Arti Marah, Kafir, Jahil di Matius 5:21-22
Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Matius 5:21-22
Sebuah perusahaan pernah mengalami kerugian yang sangat besar karena seorang sopirnya yang hanya sekedar mendengar. Kepadanya disampaikan untuk mengirim barang ke kota Portland Oregon.
Tetapi dia pergi kirim barang ke Portland Maine. Itu dua daerah yang sangat jauh jaraknya. Akibatnya perusahaan rugi.
Untuk menghindari kerugian kita perlu menjadi pendengar yang aktif. Tidak hanya sekedar mendengar, tetapi juga mengamati dan meneliti.
Masalah banyak orang adalah hanya mendengar. Itu juga masalah pada orang-orang di jaman Yesus. Berkaitan dengan hukum yang sedang diterangkan Yesus dari Matius 5:17-20, dia mengetahui ketidakpahaman orang tentang hukum Allah.
Karena itu Yesus mengatakan, “Kamu telah mendengar..” kemungkinan mereka mendengar dari para ahli taurat dan farisi, yang reputasinya buruk. Seperti pelajaran kemarin, mereka mengajarkan tentang hukum hanya kulit luarnya saja.
Yesus mengambil contoh hukum yang mereka telah dengar, yaitu hukum ke 6 – jangan membunuh. Membunuh itu menghilangkan nyawa orang. Mematikan orang.
Bahasa Yunani, disebut phoneuo. Artinya membunuh seorang manusia secara tidak adil. Kata Ibrani untuk “pembunuhan” mengacu pada pembunuhan yang disengaja, bukan pembunuhan yang tidak disengaja. (Kel 20:13, Ul 5:17).
Seeorang yang secara sadar, telah merencanakan, memikirkan sebelumnya, dengan alasan apa saja untuk menghabisi nyawa, mematikan hidup seseorang.
Hukuman untuk Tindakan itu dijelaskan dalam Kejadian 9: 5,6, “Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia.” Nyawa dibayar nyawa.
Sekarang Yesus memperluas dan memperdalam arti membunuh tanpa harus mencabut nyawa seseorang. Ketiganya adalah marah, berkata kafir dan berkata jahil kepada orang.
Dalam terjemahan KJV ayat ini lebih jelas , “But I say unto you, That whosoever is angry with his brother without a cause….(tanpa alasan). Marah tanpa alasan.
Jadi marah tanpa alasan yang jelas adalah dosa terhadap sesama..sebab satu-satunya alasan kemarahanya adalah karena benci, dendam.
Maka, ketika kita marah tanpa alasan, kita telah membunuh jiwa, semangat dan psikologisnya. Kemarahan tanpa sebab bukan hanya tidak dapat dimaafkan tetapi juga merupakan kejahatan.
Kemarahan adalah hal yang bodoh. Itu membuat kita menjadi perusak. Membenci seseorang berarti melakukan pembunuhan di dalam hati kita (1 Yohanes 3:15).
Dalam Bahasa Yunani kata yang digunakan, “orgizo” artinya Marah, geram atau terprovokasi dan itu kemarahan manusia dan setan.
Orgizo menggambarkan kemarahan yang mendidih yang dipupuk dan tidak dibiarkan mati. Hal itu terlihat dari dendam yang membara, kepahitan membara yang tak mau memaafkan.
Kemarahan itulah yang memelihara kebencian dan tidak menginginkan rekonsiliasi. Jika kita kita harus marah, marahlah seperti Yesus, yaitu Ketika kebenaran, keadilan diinjak-injak.
Kemudian kata “kafir” dalam dalam terjemaha sehari-hari disebut memaki. Bahasa Yunani adalah rhakah artinya orang yang tidak berharga.”
Jadi kalimat, “siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir!..” Artinya adalah mengata-ngatai orang lain atau memaki orang dengan kasar, dengan penekanan suara yang tidak enak..itu adalah pembunuhan..
Dalam pengertian itu Raca mengungkapkan penghinaan yang tidak manusiawi yang berusaha untuk melucuti martabat seseorang dengan memandang mereka sebagai tidak berharga!
Mengatakan “Raca” kepada seseorang sama saja dengan mengatakan, “Dasar bodoh!“ Raca — itu setara dengan pembunuhan di mata Tuhan.
Jadi menghina seseorang, apakah itu fisiknya, suku, kebangsaanya, keluarga, anaknya, dll, itu adalah pembunuhan non fisik.
Yesus mengatakan, orang yang menghina sesamanya harus dimasukkan ke neraka. Kenapa? Karena setiap manusia diciptakan menurut gambar Tuhan.
Tuhan tidak pernah menggunakan kata itu menghina kita. Tetapi dia mengasihi kita. Menghina sesama manusia sama dengan menghina Tuhan yang telah menciptakannya.
Lalu kata “ jahil” dalam terjemahan sehari-hari adalah kata “Tolol” atau KJV “Fool” (Bodoh)..dlm bhs yunani = Moros artinya bodoh (stupid)..
Baca Juga:
Arti Aku Datang untuk Menggenapi di Matius 5:17-18
William Baclay dalam komentarinya mengatakan, “Mengucapkan sesuatu yang menghina merupakan sesuatu yang lebih buruk, dan kata-kata yang sembrono atau jahat yang menghancurkan nama baik seseorang adalah yang terburuk dari semua..”
Kata moros “mengungkapkan bentuk penghinaan yang lebih serius daripada Raca. Raca mengungkapkan penghinaan terhadap kecerdasan manusia = Anda bodoh!
Moros, Lebih banyak mengungkapkan penghinaan terhadap hati dan karakternya = Anda bajingan. Bahasa kita adalah fitnah.
Yesus menganggap ini sebagai pelanggaran tertinggi melawan hukum kemanusiaan.
Kristus di sini menunjukkan kepada kita bahwa perintah, “Jangan membunuh,” berhubungan dengan amarah, dengan kata-kata marah, kata cemoohan.
Untuk menjauhkan diri dari dosa pembunuhan, salomo memberikan rahasianya, “Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai.” Amsal 17:14
Kita harus siap untuk meredam dan mengakhiri pertengkaran dan ketidaksepakatan, agar tidak berangsur-angsur mengarah pada kejahatan yang lebih besar.
Dia yang mengalahkan amarahnya mengalahkan musuh yang paling kuat.
Mari kita memelihara kehidupan, dengan menjaga amarah kita. Kata-kata kita. Jangan bunuh saya dengan kata-katamu.
Jadi membunuh adalah Ketika kita marah tanpa alasan, menghina ciptaan Tuhan dan memfitnah orang atau mencemarkan nama baik seseorang.
Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya. Amsal 29:11