Bebas dari Kerasukan Setan
Baca juga di Markus 1:32-34 dan Lukas 4:40
“Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.” Matius 8:16-17.
Tiga pemyembuhan pertama segera viral. Penderita kusta disembuhkan dalam perjalanan antara pegununangan dan kota Kapernaum.
Hamba perwira disembuhkan setelah tiba di kota. Dan ibu Petrus disembuhakan dirumah Petrus.
Rangkaian penyembuhan ini mendorong penduduk di wilayah itu untuk membawa lebih banyak lagi orang yang menderita kepada Yesus sore itu.
Tidak diketahui berapa jumlah persisnya, tetapi banyak. Kali ini bukan hanya orang-orang sakit, tetapi juga orang yang kerasukan setan.
Yesus mengusir setan hanya dengan satu kata, menunjukkan otoritasnya. Otoritas ini lebih lanjut ditekankan oleh pernyataan bahwa Yesus menyembuhkan semua orang yang sakit.
Ringkasan penyembuhan dan pengusiran setan ini, mengarah kepada penggenapan nubuatan Alkitab yang dicatat oleh Yesaya 53:4.
Maksud dari mujizat-mujizat ini adalah untuk menekankan otoritas-Nya sebagai mesias. Menunjukkan bahwa Dia berkuasa atas setan dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya.
Pada tiga penyembuhan sebelumnya, peranan iman berbeda-beda. Iman jelas terlibat dalam dua penyembuhan pertama, tetapi dalam kasus kedua, itu bukan iman hamba itu, tetapi iman perwira.
Dalam kasus ketiga, tentang ibu mertua Petrus, tidak ada indikasi iman siapa pun dalam penyembuhan itu.
Hal ini menempatkan kuasa dan pemeliharaan Allah berdampingan.
Tiga kisah orang yang disembuhkan: penderita kusta, seorang bukan Yahudi, dan seorang wanita, untuk menunjukkan belas kasihan Yesus bagi mereka yang tidak berdaya.
Penderita kusta secara agama najis dan terbuang dari lingkungan sosial dan keagamaan.
Perwira Romawi memiliki kekuasaan atas orang-orang Yahudi yang tanahnya diduduki, tetapi bukan orang Yahudi, tidak memiliki status agama.
Ibu mertua Petrus tidak ada masalah dengan status sosial-agama dan etnis, tetapi jenis kelaminnya menghalangi dia dari banyak hak istimewa yang hanya tersedia untuk laki-laki.
Dari ketiganya, tak satu pun yang bisa memasuki halaman Bait Suci, tempat pria Yahudi mempersembahkan persembahan mereka kepada Imam.
Namun orang-orang dari masyarakat pinggiran ini ditampilkan oleh Matius karena mereka seringkali yang lebih cepat menerima pekabaran kerajaan Surga.
Disini Matius menampilkan Yesus tidak hanya sebagai Mesias bagi semua bangsa tetapi juga sebagai model pelayanan yang membawa Mesias bagi semua bangsa.
Karena itu, pengikut Yesus harus mencintai dan melayani orang diluar mereka.
Mereka yang dirasuki setan menunjukkan bahwa setan terus-menerus mengendalikan seluruh kepribadian korban. Dan itu sangat menyiksa.
Dirasuk setan dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana satu atau lebih setan menghuni dan mendapatkan kendali atas manusia.
Setan dapat menyerang manusia secara rohani, mental, dan fisik.
Secara rohani manusia dirasuk setan, sehingga membuat agama palsu, pemujaan setan, okultisme, dan jenis amoralitas yang tak terhitung banyaknya, termasuk pembunuhan (Wahyu 9:20–21 ; 18:23-24).
Dalam dunia intelektual dan psikologis mereka mempromosikan hal-hal seperti doktrin palsu; kegilaan dan penyimpangan seks.
Banyak orang seperti orang kerasukan setan ini, yang melukai dirinya sendiri dan sedang membunuh diri.
Yesus tidak pernah menyalahkan seseorang karena sakit atau dikendalikan setan. Dia mengenali mereka sebagai korban kekuatan di luar kendali mereka sendiri dan perlu dibebaskan.
Bukan nasihat atau kutukan, penghakiman yang mereka perlukan…
Yesus menyembuhkan semua orang sakit yang datang pada-Nya. Menunjukkan bahwa ini tidak bersyarat. Tidak ada yang ditolak.
Saudara yang terkasih, tidak seorang pun dari kita yang layak untuk disembuhkan oleh Yesus, secara jasmani atau rohani!
Tetapi ini adalah kasih karunia yaitu pemberian yang murah hati.
Perhatikan Matius menulis, banyak orang yang kerasukan setan dan menyembuhkan orang sakit. Matius membedakan orang yang kerasukan setan dari semua orang yang sakit.
Intinya, di satu sisi semua penyakit adalah akibat dosa, tetapi tidak semua penyakit adalah akibat dari aktivitas setan.
Dengan kata lain Setan dapat menyebabkan penderitaan fisik, tetap tidak semua penderitaan fisik berasal dari setan.
Karena banyak penyakit terjadi karena bukan karena pekerjaan setan, tetapi karena gaya hidup yang salah.
Apapun penyakit dan keadaan yang kita alami saat ini adalah akibat dosa. Tetapi Yesus datang untuk menanggung akibat dosa ini dan membebaskan kita dari akibat dan kuasa dosa.
Karena itu, mari kita sabar dan bertahan dalam penderitaan yang kita alami. Karena tidak lama lagi, Ketika Yesus datang kedua kali, kita akan bebas dari lingkungan dosa.
Kita akan tinggal di dunia baru, tidak ada lagi sakit, dukacita, perkabungan dll. Semua karena Yesus!
“Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu..” Wahyu 21:1