Bahaya Ingin Menjadi Kaya di 1 Timotius 6:9

“Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.” 1 Timotius 6:9.
Arti perkataan, “Mereka yang ingin menjadi kaya jatuh dalam pencobaan..” Orang ini terus-menerus ( waktu sekarang ) membuat pilihan yang disengaja untuk mengumpulkan lebih banyak dan lebih banyak hal-hal materi agar bahagia dan merasa sukses.
Harap jangan salah paham karena tidak salah untuk memiliki uang dan kekayaan materi, tetapi salah untuk percaya pada hal-hal ini dan membiarkannya menguasai kita!
Seseorang telah berkata bahwa banyak masalah disebabkan oleh keinginan kita yang melebihi penghasilan kita.
Keinginan menjadi kaya ini bukan sekadar keinginan sesaat atau pilihan kebetulan, tetapi setelah mempertimbangkannya dengan matang ingin menjadi kaya.
Inilah pilihan hidup yang bertujuan – mengejar emas, bukan Tuhan! Jadi penenakan ayat ini ada pada kata INGIN.
Perhatikan baik-baik bahwa masalahnya bukanlah memiliki kekayaan, tetapi menginginkannya. Keinginan itu sendiri adalah perangkapnya.
Keinginan akan kekayaan dapat membuat seseorang menggunakan cara apa saja untuk mendapatkan tujuan tersebut, termasuk menipu, korupsi, eksploitasi berlebihan, dll..
Materialisme dapat memperbudak keinginan ( Mat 6:24 ). Kita tidak dapat melayani dua tuan sekaligus.
Dan boleh jadi Yesus Kristus adalah Tuhan kita, atau uang adalah tuan kita. Ini adalah masalah keinginan.
Jika Tuhan memberikan kekayaan, dan kita menggunakannya untuk kemuliaan-Nya, maka kekayaan adalah berkat.
Tetapi jika kita ingin menjadi kaya, dan hidup dengan pandangan itu, kita akan membayar harga yang mahal untuk kekayaan itu.
Orang yang hanya puas dengan hal-hal yang dapat dibeli dengan uang berada dalam bahaya besar kehilangan hal-hal yang tidak dapat dibeli dengan uang.
Kata INGIN dari kata Yunani boulomai, pengertiannya lebih dari sekadar menginginkan keinginan atau harapan terpenuhi.
Ia menyampaikan arti yang lebih kuat dari memilih satu hal di atas yang lain atau lebih menyukai satu hal di atas yang lain.
Boulomai (ingin) mengacu pada keinginan yang mapan, yang lahir dari akal sehat, bukan emosi, dan menggambarkan dengan jelas mereka yang bersalah atas dosa keserakahan.
Boulomai menggunakan bentuk present tense (waktu sekarang) yang menunjukkan keinginan terus-menerus dari orang-orang untuk menjadi kaya.
Itulah gairah pendorong mereka, “alasan hidup” mereka, tujuan hidup mereka, dll.
Yang jelas, keinginan untuk menjadi kaya jauh lebih berbahaya daripada kekayaan itu sendiri—dan bukan hanya orang miskin yang ingin menjadi kaya..
Orang kayalah yang paling menginginkan lebih banyak kekayaan.
Ada banyak orang yang sangat saleh dalam Alkitab yang kekayaanya luar biasa, seperti Abraham, Daud, dan Salomo.
Tetapi orang kaya yang saleh memiliki hati seperti Pemazmur dalam Mazmur 62:10
“Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya.”
Jika kekayaan bertambah, janganlah engkau memusatkan perhatian kepada kekayaan itu. Keinginan untuk menjadi kaya ini menggoda hati kita agar menjauh dari kekayaan kekal..
Keinginan untuk menjadi kaya benar-benar hanya dapat dipuaskan dalam Yesus Kristus, dan dipuaskan dengan kekayaan rohani daripada kekayaan materi. Segala sesuatu yang lain tidak mencukupi.
Kekayaan duniawi sering kali menghalangi kita untuk mengejar kekayaan surgawi.
Berfokuslah pada apa yang Anda miliki, bukan pada apa yang tidak Anda miliki.
Renungan: Apa yang dikataka Paulus kepada saya dalam ayat ini? Mengapa keinginan menjadi kaya dapat merusak pengalaman rohani kita? Kekayaan seperti apakah yang kita kejar sebagai orang beriman?
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now