Arti Kalimat “Menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya”

Baca Matius 16:25-26

“Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” Matius 16:25-26

Mahalnya harga pemuridan membuatnya tidak popular. Tidak banyak orang yang mau membayar harganya. Bayarnya bukan dengan uang, tetapi nyawa.

Maka banyak orang pikir-pikir untuk menjalaninya. Apakah maksud barangsiapa yang mau menyelamatkan nyawanya?

Seseorang yang mencari terlebih dahulu hal-hal dari kehidupan sekarang, melupakan “kerajaan Allah, dan kebenarannya”

Maksud Yesus adalah jika seseorang hidup hanya untuk kehidupan sementara ini, kehidupan masa depan mereka akan hilang selamanya!

Ini menyatakan melaksanakan motif dan keinginan untuk menghindari pemuridan yang penuh resiko demi meraih hidup sementara yang mungkin lebih menyenangkan dan minim resiko.

Mereka hidup untuk menyelamatkan hidup mereka! Mereka menghargai yang sementara dan kehilangan akan kehilangan hidup kekal.

Barangsiapa yang mau menyelamatkan nyawanya adalah Keinginan dan pilihan yang dibuat untuk menolak panggilan Yesus untuk pemuridan.

Jadi poinnya bahwa jika seseorang datang kepada Yesus maka akan datang penolakan dari orang banyak. Kemungkinan dibenci, dikucilkan, dianiaya bahkan dibunuh.

Jika seseorang lebih mengutamakan kenyamanan hidup, maka tidak mungkin dia akan menjadi seorang murid Yesus dan tidak akan diselamatkan.

Orang yang bersedia mengambil risiko penolakan akan merespons dan menemukan kehidupan sejati.

Sebagai manusia kita mempunyai kecenderungan untuk menyelamatkan hidup kita dengan egois, berpuas diri, rutinitas..

Kita bisa memanjakan diri dengan kesenangan dan selera kita dengan menikmati kenyamanan, kemewahan, dan kemudahan, dengan hidup untuk saat ini..

Kita menjual bakat terbaik kita kepada dunia dengan imbalan keamanan palsu selama beberapa tahun hidup kita.

Tetapi pada saat itu juga, kita kehilangan nyawa kita, yaitu, kita kehilangan tujuan hidup yang sebenarnya.

Siapa pun yang mempertahankan kehidupan dengan egois akan kehilangannya.

Hidup itu seperti pasir: semakin kuat seseorang menggenggamnya, semakin cepat ia mengalir melalui jari-jarinya. Harus ada pengorbanan tanpa pamrih.

Seorang yang memutuskan “untuk menyelamatkan hidupnya,” untuk menjaga kepentingan pribadinya dengan menjauhkan diri dari Kristus dan tuntutan pengorbanan diri-Nya…

Hasil yang pasti adalah dia akan “kehilangan nyawanya” atau menghancurkan hidupnya.

Tindakan mempertahankan dirinya akan mengakibatkan kehancuran kesejahteraannya yang lebih tinggi.

Dengana demikian, arti kalimat, ”barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya…”

Hidup hanya untuk menyelamatkan kehidupan duniawi, fisiknya, kemudahan dan kenyamanannya serta penerimaannya oleh dunia, akan kehilangan kesempatannya untuk kehidupan kekal.

Sebaliknya, barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Itu adalah jaminan dari Yesus.

Itu adalah kesiapan untuk menyerahkan kehidupan duniawinya dan menderita dan mati, demi Kristus, akan menemukan kehidupan yang kekal.

Semua kita punya pilihan dan kita bisa membuatnya untuk hidup bagi dunia atau Tuhan.

Murid sejati bersedia membayar berapa pun harga yang diminta oleh kesetiaan kepada Tuhan.

Harganya bisa saja menderita martir seperti Paulus atau menanggung kelelahan fisik dan penyakit dalam pelayanan seperti yang dialami Epafroditus.

Ketika kita bersedia memikul Salib, itu mencakup kerelaan meninggalkan kenyamanan diri, rasa aman, sumber daya pribadi, kesehatan, teman, pekerjaan, dan bahkan kehidupan.

Hidup bagi dunia kita pasti akan mati dalam kematian kekal. Hidup bagi Tuhan kita juga pasti akan mati. Bedanya, kematian kita mendapat jaminan dari Yesus: Hidup Kekal.

“Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”

Bagikan:

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *