Pastordepan Media Ministry
Beranda Renungan Arti Kasih Tidak Menyimpan Kesalahan Orang (1 Korintus 13:5d)

Arti Kasih Tidak Menyimpan Kesalahan Orang (1 Korintus 13:5d)

“..tidak menyimpan kesalahan orang lain…” 1 Korintus 13:5d

Dalam setiap pertandingan sepak bola misalnya, juri akan mencatat skor dalam bentuk angka. Berapa kali gol. Berapa kesalahan yang dilakukan setiap pemain.

Berapa kali offside. Berapa kartu kuning dan kartu merah. Semua dicatat untuk dapat dilihat kembali dan sebagai dokumen.

Ayat hari ini bahwa kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain itu seperti seorang juri yang tidak mencatat skor pertandingan.

Kasih tidak menyimpan daftar dosa atau kesalahan orang lain dalam catatan terlebih pikiran kita. Sebab itu dapat merusak pengalaman rohani kita.

Kata tidak menyimpan kesalahan dari kata logizomai dari logos = alasan, artinya memikirkan sesuatu dengan cara yang terperinci dan logis.

Idenya adalah menyibukkan diri dengan perhitungan (dalam hal ini kesalahan yang dilakukan pada diri sendiri).

Logizomai memberikan gambaran verbal seorang pemegang buku yang membalik halaman buku besarnya untuk mengungkapkan apa yang telah diterima dan dibelanjakan.

Dia mampu memberikan laporan yang tepat dan memberikan daftar terperinci. Itu adalah praktik yang baik dalam akuntansi tetapi tidak dalam hubungan interpersonal!

Melakukan hal itu tidak mencerminkan kasih yang dipenuhi Roh Kudus.

Nah, apakah Anda menyimpan daftar orang-orang yang telah berbuat salah kepada Anda? Berhati-hatilah karena tidak mengampuni akan menimbulkan kepahitan..

Dan akhirnya Roh Kudus akan berduka dan Anda tidak akan dapat mengambil bagian dalam kebenaran dan sukacita Tuhan.

Kasih tidak mencatat kejahatan, ia tidak menyimpan dendam, dan tidak menyimpan kedengkian.

Salah satu seni hebat dalam hidup adalah mempelajari apa yang harus dilupakan.

Kasih tidak mencatat kesalahan, meskipun ada banyak kesempatan untuk melakukannya.

Saya mengenal seorang pria yang benar-benar menyimpan daftar tertulis tentang hal-hal buruk yang telah dilakukan orang kepadanya.

Pria itu adalah salah satu orang paling menyedihkan yang pernah saya kenal. Dia terus terusan membicarakan tentang segala sakitnya hatinya dalam setiap kesempatan.

Guratan wajahnya menunjukkan betapa dia tenggelam dalam kepahitan dan dendam karena menyimpan setiap kesalahan dalam pikirannya.

Banyak orang menyimpan daftar mental tentang penghinaan yang telah mereka derita. Mereka tidak pernah melupakan apa yang terjadi di masa lalu.

Mereka berkutat pada masa lalu, mereka hidup di dalamnya, mereka bergejolak di dalamnya, dan sebagai hasilnya, mereka membiarkan masa lalu membentuk masa kini dan masa depan mereka.

Namun, cinta sejati memiliki kenangan buruk tentang kesalahan yang telah dilakukan padanya.

Cinta cepat menekan tombol Delete. Cinta selalu siap untuk berkata, “Aku melupakannya dan aku tidak akan mengungkitnya lagi.”

Kasih tidak menyimpan buku catatan untuk mencatat kesalahan. Kasih lupa untuk menagih kesalahan apa pun yang dilakukan pada dirinya sendiri.

Kasih tidak marah pada saat itu, juga tidak menyimpan dendam dalam dendam sesudahnya.

Sepasang suami istri yang telah menikah selama 15 tahun mulai mengalami lebih banyak perselisihan daripada biasanya.

Lalu mereka ingin memperbaiki pernikahan mereka dan menyetujui ide yang diajukan sang istri.

Ide istrinya untuk memperbaiki hubungan adalah, selama satu bulan, mereka harus mecatat setiap tindakan yang salah dari mereka masing-masing dan memasukkan kertas catatan itu ke dalam kotak “Kesalahan”.

Kotak-kotak itu akan menjadi tempat untuk saling memberi tahu tentang kekesalan yang mereka alami sehari-hari.

Sang istri setia hari raji menulis di kertas kesalahan suaminya. Apa pun dia tuliskan seperti: “meletakkan tutup jeli di atas toples,”

“handuk basah di lantai kamar mandi,”

“kaus kaki kotor tidak di dalam keranjang,” dan seterusnya hingga akhir bulan.

Setelah makan malam, di akhir bulan, mereka bertukar kotak. Sang suami membaca setiap kesalahannya yang ditulis istrinya dan merenungkan kesalahan yang telah diperbuatnya.

Kemudian sang istri membuka kotaknya dan mulai membaca. Semua tulisan dalam catatan suaminya sama. catatan di setiap lembar kertas untuk istrinya adalah, “Aku mencintaimu!”

Jadi tidak ada catatan tentang kesalahan istrinya, tetapi tentang cinta kepada istrinya tidak peduli apa pun kesalahan yang dilakukannya.

Cinta tidak menyampan kesalahan, namun mengampuni dan melupakannnya.

Kita paling mirip binatang saat kita membunuh. Kita paling mirip manusia saat kita menghakimi. Kita paling mirip Tuhan saat kita mengampuni.

Sejauh mana Anda dapat membayangkan pengampunan Tuhan atas Anda, sejauh itu pula Anda akan diberikan kapasitas untuk memaafkan orang lain.

Jadi hentikan mencatat skor!

Renungan: Apa yang dikatakan ayat ini kepada saya tentang kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain?

Apa akibat buruk yang terjadi, khususnya terhadap pengalaman rohani kita bila kita menyimpan terus kesalahan orang dalam pikiran kita?

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 pelajaran Alkitab

Iklan