Bertekun Dalam Doa

“Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh.” (Efesus 6:18)

Apakah pernah timbul dipikiran kita mengapa kita perlu berdoa?

Pada waktu kita membutuhkan sesuatu dan pikiran ini begitu kalut, kita menjadi kesal karena doa yang kita panjatkan kelihatannya hanya menyangkut di atas rumah.

Apakah Tuhan tahu dengan apa yang sedang kita pikirkan atau kita perlukan, bahkan jangan-jangan Tuhan membiarkan kita sendirian bergulat menghadapi persoalan dalam kehidupan ini.

Perlu kita sadari bahwa Allah sangat-sangat peduli dengan keadaan umat yang dikasihiNya. Dia tahu apa yang diperjuangkan oleh setiap kita.

Doa dalam Mazmur

Dan Allah tidak pernah meninggalkan umatNya, untuk itu umatNya harus mengambil langkah yaitu memiliki IMAN dengan berhubungan denganNya melalui DOA.

Mazmur 42:2, Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. (42:3) Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah (42:4)

Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: “Di mana Allahmu?” (42:5)

Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan. (42:6)

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku!

Tuhan harapan kita

Kepahitan, sakit hati dan penderitaan yang tidak henti-hentinya memang dapat membuat kita merasa kesepian dan kelelahan.

Secara mental, kita tahu bahwa satu-satunya sumber harapan dan kekuatan kita adalah Tuhan. Ia menyadari hal ini, itu sebabnya Ia mempunyai sarana untuk prajurit-prajuritNya yang kelelahan.

Anda mungkin berharap agar Tuhan menyingkirkan penderitaan yang Anda hadapi. Kadang-kadang hal itu memang bisa terjadi, tetapi sering kali tidak secara langsung atau tidak sama sekali.

Apa yang Ia lakukan adalah ingin menarik kita lebih mendekat kepadaNya. Kekuaatan yang ada di dalam diri kita untuk menghadapi tekanan yang luar biasa beratnya adalah karena kekuatan yang bersumber di dalam doa.

Medan pertempuran

Doa adalah medan pertempuran umat percaya. Jemaat yang tidak berdaya, penakut, dan tidak efektif adalah jemaat yang tidak berdoa.

Bila jemaat tidak berdoa, kita bahkan tidak masuk ke medan pertempuran. Kita tidak merebut apa-apa bagi Kerajaan Tuhan, dan kemungkinan besar, kita sedang dicengkeram oleh dosa dan ditindas oleh roh-roh jahat.

Bila jemaat tidak berdoa, kita sedang membuka pintu bagi musuh untuk mencuri, mencelakai, dan membinasakan kita. Di sisi lain, bila kita berdoa, kita menjadi mempelai wanita Kristus yang gagah berani di dalam pertempuran!

Mengapa Berdoa?

Kepercayaan yang tidak tergoyahkan seperti ini merupakan bukti iman kita dan kedaulatan Tuhan.

Jangan malu apabila semua yang dapat anda lakukan hanyalah berdoa. Ia selalu mendengar seruan anda dan pasti akan mengabulkan doa anda.

Dalam injil Markus, dikisahkan ada seorang perempuan yang ingin disembuhkan dari penyakit pendarahan yang dideritanya.

Ia telah merasa kelelahan, baik secara emosi, mental maupun jasmani (Markus 5:25-34). Uangnya habis untuk berobat, bahkan Ia telah menghabiskan semua yang dimilikinya untuk mencari kesembuhan.

Menurut adat istiadat Yahudi dan hukum Musa, perempuan ini di pandang sebagai perempuan najis, baik secara rohani maupun secara jasmani.

Penolakan ini berlangsung bertahun-tahun, dan telah menguras semua harapannya. Namun dengan sisa-sisa kekuatan yang masih dimilikinya, ia menggunakan untuk mengangkat tanganya dan menyentuh jumbai jubah luar biasa Kristus.

Dan ternyata, sentuhan itu sudah cukup untuk menyembuhkannya! Tuhan melihat tindakan perempuan itu. Ia mengetahui imannya, dan Ia berhenti dan menemuinya.

Ada Kuasa yang “keluar” dari diriNya, itu sebabnya Dia bertanya: “Siapa yang menyentuh Aku?”

Bagaimana perempuan ini mempunyai kekuatan dan tekad untuk datang mendekat kepada Kristus?

Dari sudut pandang manusia, tampaknya sangat dapat dimengerti kalalu perempuan ini lebih baik pasrah saja, tetapi ternyata tidak.

Perempuan ini maju terus, karena merasa ada sesuatu di dalam dirinya yang mendesak begitu kuat untuk datang kepada Yesus. Apa yang terjadi? Dia berhasil mendapat kesembuhan itu.

Dalam doa ada harapan

Di dalam doa, kita menemukan harapan dan solusi untuk setiap permasalah hidup ini. Ia dapat melihat apa yang belum dapat kita lihat.

Tuhan tahu dengan tepat apa yang kita butuhkan dan kapan kita membutuhkannya. Apabila kita peka terhadap pimpinan Roh Kudus, doa-doa kita akan sesuai dengan kehendakNya.

