Bagaimana menemukan makna hukum emas di Matius 7:12?

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi..” Matius 7:12

Setiap orang ingin menerima umpan yang baik dari orang lain. Tetapi tidak semua orang mau memberikan umpan yang sama kepada orang lain.

Kita ingin orang lain baik kepada kita, ramah, maka hal yang sama kita lakukan kepada mereka. Tentu banyak contoh yang bisa kita sebutkan.

Pernah seorang marah kepada tetangganya karena memutar musik keras-keras. Dia keluar dan menghardik tetangga depannya. Tidak ingin rebut, tetangga itu kecilkan volume musiknya.

Besoknya gantian dia yang putar music bahkan lebih keras volumenya. Tetangga yang mengalah itu hanya bisa geleng kepala dan mencoba menikmati suara musiknya yang keras itu.

Banyak ketidak harmonisan terjadi karena dipicu kepentingan sepihak tanpa mementingkan perasaan orang lain.

Yesus tahu sifat manusia berdosa yang cenderung hanya memikirkan diri sendiri dan mengabaikan perasaan orang lain.

Sering kita hanya mau orang lain menjaga perasaan kita, tetapi kita tidak menjaga perasaan orang lain juga.

Apakah hukum emas itu?

Karena itu pernyataan Yesus ini menjadi sangat penting, hingga diberi label sebagai hukum emas. Terserah kita mau memberikan istilah apa, yang pasti itu adalah rangkuman dari seluruh kitab para nabi dan hukum taurat.

Karena sejatinya, inti dari seluruh kehidupan adalah kasih. Kasih itu memperlakukan orang lain dengan baik, sebagaimana kita juga ingin diperlakukan.

Maka jika kita tau bahwa dimaki-maki itu tidak enak, maka kita tidak akan melakukannya untuk orang lain, bahkan ketika mereka menjengkelkan.

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”

Ini adalah prinsip timbal balik atau praktek bertukar sesuatu dengan orang lain untuk keuntungan bersama, yang merupakan penjumlahan dari ajaran etika Yesus tentang perlakuan kita terhadap orang lain.

Aturan Emas ibarat “pisau saku” yang selalu siap digunakan, bahkan ketika tidak ada waktu untuk meminta nasihat.

Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan! Dengan demikian, Yesus memberikan aturan yang dapat kita gunakan dalam ribuan kasus khusus untuk menentukan seperti apa kebenaran itu.

Melakukan kepada orang lain apa yang kita ingin mereka lakukan kepada kita adalah apa yang diajarkan oleh Hukum dan Nabi.

Perilaku ini memenuhi mereka (lih. Mat 5:17). Perilaku ini adalah kehendak Tuhan, dan murid Yesus harus melakukannya.

Yesus membuat pernyataan yang mirip pada awal kotbahnya..

“Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.” Matius 5:42

“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Matius 5:44

Sebenarnya versi “Aturan Emas” ini sudah ada sebelum Kristus, dalam tulisan para rabi dan bahkan dalam Hinduisme dan Budha.

Mereka menetapkan aturan ini sebagai perintah dalan bentuk negatif, seperti versi Rabbi Hillel,

“Apa saja yang kita benci, jangan lakukan kepada orang lain “

Yesus menempatkan perintah ini secara positif, dan mengatakan bahwa kita harus melakukan kepada orang lain apa yang kita ingin mereka lakukan kepada kita.

Bukan syarat keselamatan

Bagaimana kita memperlakukan orang lain tidak ditentukan oleh bagaimana mereka memperlakukan kita atau oleh bagaimana kita berpikir mereka seharusnya memperlakukan kita.

Tetapi oleh bagaimana kita ingin mereka memperlakukan kita.

Aturan Emas perilaku ini bukanlah prasyarat untuk keselamatan, karena tidak ada orang (kecuali Kristus) yang dapat mematuhinya dengan sempurna.

Yesus memerintahkan mereka yang sudah menjadi warga Kerajaan Surga untuk berusaha mengatur kehidupan pribadi mereka dengan standar ini, yang pada intinya jauh melampaui kebenaran para ahli Taurat dan orang Farisi!

Dengan kata lain, perintah Yesus menuntut standar tingkah laku yang melampaui apa yang biasanya diharapkan, perintah yang hanya dapat dipenuhi oleh mereka yang memiliki karunia Roh Allah.

Kasih sempurna Bapa surgawi tercermin dalam anak-anak-Nya ketika mereka memperlakukan orang lain sebagaimana mereka sendiri ingin diperlakukan.

Bagaimana kita bisa menerapkan Aturan Emas di tempat kerja kita?

Ilustrasi

Ada satu kisah yang diceritakan seorang pemilik usaha mengenai seorang karyawan yang mencuri dari perusahaan.

Pemiliknya, yang merupakan pengikut Kristus, bertanya kepada manajernya, “Menurutmu apa yang harus kita lakukan kepada dia?” yang ditanggapi oleh manajer, “Beri dia kapak!”

Orang Kristen yang menerapkan ajaran Yesus bertanya, “Seandainya dia mengakui kesalahannya dan setuju untuk membayar atas apa yang dia curi?

Mengapa kita tidak membiarkan dia bertahan dalam pekerjaannya? Bukankah itu cara Anda ingin diperlakukan?”

Manajer menjawab “Tentu, tapi itu bukan dunia nyata!”

Yesus memanggil kita untuk mengikuti aturan di dunia, yaitu dunia nyata. Aturannya menuntut integritas, tanggung jawab, dan akuntabilitas kita.

Bilamana ini dipraktekkan, karyawan akan lebih dapat diandalkan. Dalam hal ini para pengusaha menjadikan kesejahteraan pekerjanya sama pentingnya dengan menghasilkan keuntungan.

Hasilnya akan Lebih banyak orang keluar dari garis pengangguran.

Ini adalah aturan perilaku yang sangat komprehensif. Ini meminta kita untuk mempertimbangkan kepentingan orang lain serta kepentingan kita sendiri.

Itu memberi kita standar untuk menguji semua motif kita dan semua perilaku kita yang berkaitan dengan orang lain.

Kita seketika berpikir untuk bertukar tempat dengan orang yang tugasnya harus ditentukan, dan bertanya, “jika dia berada di tempat saya sekarang, dan saya berada di tempat dia, bagaimana saya ingin dia memperlakukan saya dalam kasus ini? ”

Penerapan aturan ini akan langsung menghentikan semua tindakan yang terburu-buru; karena itu memerintahkan kita untuk mempertimbangkan sesama kita dan mempertanyakan hati kita sendiri sebelum melakukan apa pun.

Itu akan membunuh semua keegoisan; karena itu memaksa kita untuk menganggap kepentingan tetangga kita sama persis dengan kepentingan kita sendiri.

Itu akan menuntun kita untuk menghormati orang lain; karena itu menempatkan kita dan mereka pada posis yang sama.

Berkat hukum emas

Penerapan aturan ini akan menghentikan semua ketidakadilan dan kesalahan; karena tidak ada di antara kita yang akan melakukan ketidakadilan atau kesalahan pada diri kita sendiri, dan kita harus memperlakukan sesama kita seolah-olah dia adalah diri kita sendiri.

Itu akan menuntun kita untuk mencari kebaikan tertinggi dari semua orang lain, karena kita pasti ingin semua orang mencari kebaikan kita.

Penerapan Aturan Emas ini secara menyeluruh akan mengakhiri semua konflik antara pemodal dan tenaga kerja;

Karena hal itu akan membuat sang majikan memiliki minat yang dalam dan penuh kasih pada orang yang dipekerjakannya, dan membuatnya memikirkan kebaikan mereka dalam segala hal.

Itu juga akan memberi setiap karyawan keinginan untuk kemakmuran majikannya dan minat dalam bisnisnya.

Itu akan mengakhiri semua perselisihan dalam keluarga, dalam komunitas, di antara bangsa-bangsa.

Penerapan sempurna dari aturan ini di mana-mana akan membuat surga; karena kehendak Allah kemudian akan “terjadi di bumi, seperti di surga.”

Lakukan sebagaimana kita ingin diperlakukan…

Hukum emas ini adalah prinsip sopan santun sejati..

Ukuran hukum emas adalah ukuran agama Kristen sejati; sesuatu yang lain daripada itu adalah suatu penipuan.

Suatu agama yang membawa manusia untuk merendahkan sesama insan, yang telah dinilai Kristus begitu berharga dan menyerahkan diri-Nya bagi mereka;

suatu agama yang akan membuat kita menjadi tidak peduli akan keperluan-keperluan, penderitaan-penderitaan, dan hak-hak manusia adalah agama palsu.

Dengan mengabaikan hak-hak orang miskin, orang-orang yang menderita, dan ocang-orang berdosa, kita sedang membuktikan diri kita pengkhianat kepada Kristus.

Itu disebabkan manusia menerima nama Kristus ke atas diri mereka, sedangkan dalam kehidupan, mereka menyangkal tabiat-Nya, sehingga agama Kristen mempunyai sedikit kuasa di dunia. Karena hal ini nama Tuhan dihujat. (Kotbah diatas bukit, 154).

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *