibalas hoax, makian dibalas makian, bunuh dibalas membunuh dan begitu seterusnya.

Maka jika saja semua orang mau merendahkan hati dan mengikuti ajaran Yesus ini, dunia yang keras ini akan menjadi lebih lembut.

Jika saja manusia mau mengasihi mereka yang berbuat jahat dengan kasih yang tidak normal ini, hidup akan jauh lebih baik. Alasan mengapa kita mengasihi orang yang berbuat jahat atau musuh adalah karena hanya dengan cara itu kejahatan dapat dikalahkan. Hanya kebaikan yang dapat membawa kebaikan, hanya terang yang dapat mengusir kegelapan. Kekerasan tidak akan pernah memenangkan hati orang jahat.

Yesus katakan dengan mengasihi orang jahat bahkan musuh seteru kita, bagi mereka akan terbit matahari kebenaran. Raja yang bijaksana, Sulaiman mengatakan, “Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air. Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan TUHAN akan membalas itu kepadamu.” Amsal 25:21-22.

Selagi hati orang jahat atau seteru kita itu masih terbuat dari hati manusia, dia akan disadarkan mengenai perilakunya yang tidak baik. Orang jahat bila dikasihi dengan kasih yang tidak normal suatu waktu kita tidak tahu kapan dia akan bertobat dan bersama kita dalam kerajaan Sorga.

Nasehat Raja Sulaiman jelas, “ Siapa membalas kebaikan dengan kejahatan, kejahatan tidak akan menghindar dari rumahnya.” (Amsal 17:13). Jadi tetap berbuat baik sekalipun balasannya tidak baik, karena mereka akan mendapat tuaian yang sesuai dengan perbuatannya.

Yesus membuka wawasan kita, dia mengatakan, “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? (Matius 5:46). Artinya tidak ada lebihnya kita dengan orang-orang jahat itu.

Lebih lanjut Yesus katakan, “Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?” Matius 5:47
Artinya kita harus memiliki kelebihan dalam hal mengasihi yaitu mengasihi mereka yang tidak mengasihi kita, berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepada kita.

Maka poin utama Yesus ini, “ Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Poinnya adalah sempurna dalam mengasihi. Jika kasih kita hanya untuk mereka yang berbuat baik kepada itu masih kurang, maka supaya sempurna kasih kita juga harus untuk mereka yang berbuat jahat kita.
Sekarang tugas kita adalah mempraktekkan teori kasih yang selama ini kita dengar dan bicarakan.

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *