Asal Usul Paskah: Perbedaan Paskah Yahudi dan Kristen
Kalender agama Israel dibuka dengan Paskah dan Hari Raya Roti Tidak Beragi. Awalnya, dua hari raya ini berbeda satu sama lain.
Perayaan Paskah dimulai pada tanggal 14 bulan pertama, dan Hari Raya Roti Tidak Beragi dimulai pada tanggal 15, berlangsung tujuh hari sampai tanggal 21 bulan itu (Kel 12:15).
Karena hubungannya yang dekat, kedua hari raya itu dianggap sebagai satu dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Ulangan 16:1- 8; Mat 26:17; Markus 14:12; Lukas 22:1).
Nama “paskah atau Passover” (Pesah dalam bahasa Ibrani) diambil dari peristiwa, Ketika Tuhan “melewati” rumah-rumah orang Ibrani yang telah mengolesi tiang pintu rumah mereka dengan darah ketika Tuhan menghukum tanah Mesir:
“Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.”(Kel 12:13).
Selanjutnya, nama itu diberikan kepada domba Paskah yang akan dikorbankan setiap tahun untuk memperingati acara tersebut.
Paskah adalah festival Yahudi yang paling penting karena merayakan pembebasan bangsa Israel dari dominasi dan penindasan Mesir yang membawa kemerdekaan nasional dan kebebasan beragama bagi mereka.
Sampai hari ini, orang Yahudi merayakan Paskah sebagai Hari Raya Penebusan. Semua peringatan yang lain dalam kalender Yahudi berputar di sekitar peristiwa bersejarah ini.
Bahkan hari Sabat adalah pengingat bahwa “Engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.” (Ulangan 5:15).
Begitu pentingnya Paskah sehingga semua hari raya lainnya tanggalnya mengacu pada bulan Paskah yang Allah nyatakan sebagai “Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.”(Kel 12: 2).
Sebelum pembebasan Mesir, tahun baru dimulai pada musim gugur. Hal ini ditunjukkan dengan rujukan pada Hari Raya Penuaian yang terjadi “pada akhir tahun” (Kel 34:22), padahal menurut penanggalan agama hari raya itu jatuh pada tanggal 15 bulan ketujuh (Im 23:34).
Pembebasan Keluaran menyebabkan tahun baru dipindahkan ke musim semi bertepatan dengan bulan Paskah.
Paskah adalah yang pertama dari tiga hari raya di mana semua laki-laki di Israel harus menghadap Tuhan di tempat yang dipilih-Nya.
Dua hari raya lainnya adalah Hari Raya Tujuh Minggu dan Hari Raya Pondok Daun (Kel 23:14; 34:18-23; Im 23:4-22; Ul 16:16).
Perayaan Nubuatan
Paskah tidak hanya memiliki makna sejarah tetapi juga makna nubuatan karena menggenapi janji Allah kepada Abraham.
“Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya. Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak.” (Kejadian 15:13-14).
Paskah menunjukkan penggenapan dari perjanjian Allah dengan Abraham, diulangi kepada Musa. (Keluaran 6: 2-6)
Dalam hal ini, Paskah adalah perayaan tipologis , yang dirayakan untuk menggenapi perjanjian Abraham pada masa yang lalu di Keluaran. Namun penggenapannya masa depan setelah Israel menjadi satu bangsa.
Pentingnya Paskah
Beberapa referensi dalam Perjanjian Lama menunjukkan pentingnya paskah. Ini biasanya dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah Israel.
Misalnya, Bilangan 9:1-5 mencatat perayaan pertama Paskah yang dirayakan di padang gurun Sinai “pada bulan pertama tahun kedua sesudah mereka keluar dari tanah Mesir” (Bil 9:1).
Kelihatanyan ini menjadi satu-satunya Paskah yang rayakan di padang gurun. Sepertinya, berfunsgi untuk memimpin bangsa Israel ke dalam sebuah perjanjian pembaruan dengan Tuhan setelah kemurtadan mereka di kaki Gunung Sinai.
Penyebutan Paskah berikutnya dikitab Yosua setelah orang Israel menyeberangi sungai Yordan dan memasuki Tanah Perjanjian.
Ketika orang Israel tiba pertama kali di Tanah Perjanjian, hal pertama yang Yosua lakukan adalah menyunat semua laki-laki yang lahir di padang gurun (Yos 5:7-9).
Setelah mereka pulih dari sunat, mereka merayakan Paskah “Orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho.” (Yos 5:10-11).
Pada kesempatan bersejarah ini Paskah mengingatkan mereka tentang bagaimana Tuhan membebaskan mereka dari Mesir dan membawa mereka ke tanah perjanjian.
“Perayaan itu berfungsi sebagai peralihan ritual dari pengembaraan padang gurunke tempat tinggal yang tetap di tanah yang dijanjikan kepada mereka.”
Berabad-abad kemudian, Raja Yosia (c. 639-c. 609 S.M.) memprakarsai reformasi agama dengan membersihkan negara dari tempat-tempat berhala, menghancurkan altar Baal dan sisa-sisa kekafiran lainnya (2 Taw 34:3-7).
Pada puncak reformasi ini, Yosia pertama-tama memproklamirkan pembaruan Perjanjian dan memeteraikan deklarasi itu dengan memanggil orang-orang untuk merayakan Paskah. (2 Raja-raja 23:21-23).
Selama pembuangan di Babel, para pemimpin agama sangat ingin menjaga kesadaran beragama orang-orang, meskipun negara mereka dan Bait Suci telah dihancurkan.
Untuk itu, Yehezkiel mengeluarkan serangkaian peraturan tentang pemeliharaan perayaan Ketika nanti Bait Suci dipulihkan.
Mengenai Paskah ia menulis: “Pada bulan pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, kamu harus merayakan hari raya Paskah, dan selama tujuh hari. roti tidak beragi harus dimakan” (Ez 45:21).
Di dalam teks inilah Paskah dan Hari Raya Roti Tidak Beragi pertama-tama disatukan.
Sekitar lima puluh tahun setelah penghancuran Bait Suci, Kores, raja Persia, menaklukkan Kerajaan Babilonia.
Untuk menarik simpati, dia mengizinkan orang Yahudi untuk kembali ke Yudea untuk membangun kembali Bait Suci mereka. Ketika Bait Suci selesai di tengah banyak kesulitan, perayaan pertama adalah Paskah.
Untuk mereka sebagai orang buangan, paskah adalah perayaan yang paling tepat untuk dirayakan sebagai pembebasan Tuhan dari pembuangan.
Ezra menceritakan perayaan Paskah yang penuh sukacita dan menghubungkannya dengan hari raya Roti Tidak Beragi. (Baca Ezra 6:19-22).
Contoh-contoh ini mengilustrasikan bahwa Paskah berfungsi untuk merayakan titik balik penting dalam sejarah bangsa Israel.
Menjadi Perayaan Penebusan, maka itu berfungsi untuk merayakan tidak hanya pembebasan sejarah masa lalu dari Mesir tetapi juga campur tangan ilahi saat ini atas nama umat-Nya.
Baca Juga:
Hubungan Paskah dan Perjamuan Kudus
7 Makna Perjamuan Kudus dan Basuh Kaki
Paskah: Perayaan Pengharapan
Lebih dari perayaan lainnya, Paskah telah menghidupkan harapan penebusan di hati umat Allah di zaman Perjanjian Lama. Pada saat penindasan dan kesengsaraan, Paskah menantang umat Allah menantikan pembebasan dan pemulihan di masa depan.
Paskah berfungsi sebagai pengingat yang tetap akan tekanan yang ada di dunia antara penderitaan dan kegembiraan, penindasan dan pembebasan, kejahatan dan kebaikan, kesengsaraan masa lalu dan penebusan masa depan.
Paskah, sebagai perayaan pengharapan, menyatukan orang Yahudi dan Kristen dalam harapan penebusan yang sama.
Namun, ada perbedaan dalam sifat harapan. Bagi orang Yahudi, harapan akan penebusan adalah di masa depan yang bergantung pada kedatangan Mesias sebagai Anak Domba Paskah untuk membebaskan umat-Nya.
Untuk Umat Kristiani, pengharapan akan penebusan adalah realitas saat ini yang didasarkan pada Anak Domba Paskah yang telah dikorbankan untuk menebus umat-Nya.
Orang Yahudi menantikan kedatangan Mesias; Orang-orang Kristen melihat ke belakang dimana Mesias telah datang untuk mendirikan Kerajaan Kasih Karunia dan saat yang sama menantikan kedatangan-Nya kembali untuk mendirikan kerajaan kemuliaan.
Sumber: Samuele Bacchiocchi God’s Festivals in Scripture and History, Part I: The Spring Festivals, Hal 26-36