Menurut anda, apa yang dilakukan Yosua dan bangsa Israel ketika mereka berbaris mengelilingi tembok raksasa Yerikho sebanyak tujuh kali?

Mereka tidak membicarakan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka bahkan tidak membicarakan keadaan yang sedang terjadi, melainkan saya percaya mereka bersatu dalam doa, mereka secara khidmat berkomunikasi dengan Tuhan yang Masa Kuasa yang sedang memimpin mereka menghadapi tantangan tembok Yerikho.

Hasil dari doa

Dan apa hasil dari doa mereka? Tembok raksasa Yerikho runtuh dengan dahsyat, rata dengan tanah oleh kuasa Tuhan yang dilepaskan melalui doa dan ketaatan Yosua dan umat Israel.

Dalam II Tawarikh 20, kita membaca adanya pasukan dalam jumlah besar yang telah berkumpul untuk menyerang Yehuda.

Alkitab mengatakan bahwa raja Yosafat menjadi takut ketika mengetahui pasukan besar yang datang untuk menyerang kerajaannya. Tetapi ia tidak lari ketakutan, yang melainkan mengambil keputusan untuk mencari Tuhan melalui doa dan puasa.

Raja Yosafat menyadari bahwa Yehuda hanya dapat diselamatkan dengan campur tangan Tuhan.

Yosafat berdoa,

“Ya Tuhan, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam surga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau.” (II Tawarikh 20:6).

Mengapa Berdoa? Tuhan sangat mengerti keadaan bangsa ini, Ia tahu dengan pasti apa yang akan terjadi, dan Ia telah mempunyai rencana tersendiri.

Jadi, apabila anda percaya bahwa Tuhan sanggup menolong anda, itu pasti terjadi!

Apa yang kita dapatkan melalui doa?

1. Doa mengembalikan fokus hati anda dan juga pola pikir anda kepada Tuhan.

Berdoalah setiap waktu … (Efesus 6:18)
Kata Yunani untuk “Berdoa” menunjukkan bahwa berdoa bukan sekedar membawa permintaan dan permohonan kita, melainkan juga berarti menyembah.

Kita tidak harus terus berbicara, kita juga harus mendengarkan Tuhan berbicara. Dan frasa “setiap waktu” menunjukkan bahwa kita bukan saja harus mempunyai sikap hati yang berdoa sepanjang waktu.

Kita juga harus mengambil setiap kesempatan untuk berdoa untuk diri kita, untuk orang-orang yang kita kasihi, dan untuk siapa saja yang berinteraksi dengan kita.

Pada saat krisis, hati dan pikiran kita mudah sekali terfokus pada kegelapan dan masalah yang menyesakkan.

Tetapi melalui doa hal itu dapat berubah. Doa dapat menyebabkan anda memandang Dia dan merasakan pertolonganNya, yang tidak pernah gagal dan tidak pernah mengecewakan.

Kalau pikiran anda terfokus pada Kristus, keresahan akan hilang dari hati anda dan anda akan dipenuhi oleh perasaan damai sejahteraNya yang melampaui segala akal.

Tetaplah berdoa. (1 Tesalonika 5:17). Tuhan menghendaki agar kita tetap berdoa, yang berarti doa harus menjadi sesuatu yang dapat kita lakukan sepanjang waktu dan dalam segala situasi.

Ini mungkin dilakukan karena ada berbagai jenis doa, bahkan doa di dalam hati, yang berkomunikasi di dalam hati kita dengan Tuhan.

Bila kita tetap dalam sikap doa, tidak ada yang dapat memisahkan kita dari Dia dan kita dapat terus berkomunikasi dengan setiap waktu.

2. Doa memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk terlibat sepenuhnya di dalam hidup anda.

“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” 1 Petrus 5:8.

Disini sangat ditekankan bahwa: Doa menghubungkan kita kepada Tuhan, dan Tuhan mengetahui strategi dan rencana pertempuran untuk mengalahkan.

Daud berkata tentang Tuhan, bahwa Ia “yang mengajar tanganku berperang” Mazmur 18:35.

Dengan perkataan lain, “Tuhan telah mengajar saya untuk bertempur dalam peperangan yang saya hadapi. Ia memberi saya kemenangan.”

Kita harus bersandar sepenuhnya kepada Tuhan seperti Daud bersandar kepadaNya:

“Allah. Dialah yang mengikat pinggangku dengan keperkasaan dan membuat jalanku rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit; yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melenturkan busur tembaga.  Kau berikan kepadaku perisai keselamatanMu, tangan kananMu menyokong aku, kemurahanMu membuat aku besar.  Kau berikan tempat lapang untuk langkahku, dan mata kakiku tidak goyah.  Aku mengejar musuhku sampai kutangkap mereka, dan tidak berbalik sebelum mereka kuhabiskan; aku meremukkan mereka, sehingga mereka tidak dapat bangkit lagi; mereka rebah di bawah kakiku.  Engkau telah mengikat pinggangku dengan keperkasaan untuk berperang; Engkau tundukkan ke bawah kuasaku orang yang bangkit melawan aku.  Kau buat musuhku lari dari padaku, dan orang-orag yang membenci aku kubinasakan.”  Mazmur 18:33-41.

