Cara Berdoa Yang Benar Menurut Yesus (Matius 6:9)

Berdoalah demikian…(Matius 6:9)

Kita tidak dapat melepaskan sebuah ayat dari konteksnya. Membuat satu bagian ayat seperti berdiri sendiri tanpa dihubungkan dengan ayat sebelum dan sesudahnya akan membuat pengertian ayat itu tidak lengkap.

Dari sekian banyak ayat alkitab yang sering dilepaskan begitu saja dari konteksnya adalah Matius 6:9-13.

Kalimat pembuka dari ayat 9-13 adalah “Karena itu berdoalah demikian..”

Kalimat, “karena itu berdoalah demikian..” itu terhubung dengan ayat sebelumnya. Konteks yang sedang dibicarakan adalah ada masalah dengan cara berdoa.

Untuk mengetahui apa masalahnya harus baca ayat sebelumnya di ayat 1-7.

Pertama adalah banyak orang yang melakukan kewajiban agama untuk tujuan pamer, seperti bersedekah dan berdoa. Karena itu Yesus melarang sikap itu.

Kedua, larangan untuk berdoa seperti orang munafik, yang motifnya untuk pertunjukan agar dilihat orang. Berdoa jangan bertele-tele.

Yesus mengatakan untuk tidak seperti orang munafik dalam hal berdoa. Karena itu Yesus memberikan petunjuk bagaimana berdoa yang benar.

Nah disinilah Yesus memberikan contoh dalam berdoa, Dia katanan, “Karena itu berdoalah demikian..”

Apa yang tersirat dari kalimat tersebut? Perhatikan bahwa Yesus tidak mengatakan bahwa kita harus berdoa dengan kata-kata yang tepat seperti ini!

Doa “Bapa Kami” ini tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi ritual, doa hafalan untuk dibacakan atau didoakan secara reguler melainkan panduan untuk berdoa.

Kita harus menggunakan doa ini sebagai pola, bukan sebagai pengganti.

Doa dengan pengulangan dan hafalan mengandung masalah. Doa seperti itu akan menjadi “pengulangan yang tidak berarti”.

Yesus mengatakan kepada pendengar-Nya untuk “berdoalah demikian,” maksudnya untuk tidak menggunakan pengulangan yang tidak bermakna dalam berdoa.

Karena itu, Yesus sedang menyajikan sebuah pola dalam berdoa, bukan bermaksud menjadikannya sebagai doa tetap, ritual, hafalan yang terus menerus diulang dalam doa.

“Doa Bapa Kami” tidak pernah dimaksudkan untuk digunakan sebagai permohonan yang berulang-ulang, tetapi sebagai panduan bagaimana para pengikut-Nya harus berdoa.

Lagi pula, doa yang kita sebut sebagai “Doa Bapa Kami” kurang tepat dalam penggunaan istilah. Karena Yesus tidak pernah menggunakan doa seperti ini Ketika Dia berdoa.

Kan tidak perlu Dia berdoa, “dan ampunilah kami akan kesalahan kami..” karena Yesus tidak berdosa dan tidak perlu meminta ampun.

Karena itu, doa ini dihadirkan sebagai model doa bagi warga Kerajaan surga. Dengan demikian judul doa ini lebih tepat sebagai “Doa Murid”

Yesus tidak pernah bermaksud agar doa ini diulangi secara ritual dengan pembacaan yang teratur dan berulang-ulang, melainkan sebagai panduan atau model untuk doa-doa kita.

Tuhan Yesus memberikan banyak perintah lain untuk berdoa (Matius 7:7-11; 9:38; 17:20; 18:19,20; 21:21,22; 26:41; Lukas 18:1,7; Yohanes 14 :13,14; 15:7,16; 16:23,24),

Semuanya memberikan instruksi lebih lanjut tentang pokok penting tentang bagaimana orang percaya harus berdoa.

Untuk pengertian yang lebih baik, Matius 6:9-13 harus juga dibaca dalam terang Lukas 11.

Murid-murid Yesus melihat Dia berdoa. Lalu berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.” (1)

Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu.

Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” (ayat 2-4).

Jadi jelas, ini hanyalah contoh atau model dalam doa, bukan menjadi ritual yang diulang-ulang.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, begitu sering “Doa Murid” telah diubah menjadi pengajian ritual yang kita ucapkan tetapi tidak sungguh-sungguh berdoa dari hati kita.

Formalisme mati seperti itu adalah praktik yang Yesus peringatkan kepada mereka untuk berhati-hati dalam mempraktiknya!

Baca Juga: Rahasia Doa Yang Dijawab

Rahasia Doa Yang Tidak Dijawab

Apakah Maksudnya Doa Bertele-tele?

100 Doa-doa dalam Alkitab

5 Manfaat Mengapa Kita Perlu Doa Subuh

Tidak berarti bahwa seseorang tidak boleh menggunakan doa itu. Boleh saja. Tetapi pertanyaan yang harus selalu ditanyakan seseorang ketika berdoa doa ini adalah…

“Apakah saya berdoa dari hati saya atau saya mengucapkannya dari ingatan sebagai latihan mekanis, hafalan?”

Dengan contoh berdoa yang diberikan oleh Yesus, ada beberapa poin yang perlu kita pahami.

Pertama, doa adalah membangun hubungan relasi dengan Tuhan. Doa bukan untuk memberitahu Tuhan siapa kita, apa yang kita perlukan, karena Tuhan sudah mengetahui siapa kita dan apa keperluan kita sebelum kita memintanya.

Kedua, karena berdoa adalah hubungan relasi dengan Tuhan, maka tidak ada gunannya dipamerkan kepada orang lain.

Karena itu tetaplah berdoa supaya kita terus terhubung dengan sumber segala kehidupan yaitu Tuhan pencipta langit dan bumi.

“Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” 1 Tesalonika 5:17-18:

“Doa adalah membuka hati kepada Allah sebagai kepada seorang sahabat. Doa itu perlu bukan karena supaya Allah mengetahui apa kita sebenarnya, melainkan untuk menyanggupkan kita menerima Dia. Doa bukanlah membawa Allah turun kepada kita, melainkan membawa kita kepadaNya.” Kebahagiaan Sejati, 87.

Doa adalah relasi dengan Tuhan bukan ritual.

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *