Berkat Virus Corona Hidup Saya Jadi Normal
Virus Corona memberikan dampak yang kurang menguntungkan bagi kehidupan kita.
Sekolah-sekolah sepi karena diliburkan, gedung-gedung pertemuan sepi karena banyak even di batalkan, bandara sepi penumpang, tempat-tempat wisata sepi, hotel-hotel sepi pengunjung, gereja-gereja banyak ditutup diganti ibadah streaming, perekonomian mengalami perlambatan, banyak PHK, sebagian karyawan beberapa perusahaan hanya menerima separuh gaji.
Hubungan sosial dan keramah tamahan diinterupsi, satu dengan yang lain harus menjaga jarak. Orang-orang takut salaman dan cipeka cipeki. Mereka yang tertular virus corona harus diisolasi, dan mereka yang pernah kontak harus mengisolasi diri dan melakukan pemeriksaan.
Mereka yang tertular virus Corona tidak bisa diperlakukan seperti pasien penyakit kanker yang sekalipun mematikan tidak harus diisolasi. Karena setiap orang yang berdiri disekitar korban Virus korona dipastikan akan tertular dan bisa menyebar dengan sangat cepat kebanyak orang.
Kita terbiasa mengunjungi orang yang sakit, baik dirumah sakit maupun yang sakit dirumah.
Tujuan kunjungan orang sakit adalah memberikan dukungan rohani, semangat dan memberikan pengharapan kepada mereka bahwa Tuhan mengasihi mereka dan berdoa agar mereka akan sembuh.
Kunjungan sangat berarti bagi mereka yang menderita sakit.
Tetapi kunjungan seperti ini tidak bisa dilakukan kepada mereka yang tertular virus Corona. Mengadakan kontak fisik dan tatap muka dilarang keras. Jadi tidak ada kunjungan bagi penderita sakit virus Corona.
Membuat hidup tidak normal
Virus Corona membuat hidup kita tidak normal. Normalnya sekolah libur karena karena tahun ajaran sudah selesai, normalnya tempat-tempat wisata, mal-mal dan pasar ramai pengunjung. Normalnya Tempat-tempat ini tutup kalau jam operasional sudah selesai.
Tempat ibadah normalnya buka setiap hari atau paling tidak setiap minggu, normalnya tutup jika jam ibadah sudah usai.
Bahkan dalam kondisi bencana dan terror sekalipun gereja atau tempat ibadah tidak pernah tutup, justru pengunjung semakin bertambah.
Masih ingat ketika gedung kembar di Amerika di bom teroris, dilaporkan gereja-gereja penuh sesak oleh orang-orang yang mendadak bertobat.
Normalnya bandara itu ramai, apalagi kalau akhir pekan dan hari libur, maka tidak normal kalau bandara sepi.
Beberapa media melaporkan ketidak normalan penerbangan, beberapa pesawat terbang tanpa penumpang atau hanya beberapa penumpang. Akibatnya puluhan ribu pekerja hidup tidak normal, diliburkan tanpa gaji.
Kehidupan Kota-kota tidak normal
Dibeberapa Negara seperti China dan Italia sejak virus ini merajalela di Negara mereka, dengan terpaksa pemerintah membuat keputusan yang tidak normal dengan mengisolasi atau menutup beberapa kota sehingga kehidupan kota-kota tersebut menjadi tidak normal.
Jalan-jalan sepi bak kota mati, seperti tidak ada kehidupan, seperti yang terjadi di kota Wuhan di China dan di beberap kota di italia seperti kota Venesia.
Seorang pastor yang bernama Lukas Nurik menggambarkan dalam akun facebooknya, “saat ini Italia tengah bersedih, semua kota sepi seperti tak berpenghuni. Seluruh Italia menjadi zona merah akibat Covid-19.
“Corona virus telah memporakporandakan perasaan kami, melumpuhkan semua kegiatan Iman kami, perekonomian umat, perziarahan batin umat Tuhan dan semuanya serta segalanya,”
Pastor Lukas bahkan mengatakan, orang yang meninggal dunia pun tak bisa didoakan sebagaimana mestinya. Misa dan sakramen suci pun tak bisa dilaksanakan di Italia. Pastor juga tak bisa memberikan sakramen perminyakan untuk orang sakit.