Daud berkenaan kepada Tuhan

Daud adalah orang yang berkenan di hati Tuhan dan salah satu orang percaya yang luar biasa di dalam sejarah Perjanjian Lama. Ia tahu bahwa doa adalah medan peperangan yang nyata untuk semua masalah kehidupan.

Sepanjang hidupnya, apakah ia menjadi gembala, pahlawan, pelarian atau raja, Daud mempercayakan keamanan dan kecukupannya kepada Tuhan dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Ia terus berkomunikasi dengan Tuhan di dalam doa.

Sebagai apa dan siapapun kita, bantuan Tuhan pasti kita perlukan. Fakta membuktikan banyak orang sering mengabaikan kebenaran ini, sebab tidak jarang kita selalu ingin menyelesaikan masalah dengan cara kita sendiri.

Padahal Ia selalu rindu dan berusaha untuk membina hubungan yang intim dengan kita. Kadang dengan terpaksa Ia harus menggunakan penderitaan untuk mengalihkan perhatian kita kembali padaNya.

Ketika kita berseru kepadaNYa, Ia menjawab dengan membawa kita lebih dekat sambil mengajarkan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah yang sedang kita hadapi. Jadi jelas sekali, Tuhan selalu ingin terlibat di dalam segala aspek kehidupan kita.

3. Doa adalah sarana yang dapat membantu kita memahami kasih Tuhan.

“Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya akau berbicara.”

Efesus 6:18-20.

Doa adalah satu-satunya sarana komunikasi langsung kita dengan Tuhan. Doa harus dilakukan dengan cara yang khusus, dimana kita menyediakan waktu dan keluar dari kegiatan rutin kita, sambil mengakui kebutuhan ketergantungan kita akan Tuhan.

Dalam Injil Matius, Tuhan Yesus mengajarkan kita bagaimana harus berdoa (Matius 5:5-13). Tuhan Yesus juga memberi contoh kepada kita, agar menyediakan waktu khusus untuk menyendiri di dalam doa, bersaat teduh dan menyembahNya.

Mulai dengan pengakuan dosa

Doa yang benar, dimulai dengan pengakuan dosa. Ini berarti kita mengawalinya dengan mengakui dosa-dosa kita di hadapan Tuhan dan dengan penuh kesadaran kita membuat keputusan untuk berbalik kepadaNya.

Gunakanlah sarana ini semaksimal mungkin, sehingga kita semakin mengenal kasihNya. Jadi, mengapa kita harus berdoa?

Jawabnya adalah, karena doa adalah sarana terbaik yang kita miliki untuk dapat berkomunikasi dengan Allah yang dapat memberi pengharapan dan jalan keluar dalam segala hal.

Mengapa Berdoa? Selain itu, doa juga menuntun kita untuk berjalan masuk ke hadirat Tuhan di mana Ia sedang menunggu kedatangan Anda.

Pemazmur berdoa:

“Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka akupun selamat dari musuhku. Tali-tali maut telah meliliti aku, banjir-banjir jahanam telah menimpa aku, tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasand di depanku. Ketika aku dalam kesesakan, aku berseruh kepada Tuhan, kepada Allahku aku berteriak minta tolong; Ia mendengar suaraku dari baitNya, teriakku minta tolong kepadaNYa sampai ke telingaNya. Ia membawa aku ke luar ke tempat lapang, Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku.”

Mazmur 18:3-7, 20.

Mungkin saat ini anda sedang berpikir untuk menyerah, ingatlah, masih ada harapan. Tuhan memiliki jawaban atas semua permasalahan dan keputusan anda.

Tuhan tidak menolak doa

Tuhan tidak akan menolak doa-doa anda. Setiap doa yang anda sampaikan kepadaNya pasti mendapatkan tanggapan yang penuh kasih.

Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

Dan Allah yang menyelidiki hari nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.

Roh Kuduslah yang menguatkan doa kita dan membawanya ketingkat kesungguhan yang efektif dan mengalahkan iblis, dan dari kita Yakobus 5:16 kita tahu bahwa “doa yang dinaikkan dengan yakin” adalah doa yang sangat besar kuasanya!

Suatu gambaran yang mengagumkan dari kesatuan doa di Jemaat! Kita tidak berdiri sendirian. Kita harus berjuang sebagai satu kesatuan menghadapi musuh dan berdiri teguh.

Iman dan doa

Ketika kita menggabungkan iman kita bersama-samadi dalam doa, kuasa Tuhan dinyatakan untuk menyelamatkan, menyembuhkan, melepaskan, dan membebaskan kita.

Keluarga yang berdoa bersama, tetap bersatu. Dan jemaat yang berdoa bersama tetap bersatu untuk menaklukkan negeri ini bagi kemuliaan Tuhan.

Kita berjuang dalam pertempuran bersama Dia. Dan pada akhirnya, kita adalah umatNya dan Ia adalah Tuhan kita yang segera akan datang untuk menjemput kita mempelaiNya!

Amin ….

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *