Arti, ” Persepuluhan dari Selasih..” di Matius 23:23-24
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.” Matius 23:23-24
Celaka lainnya yang ditujukan untuk para Ahli Taurat dan Orang Farisi adalah tentang persepuluhan.
Yesus tidak memerintahkan orang-orang Farisi dan ahli Taurat untuk mengabaikan persepuluhan, Dia memerintahkan itu kepada mereka..
Allah menetapkan bahwa sepersepuluh dari semua yang dimiliki seseorang harus diberikan kepada Tuhan untuk pekerjaan Allah yang berkelanjutan melalui orang-orang Lewi dan para imam (misalnya, Im. 27:30–33; Bil. 18:21, 24; Ulangan 12:5–19).
Nah, orang Farisi sangat teliti mengikuti perintah ini bahkan mereka juga memperluas perintah ini dengan memberikan persepuluhan dari tanaman kebun yang paling kecil seperti selasih, adas manis dan jintan.
Selasih, adas, manis dan jintan adalah tanaman herbal yang digunakan sebagai bumbu dapur, dan pada umumnya tidak dianggap sebagai hasil pertanian..
Karena ini bukan hasil pertanian, sebenarnya tidak perlu mereka memberikan persepuluhan dari tanaman ini. Namun karena ketelitian mereka, mereka juga memberikan persepuluhannya..
Biasanya mereka akan menanam dipot kecil yang ditaruh di jendela dapur. Setelah bertumbuh mereka mengambil daun dan bijinya.
Kemudian mereka akan menghitung jumlah daun dan bijinya. Mereka memisahkan yang kesepuluh untuk Tuhan..
Dan mereka sangat bangga akan akan diri mereka sendiri karena memperhatikan sampai detail yang paling kecil..
Tidak ada yang salah teliti terhadap hal-hal yang paling kecil. Namun yang menjadi masalah disini adalah hal-hal yang tidak penting mereka besar-besarkan dan mengecilkan hal yang penting..
Waktu mereka terlalu banyak tersita hanya untuk memikirkan hal-hal yang kurang penting. Sehingga mereka lupa melaksanakan inti daripada hukum Allah..
Mereka mengabaikan nafas hukum Allah yaitu keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan..
Mereka tidak memberikan keadilan kepada orang yang terzalimi. Kemurahan kepada orang yang bersalah. Dan memberikan kesetiaan kepada orang yang murtad..
Baca Juga:Arti Matius 23:14
Para pemimpin agama ini telah kehilangan pandangan bahwa tujuan dan tanggung jawab mereka kepada Tuhan adalah untuk mewujudkan kebenaran di dunia ini, bukan sekadar menjalankan aktivitas keagamaan.
Mereka terobsesi menghitung daun dan biji namun mereka acuh tak acuh terhadap etika dan moral dari Hukum Taurat. Kasih.
Dalam tradisi kerabian, mereka membagi hukum dengan dua kategori. Berat dan ringan. Tetapi dalam menempatkan bagian hukum, mereka suka terbalik-balik…
Hal seperti keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan masuk ke dalam kategori ringan dan mengangkat persepuluhan dari tanaman kebun ke dalam kategori yang lebih berat.
Saat Yesus menyinggung mengenai keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Dia sedang meningatkan mereka kepada Firman Allah yang tertulis di Mikha 6:8..
“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?”
Kenyataan yang terjadi sebaliknya, Ahli taurat dan Farisi, bersikap tidak adil, tidak jujur, tidak berbelas kasihan, brutal, tidak mau memaafkan, tidak baik hati, serakah, dan menganiaya orang lain.
Dan yang lebih buruk, mereka berjalan dengan penglihatan mata mereka, bukan dengan iman kepada Tuhan..
Mereka lebih percaya pada pekerjaan mereka sendiri daripada kasih karunia Tuhan.
Poinnya, Yesus tidak mencela persepuluhan mereka dari herbal. Itu pun diterima jika dilakukan dengan tulus dan iman..
Kalau mereka memberikan persepuluhan dari hal-hal yang tidak terlalu penting, tetapi jangan juga mengabaikan hal yang justru sangat penting. Nafas hukum itu. Kasih.
Itu sebabnya Yesus mengatakan, “Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan..”
Yesus melanjutkan dengan pepatah yang terkenal dikalangan mereka..
“Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan..”
Nyamuk dan unta masing-masing melambangkan binatang yang terkecil dan terbesar yang dianggap najis (lihat Imamat 11:4, 42).
Orang-orang Farisi kalau minum, gigi mereka ditutup untuk menyaring serangga kecil apa pun yang mungkin masuk ke dalam minuman mereka.
Mereka sangat khawatir jika mereka terkontaminasi oleh nyamuk kecil dibandingkan oleh unta yang sangat besar.
Yesus menunjukkan bagaimana mereka telah mengabaikan isu-isu yang jelas-jelas penting dan berfokus pada peraturan-peraturan kecil yang mereka buat..
Ini mungkin contoh paling jelas dari jenis kemunafikan yang menunjukkan ketidakkonsistenan dalam perilaku mereka.
Mereka hanya menuruti sebagian perintah Tuhan, Sebagian lain perintah manusia..
Poinnya, mari kita melakukan semua yang Tuhan perintahkan. Jangan mengabaikan Sebagian. Atau kita hanya melakukan apa yang cocok bagi kita..
“Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.”
Inti utama dari Hukum Allah adalah kasih dan belas kasihan..