Benar-benar situasi yang tidak normal.
Tadinya saya berharap ketidak normalan yang terjadi di China, Italia, Korea dan beberapa negara ini jangan sampai ke Indonesia. Ternyata sampai juga. Dalam tempo beberapa minggu saja sudah 117 orang yang positif tertular virus Corona.
Pemerintah pusat dan daerah bergerak cepat untuk langkah antisipasi dengan mengeluarkan kebijakan yang tidak normal, tujuanya untuk keamanan rakyat.
Keputusan itu langsung mengubah hidup normal menjadi tidak normal, seperti yang Pak Presiden katakan, sekolah dari rumah, beribadah dari rumah, bekerja dari rumah. Selain itu tanggap darurat diberlakukan sebagai bencana non alam.
Memang belum ada isolasi kota atau wilayah tertentu, tetapi itu sudah cukup membuat kehidupan masyarakat setengah normal bahkan sampai tidak normal. Jika situasi makin tidak nomal atau parah pemerintah bisa saja mengambil langkah isolasi seperti Negara lain.
Kita berharap badai ini segera berlalu supaya kita kembali hidup normal.
Walaupaun virus Corona telah membuat kehidupan masyarakat di banyak Negara tidak normal, sampai menelan ribuan korban tewas, puluhan ribu sakit, ekonomi lumpuh, dll, tetapi muncul harapan seiring persentase mereka yang sembuh jauh lebih tinggi dibanding mereka yang meninggal.
Membuat hidup jadi normal
Walaupaun virus Corona membuat situasi tidak normal, tetapi virus ini telah membuat cara berpikir banyak orang menjadi normal. Paling tidak banyak orang sadar betapa pentingnya kebersihan. Saya yang jarang mencuci tangan menjadi rajin cuci tangan.
Banyak orang menjadi sadar perlunya menjaga imunitas tubuh dengan pola hidup sehat.
Tentu saja kita berharap orang-orang yang suka makan makanan yang tidak normal seperti daging kelelawar, ular dan sejenisnya, yang mana disebut sebagai sumber virus Corona, berhenti konsumsi daging jenis ini. Untuk masa sekarang ini lebih aman konsumsi dari nabati.
Sekalipun virus corona menimbulkan ketidak normalan, tetapi virus ini membuat pikiran sebagian orang menjadi normal. Paling tidak banyak orang sadar bahwa manusia itu rentan dan tak berdaya menghadapi virus yang kasat mata Ini.
Maka banyak orang mengarahkan pandangan mereka kepada Tuhan. Ditengah keterbatasan manusia menangani virus ini, perlu kekuatan diluar manusia yaitu kuasa Tuhan.
Donald Trump presiden Negara adikuasa, yang dikenal kontorvesial, suka membuat keputusan dan kicauan yang tidak normal mendadak sangat normal. Dia menyerukan mengadakan hari doa nasional tanggal 15 Maret 2020.
Dalam kicauannya di Twitter, Trump mengatakan bahwa dalam perjalanan panjang sejarah AS, mereka tidak lupa untuk berserah kepada Tuhan.
“Sebagai negara, sepanjang sejarahnya, kita selalu meminta kekuatan dan perlindungan kepada Tuhan di masa seperti ini,”
“Tidak peduli di mana pun Anda berada, saya meminta Anda untuk berdoa menggunakan keyakinan Anda. Bersama, kita dengan mudah akan berhasil!”
Jauh hari sebelum Trump, Menteri kesehatan kita sudah mengajak berdoa supaya terhindar dari Virus Corona.
Mengapa harus berdoa?
Ternyata berdoa dapat membuat hidup kita menjadi normal kembali. Ditengah situasi yang tidak normal dan tidak terkendali ini, doa diperlukan untuk menetralisir ketakutan, kecemasan, kegalauan, serta meningkatkan imun iman kita untuk siap menghadapi kondisi yang lebih sulit.
1. Untuk kesehatan fisik dan jiwa
Sebuah studi yang dilakukan para ahli kejiwaan pada 2014, mempublikasikan temuannya di JAMA Networks Journal menyebutkan bahwa berdoa bermanfaat mencegah dan mengatasi stres.
Kekuatan doa bahkan bisa membuat seseorang terhindar dari risiko depresi serta masalah psikis lainnya.
Kekuatan doa bisa membuat seseorang jadi makin tenang, tak mudah putus asa, dan berpikir positif.
Berdoa juga bermanfaat bikin perasaan lebih bahagia
Sebuah studi yang dilakukan para ilmuwan di Harvard School of Public Health menyebutkan bahwa orang-orang yang religius dan gemar berdoa sesuai kepercayaan masing-masing umumnya memiliki umur yang panjang.
Mereka yang beribadah dengan tulus, sungguh-sungguh, umumnya akan hidup lebih sehat, tenang dan bahagia.
Orang-orang yang rajin berdoa meyakini bisa memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat. Pikiran yang senantiasa positif, hati yang tenang dan bahagia adalah salah satu alasan kenapa orang-orang yang rajin berdoa memiliki sistem kekebalan tubuh kuat.
Orang-orang yang gemar berdoa, sabar serta ikhlas juga bisa terhindar dari risiko jantung dan tekanan darah tinggi. (https://www.liputan6.com/health/read/3535034/4-manfaat-luar-biasa-berdoa-bagi-kesehatan)
2. Untuk kekuatan rohani dan mujizat
Dalam kitab suci diterangkan tentang kekuatan doa. Beberapa orang yang mengalami krisis dalam hidup berdoa.
Raja Daud ketika melarikan diri dari kejaran musuh-musuhnya yang hendak mencabut nyawanya, dia berdoa:
“Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.”
Nahum 1:7 mengatakan, “TUHAN itu baik; Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya..”
Contoh lain seperti, Nehemia berdoa ketika menghadapi krisis pembangunan tembok Yerusalem dan Tuhan menolong mereka.
Daniel berdoa ketika menghadapi krisis di Babilon dan Tuhan melepaskan mereka.
Elia berdoa meminta hujan dan Tuhan mengabulkan doanya dan kekeringan di Israel berhenti.
Ester bersama dengan Israel berdoa ketika menghadapi krisis di jaman raja Ahasyweros, TUhan menolong mereka.
Mereka semua berdoa untuk memohon kekuatan dan kelepasan terhadap krisis yang berada diluar jangkauan mereka. Dan Tuhan dengan senang datang memberikan pertolongan.
Krisis virus Corona yang dialami dunia saat ini mungkin diluar jangkauan kita, dan banyak orang hidup menjadi tidak normal, tetapi Tuhan sanggup menolong kita dan membuat kembali hidup kita normal.
Kekuatan doa digambarkan dalam Yakobus 5:15-16, “Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia… Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”
Jadi doa membuat hidup kita normal menghadapi krisis saat ini. Dengan percaya kepada kuasa Tuhan, kita tidak perlu cemas, stress, takut.
Oleh sebab itu dari banyak mengeluh, lebih baik banyak berdoa, dari pada sibuk mengkritik pemerintah dalam menangani virus Corona, mengapa tidak banyak berdoa untuk pemerintah?
Kutipan Para nabi dan raja hal 366
Berdoa seperti Nehemia berdoa pada saat kebutuhannya adalah suatu sumber yang dimiliki oleh orang Kristen di bawah keadaan bilamana bentuk-bentuk doa yang lain mungkin mustahil.
Para pekerja keras dalam perjalanan hidup yang sibuk, hampir dikacaukan oleh berbagai kebingungan, dapat menyampaikan permohonan kepada Allah supaya mendapat bimbingan Ilahi.
Dengan demikian orang-orang yang mengadakan perjalanan baik di laut maupun di darat, bilamana terancam bahaya yang besar, dapat menyerahkan diri mereka sendiri kepada perlindungan Surga.