Arti Mata adalah Pelita Tubuh di Matius 6:22-23
“Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.” Matius 6:22-23.
Ayat diatas adalah perluasan Matius 6:19-21, sehingga mata menjadi gambaran hati seseorang.
Disini, Yesus menceritakan sebuah perumpamaan singkat, yang prinsipnya sejalan dengan peringatan-Nya yang sering diulang-ulang,
“Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar” (Matius 11:15).
Simbol dan istilah dalam metafora ini adalah mata, lampu, tubuh, cahaya, dan kegelapan. Maknanya akan menjadi jelas saat kita membaca perumpamaan ini.
Mata adalah pelita tubuh, jadi jika mata kita jernih, seluruh tubuh akan penuh dengan cahaya.
Perhatikan bahwa mata sekarang menggantikan hati dalam Matius 6:21. Dalam Matius 6:22-23 Yesus melihat subjek umum yang sama dari sudut pandang yang sedikit berbeda.
Orang Yahudi menganggap mata sebagai jendela jiwa seseorang.
Oleh karena itu, apa yang dibiarkan masuk ke dalam pikiran dan kehidupan pemikirannya menghasilkan keinginan.
Dimana pada gilirannya menghasilkan tindakan dan perilaku seseorang, itulah yang mengungkapkan siapa orang itu sebenarnya.
Lampu atau pelita bersifat kiasan dan mengacu pada lampu tubuh, mata, satu-satunya saluran yang melaluinya cahaya masuk ke dalam tubuh manusia.
Saya suka menganggap mata sebagai gerbang atau pintu, sehingga apa yang kita buka yaitu gerbang atau pintu itu, memiliki akses yang siap ke tubuh kita.
Jika mata mu baik. Mata disina ada tunggal. Mata yang baik adalah melihat objek tidak berbayang atau dua, tetapi tunggal.
Kita yang punya pelihatan sudah kabur, melihat berbayang. Mata yang baik tidak ditandai dengan penglihatan ganda (bdk. Lukas 11:34).
Apa yang dilakukan mata? Memungkinkan seseorang untuk melihat jalan mereka, tetapi dengan “mata yang jernih” supaya berfungsi dengan baik.
Yesus menggunakan istilah “mata jahat” dalam arti kiasan, mengajarkan bahwa mata seperti itu mencoba untuk fokus pada kepemilikan duniawi (keuntungan materi) dan Tuhan.
Dan itu membingungkan atau “penglihatan ganda spiritual” atau berbayang dan mereka tidak dapat melihat jalan dengan jelas saat mereka menjalani hidup.
Maksud utama Yesus adalah bahwa orang percaya harus mempertahankan satu mata yang jernih, memberikan satu-satunya perhatian kita kepada Allah saja.
“Mata jahat” adalah pelit dan mengingini uang dan kekayaan dan menghasilkan kegelapan rohani.
Jadi, jika mata kita dapat melihat dengan jelas, seluruh tubuh akan memperoleh manfaat dari penglihatan sejatinya dan menjadi penuh cahaya (kebenaran).
Jika mata berfungsi dengan baik dan jernih, ia melihat baik jurang maupun jembatan yang mengarah ke seberang dengan aman.
Ini memandu seluruh tubuh menuju keselamatan sesuai dengan cahaya yang dilihatnya. Tubuh diterangi oleh cahayanya, bertindak sesuai dengan cahayanya, dan dipenuhi bahkan penuh dengan cahayanya.
Namun sebaliknya, jika mata kita buruk dan tidak dapat melihat dengan baik, seluruh tubuh kita akan penuh dengan kegelapan.
Akibatnya, kita tidak akan dapat melakukan yang baik. Jika mata kita buruk, seluruh tubuh kita akan berada dalam kegelapan, atau seperti yang Yesus katakan, penuh kegelapan.
Kegelapan merujuk kepada pikiran dan tindakan yang penuh dosa dan pilihan-pilihan yang salah.
Misalnya Abraham dan Lot dalam Kej 13:5-18 . Abraham melihat dengan “mata tunggal”. Mata di sini berbicara tentang pandangan hati.
Baca Juga:
Arti Mengumpulkan Harta di Sorga
Cara Berpuasa yang Benar Menurut Matius 6:16-18
Satu mata “tunggal” berarti mata yang tertuju pada hal-hal rohani. Kebalikan dari orang yang mendua hati dalam Yakobus 1:8.
Peringatan dari perumpamaan ini adalah: Jika kita menghabiskan hidup kita tanpa menyadari kerajaan-Nya dan hanya mengenali kerajaan dan kekuatan dunia ini, mata kita buruk.
Selanjutnya, seluruh tubuh kita akan diliputi kegelapan, karena kita akan menginvestasikan harta kita dan melelahkan diri dalam pengejaran yang sia-sia akan duniawi dan kesenangannya (Matius 6:2, 5, 16).
Hati kita dan semua harta kita akan dimakan ngengat, dihancurkan oleh karat, atau dicuri oleh pencuri (Matius 6:19). Uang akan menjadi tuan kita (Matius 6:24).
Namun, jika mata kita jernih dan memahami realitas kerajaan Allah maka seluruh tubuh kita akan hidup menurut kebenarannya yang mulia.
Itu akan membawa hati kita ke surga dengan menyimpan harta di surga (Matius 6:20-21). Dan itu yang dimaksud mencari dahulu kerajaan-Nya dan kebenaran-Nya (Matius 6:33).
Kita akan memiliki sudut pandang yang tepat terhadap uang dan harta benda, didalam terang dan bukan kegelapan. Itu akan membawa pada hidup dalam kedamaian—daripada hidup dengan cemas, mengkhawatirkan harta benda.